Prasangka



Saat langkah-langkah kecil tak terdengar,

Ada cerita yang tak pernah disuarakan,

Tatapan mata yang kosong, mungkin menyimpan duka,

Senyum yang lebar, mungkin menutupi luka.


Kita tak tahu badai di dalam jiwa,

Yang mereka lalui tanpa jeda,

Hati yang lelah, rapuh dalam senyap,

Namun berdiri, tetap tampak tegar di depan.


Mengapa buru-buru menilai?

Mengapa mudah menghujam prasangka?

Padahal kita buta akan beban yang mereka pikul,

Dan tak mendengar isak dalam sunyi yang sulit dicerna.


Mari berprasangka baik,

Seperti mentari yang tak pilih kasih,

Memberi hangat kepada siapa saja,

Tanpa tahu gelap yang mereka lawan.


Sebab di balik setiap wajah,

Ada cerita yang belum selesai,

Ada perjuangan yang tak terlihat,

Ada jiwa yang hanya butuh dimengerti.


Janganlah jadi batu yang menambah beban,

Jadilah air yang memberi keteduhan,

Sebab hidup ini terlalu singkat,

Untuk membenci apa yang kita tak pahami.


Wahai jiwa yang bergegas,

tidak semua luka tampak dari luar,

tidak semua duka berwarna kelabu,

ada senyum yang memikul beban semesta,

ada tawa yang menyembunyikan nestapa.


Kau lihat langkahnya,

tapi tak tahu jalan berduri yang ditempuh,

kau dengar suaranya,

tapi tak tahu gemuruh badai di hatinya.


Setiap manusia menyimpan rahasia,

kisah yang tak terucap,

perih yang tak terlihat,

dan doa yang hanya langit mendengar.


Sebelum menghakimi, berhentilah sejenak,

lihat lebih dalam dengan hati, bukan prasangka,

barangkali mereka sedang berjuang,

melawan bayang-bayang yang tak kau mengerti.


Belajarlah menjadi cahaya,

yang menghangatkan tanpa membakar,

menyentuh tanpa menyakitkan,

sebab dunia sudah terlalu berat

untuk dijalani dengan penghakiman.


Taburkan pengertian, bukan celaan,

ulurkan tangan, bukan telunjuk yang tajam,

karena kita semua,

sedang bertarung dalam senyap

melawan luka yang tak kasat mata.


Berprasangka baik, Allah ajarkan,

Melihat dunia dengan kasih dan harapan.

Namun hati tetap waspada, berjaga,

Karena manusia bukan tanpa cela.


Langkah kaki penuh kehati-hatian,

Menghindari kelamnya pengkhianatan.

Bukan tak percaya, bukan mencurigai,

Hanya menjaga hati tetap suci dan damai.


Doa terucap di setiap derap,

Meminta perlindungan dari Allah yang Maha Tetap.

Sebab pertolongan sejati bukan dari insan,

Tapi dari Sang Maha Pemilik Alam.


Wahai jiwa, janganlah kau lelah,

Untuk bersangka baik tanpa gelisah.

Namun jangan pula lupa bersandar,

Pada Allah, penjaga yang tiada ingkar.


Hati yang tulus, tetap berjaga,

Ikhtiar diri dalam setiap langkahnya.

Berprasangka baik adalah cahaya,

Namun kehati-hatian adalah penjaga jiwa.


Comments

Popular Posts