Doa untuk Pajak yang Berkah-
Di gedung megah kau bersidang,
Dengan gaji dari keringat rakyat yang terbadai.
Tapi lihatlah rumah mewahmu berdiri,
Tas bermerk di bahu, seakan harga tak berarti.
Kau bicara soal kesulitan kami,
Sementara kau hidup bagai di surga sendiri.
Pajak kami kau jadikan harta,
Sementara rakyat gigit jari, menahan lapar.
Wakil rakyat? Atau wakil diri?
Di kursi nyaman, kau lupa janji.
Jika gaji kami sesuap nasi,
Kau malah sibuk menimbun asasi.
Hati-hati, wahai yang diberi amanah,
Allah Maha Adil dan Mengetahui
Jika rakyat sudah tak lagi percaya,
Gerbang keadilan akan mengguncang singgasana.
Bismillah...
Wahai Rabb, pemilik segala harta,
Dengarkanlah doa hamba-Mu yang resah,
Pajak yang kami setor dengan keringat,
Jadikanlah ia jalan kebaikan, bukan cela.
Jangan biarkan ia mengalir sia-sia,
Untuk tas mewah dan pesta pora,
Sementara rakyat menahan lapar,
Anak-anak terlantar, tak sekolah lagi.
Ya Allah, pilihkan pemimpin yang amanah,
Yang tak tamak, yang tak lupa diri,
Yang gajinya cukup, tak korupsi lagi,
Yang bekerja untuk rakyat, bukan untuk kantongnya.
Jika ada yang memakan hak orang miskin,
Gantikanlah hati mereka dengan taqwa,
Atau gantikan mereka dengan yang lebih baik,
Yang tak menjual janji, yang tak khianati rakyat.
Wahai Dzat yang Maha Adil,
Luruskan niat para pengurus negeri,
Agar pajak kami tak jadi laknat,
Tapi berkah, untuk semua yang merindukan keadilan.
Aamiin, ya Rabbal ‘alamin...
Di tengah gelombang zaman yang ganas,
Rakyat kecil tetap bertahan,
Berkeringat di bawah terik,
Menghitung hari dengan harap tipis.
Harga naik, gaji tak cukup,
Tapi langkah tak pernah surut,
Kau pikir kami diam terbelenggu?
Dalam hati, api masih menyala.
Kami bukan angka dalam laporan,
Bukan sekadar suara pemilu,
Kami darah yang mengalir di jalan,
Rakyat yang bekerja, demi hidup, bangkit, berjuang penuh peluh pilu.
Wahai Yang Maha Adil,
Dengarkan rintihan hamba-Mu,
Berilah keadilan yang nyata,
Bukan retorika, bukan fatamorgana.
Jika pemimpin lupa pada tanggung jawab,
Ingatkan mereka dengan suara kami,
Atau gantikan dengan yang lebih baik,
Yang takut pada-Mu, bukan pada kuasa.
Kami percaya, Engkau tak pernah tidur,
Setiap air mata Kau hitung,
Setiap ketidakadilan Kau catat,
Dan keadilan-Mu pasti tiba.
Aamiin, ya Rabb…
Semoga puisi ini menjadi pengingat dan doa bersama agar kekayaan negeri digunakan dengan benar.
Semoga para wakil rakyat bukan hidup mewah dari uang rakyat, sementara banyak orang masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Mari terus mendoakan kebaikan bagi bangsa dan rakyat yang terus berjuang. Semoga Allah berikan kekuatan dan keadilan sejati. Dan belajar tentang keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak dan hikmah Allah.
QS Al-Qamar (54:49):
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir)."
Hadis tentang Iman:
"Beriman kepada qadar (takdir) baik dan buruknya adalah bagian dari iman." (HR. Muslim)
Comments
Post a Comment