5 Guru Kecilku

 


Mereview buku yang sudah lama dibeli, sekalian dibaca lagi. Judul buku 5 Guru Kecilku bagian 1, penulis Kiki Barkiah, penerbit Mastakka Publishing, Bandung, 2015, cetakan kedua, 250 halaman. Aku beli buku ini tahun 2015.


Buku ini merupakan kumpulan kisah berhikmah seputar pengasuhan anak, ada di halaman kedua. Buku yang ditulis, Teh Kibar (Kiki Barkiah) seputar pengasuhan  5 anaknya. Saat ini, anaknya berapa sudah lama tidak update ke facebook Teh Kibar. 


Lagian juga Facebook kalau tidak berinteraksi ya gitu, tenggelam lah pertemanannya. bagus deh, berarti harus sering-sering berinteraksi, apa gunanya Facebook kalau tidak ada interaksi pertemanan, cakep-cakep memanajemen waktu untuk menggunakan media sosial. 


Kalau lagi sibuk dengan kegiatan yang prioritas hari itu ya tergeser juga. Kecuali memang masuk agenda harian yang waktunya sudah terjadwal dan terukur.


Ada 35 kisah di buku ini, ada judul, “Saat Pemalu Mogok Sekolah”, tentang puteranya, Ali,yang tidak mau sekolah “Sunday School”, pelajaran Bahasa Arab, yang memang harus berjuang sendiri karena tidak dibantu oleh orang tuanya, dengan bantuan google translate. 


Ali merasa berat menjalankannya, dan mulailah Teh Kibar memberi pengertian dan pemahaman dimana melibatkan Allah di setiap pengertian yang diberikan kepada anaknya. 


Dan juga selain berdialog, berkomunikasi, Teh Kibar juga melakukan negoisasi yang dapat diterima dengan baik oleh kedua belah pihak. Teh Kibar mendengar perasaan anak serta bersama-sama memutuskan solusi tadi.  


“Berdamai dengan perbedaan itu perlu, namun jika jalan yang dipilih anak jauh dari tujuan orang tua menuju surga, disinilah otoritas orang tua dapat berbicara.”


Buku ini menarik menurutku, karena aku suka baca buku tentang pengasuhan yang dibangun berdasarkan kisah nyata pengalaman penulisnya membersamai pengasuhan anak-anaknya. 


Dan Teh Kiki  membersamai lima anak dan bekerja di ranah domestik, juga praktisi , buku ini pun disertai solusi yang memang aku sadar tidak sama dengan keadaan lapangan dari karakter anak-anakku di rumah, tetap buku tersebut memberikan hikmah dan ibrah (pelajaran) untuk ku.


Wahai Anakku, Inilah Pesan Ummi Tentang Hakikat Belajar”, adalah judul kisah pengasuhan yang juga terdapat dalam buku ini. Teh Kiki menuliskan momen kebersamaan nya dengan ana-anak ketika home schooling, dalam sesi pengetahuan umum, tentang kondisi bumi yang semakin memanas yang menyebabkan es di kutub mencair dan membuat air laut semakin tinggi serta dataran semakin sempit. 


Aku kagum karena usia anak-anak Teh Kiki beragam, sulit untuk memberikan pemahaman tentang topik tersebut dengan perbedaan usia di antara anak-anak Teh Kiki, akan tetapi Teh Kiki dengan caranya menjelaskan dengan gaya yang tidak biasa, sehingga kegiatan belajar menjadi seru.


“LIFE sor STUDY and STUDY for LIFE, and that’s all for Allah”

-The Kiki-


Kisah pengasuhan lain, dengan judul “Generasi Tanpa Ayah”, yang saat ini pun tema dan topik itu masih laris manis dirubung oleh orang tua dalam belajar pengasuhan.  


Teh Kiki yang masih di Amerika mengikuti pengajian yang didatangi oleh tamu dari Indonesia yaitu Kak Abik (Habiburrahman Elshirazi), dan dalam kesempatan itu the Kiki bertanya kepada Kang Abik, “Bagaimana agar anak-anak kita tidak menjadi generasi tanpa ayah?, jawaban dari Kang Abik, dituliskan membuat teh Kiki terkesan, selengkapnua bisa dibaca bukunya ya, he..he...he.


“Ummi mau bantu bapak agar bapak kelak bisa mempertanggungjawabkannya di depan Allah. Tap ummi ga sanggup kalo sendirian, karena bagaimanapun itu tanggung jawab bapak.”

“Alhamdulillah sejak saat itu bapak melipatgandakan kekuatan untuk “turun langsung” mendidik ana-anak, terutama Ali yang sudah masuk fase remaja. Masa dimana ia sudah membutuhkan sentuhan langsung Pendidikan dari ayahnya.”

-Teh Kiki-


Pengasuhan anak pun perlu komunikasi antara suami dan istri. 


Semoga membuat diri ku khususnya, semangat membersamai anak-anak di rumah. Dan semoga bermanfaat untu sobat readers.

 

 

 

Comments

Popular Posts