Game Level#4: Aliran Rasa

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

Alhamdulillah, Ya Allah, Segala puji kepada Allah yang melimpahkan kasih sayang dan curahan kasih sayang-Nya, atas nikmat keberkahan dan kemudahan, nikmat sehat sehingga sampailah kami menyelesaikan tujuh belas tantangan di level #4 ini.

Dari Abi Darda r.a. berkata, saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: “ Bagi siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya (memayungkan sayapnya) kepada penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.” (HR. lbn Majah).

MasyaAllah game level 4 ini, membuat saya teringat hadits riwayat itu, saya dan k2 juga k3, sama-sama belajar, saya belajar mengobservasi dan menggali informasi dari bacaan di internet, review teman-teman, mempelajari hasil diskusi, camilan dan the power of wisdom yang dimiliki fasilitator hebat untuk memperkaya pemahaman dan bahan referensi saya dalam menstimulasi untuk mengenali gaya belajar anak. MasyaAllah lengkap sekali, seperti di bawah ini.


Camilan Game Level#4



Tabel Pengamatan


New Material Game Level#4
Penjelasan Lengkap mengenai Macam-macam gaya belajar anak, mohon maaf saya share halaman pertama saja ya, yang ada logo IIPnya


Sedangkan k2 dan k3 belajar menggali dan menumbuhkan fitrah belajar serta menemukan gaya belajar mereka sendiri.

Dan saya masih banyak khilaf diri serta menyerahkan hasil usaha saya kepada ridho Allah SWT.

Saya merasakan perubahan kepada diri saya sendiri dan k2 serta k3.

Di game level #4 ini, timingnya terjadi setelah liburan sekolah yang cukup panjang dan ditambah liburan hari raya Idul Fitri 1440 H.

Ada perubahan di dalam rumah kami, yang kami semua terkena imbasnya juga dalam game level #4 ini.

Yaitu k1 sudah memasuki boarding school SMP. Kami semua merasa kehilangan. Rumah terasa perbedaan, yang tadinya tiap hari ada perbedaan pendapat yang memicu pertengkaran antara k1 dan k2. Bagai Tom dan Jerry

Walaupun ketika perselisihan tidak lama dan jika sudah reda, mereka akan kembali bermain bersama. 

Atau k1 yang suka menggoda k3. Ini k3 merasakan kehilangan sosok k1, bilang kata "kangen" menjadi "tangen"😅

Keadaan ini sudah saya sounding jauh-jauh hari, mengingatkan anak-anak untuk menyayangi satu sama lain kapan saja, dimana saja, termasuk di rumah. 

Karena perpisahan akan membuat perbedaan,  perpisahan itu akan membuat kita semakin mengerti apa rasanya kehilangan dan kesepian.

K2 menanggapinya dengan cuek, dan berkata, "aku senang kalau k1, boarding." 

K1 diam saja, karena yang akan boarding adalah dia. Saya tahu dia sedang menata hatinya. K1 adalah anak pemberani dari kecil dan pintar bersosialisasi dengan orang lain. Kekurangannya adalah k1 susah tidur di tempat yang baru.

Hari yang dinanti tiba, tak ada tangisan di antara kami, kami, orangtua memasang muka tegar, tapi hati ini bergetar, berdzikir, senantiasa meminta perlindungan Allah untuk kami semua.

K1 terlihat sedih, berpamitan. Kami berikan senyum termanis kepadanya walaupun hati ini menangis. Kamu bisa kak, kamu kuat, InsyaAllah Allah menjaga kita semua, jika kita senantiasa menjaga Allah, doa yang terbaik untuknya.

K2 terlihat biasa saja, begitu meninggalkan sekolah itu. Begitu keluar gerbang, k2 sudah mulai gelisah, kegelisahan k2 sangat saya rasakan. Di perjalanan uring-uringan, bingung, menyampaikan sesuatu dengan nada menyentak. 

Sampai di rumah, malam harinya, k2 tidak bisa tidur dengan tenang, saya melihatnya menangis, berkata, "aku kangen kakak", Ya Allah meleleh hati saya.

Saya katakan kepadanya, k1 itu belajar, menuntut ilmu dengan perjuangan yang tak kalah luar biasanya seperti k2 di sini. Kita semua merasakan hal yang sama ya, sama-sama kehilangan, k1 yang tiap hari biasanya ketemu, ini tidak bisa.

Mari kita doakan k1, dalam perlindungan Allah selalu.

Hari-hari berikutnya masih uring-uringan, k2 bingung karena sehari-hari k2 bersama k1, bermain bersama, bertengkar bersama, rebutan sesuatu, rebutan perhatian saya, begitulah. 

Dan apa hubungannya dengan game level 4 ini dengan cerita boarding k1?

Hubungannya dengan game level 4 ini adalah perubahan yang terjadi di rumah kami, membuat k2 dan k3, meminta perhatian lebih dari kami, orangtuanya.

Saya lebih sering menemani mereka, memeluk mereka, mengelus-ngelus mereka, rambut, tangan, punggung mereka ketika ngobrol. 

Dan game level 4 ini, cukup ampuh mengisi kekosongan hati mereka. 

Keseruan dari hari ke hari, sampai 17 hari tantangan kami lewati, menemani mereka menumbuhkan fitrah belajar mereka dengan menstimulasi untuk mengenali gaya belajar mereka dengan kegiatan yang menyenangkan.

Membuat mereka mulai beradaptasi.

K2 dan k3 sering saya temani, peluk tiap hari, saya cium wajahnya, saya elus rambutnya, punggungnya. 

K2 saya temani belajar, membacakan buku, makan bakso semangkok berdua, berbagi makanan yang lain, berbagi es krim, menggorengkan spicy wings kesukaannya.

Dan karena mendekati perayaan kemerdekaan, saya menyetujui permintaan k2 untuk mengikuti latihan menari bersama anak-anak sekitar rumah dalam rangka mengisi acara hari kemerdekaan. Dengan catatan, k2 yang matur sendiri ke ibu temannya. Saya bermaksud melatih keberaniannya mengutarakan pendapat pada orang lain. Alhamdulillah k2 berani melakukannya.

Tujuan saya agar k2 memiliki kegiatan dan berkolaborasi dengan teman dengan kegiatan yang positif juga dalam rangka menstimulasi gaya belajarnya, apalagi dalam hal menari, ketiga gaya belajar berperan semua, visual, audio dan kinestetik tapi cerita ini tidak saya masukkan ke dalam tulisan tantangan. Juga bisa sedikit mengobati kegelisahan karena teringat k1.

K3 yang saya buatkan games untuk stimulasi gaya belajarnya, malah semakin lengket dengan saya, biasanya saya bisa ke kamar mandi, k3 menahan saya, saya tidak boleh ke kamar mandi, saya tidak bisa pegang gadget di depannya, laptop atau hp. Alhasil malam hari baru saya bisa membuat tulisan dan menyetor tantangan belajar.

Karena ketika saya pegang hp, k3 ingin juga meemgang hp, saya pegang laptop, k3 uring-uringan, jadi hanya sebentar.

Tapi ketika saya menemani k3 bermain , dia tenang. 

Untuk membalas pesan hp, saya kadang sembunyi-sembunyi ketika k3 teralihkan, tapi sangat jarang sekali. Dan saya bisa pegang hp ketika k3 mengikuti Sentra Tahfid Balita.

Di usia 45 bulan,  k3 belum saya ikutkan PAUD, saya ikutkan mengaji di Sentra Tahfid Balita, dari Senin-Kamis, Jam 14.00 - 17.00 WIB.

Saat itu saya bisa mengedit tulisan atau menyetor juga atau membalas pesan, atau ketika k3 tidur siang di jam 12.00 WIB. Tapi sangat jarang karena k3 lebih senang bermain saat ini.

Untuk jam-jam bersama k3, saya gunakan waktu itu untuk melakukan aktivitas bersama k3, ke sesuatu tempat, menyapu, mencuci, membuat jus, menjemur, bersepeda, senam, sekalian untuk pembelajarannya, walaupun ada kegiatan yang tidak saya buat sebagai tantangan.

Itulah yang saya rasakan, game demi game, membuat saya dan anak-anak menjadi lebih dekat, bonding kami terasa beda levelnya. Lebih terbonding. Anak-anak juga lebih senang dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Menstimulasi anak-anak, menemaninya di usia golden age, berarti menumbuhkan rasa kecintaan terhadap dunia belajar juga bonding dengan orangtuanya, anak kami yang kelas 3 SD juga senang belajar dengan metode belajar menggunakan, visual, audio dan kinestetiknya.

Proses itu membutuhkan perjalanan panjang, tak ada yang instan, lebih baik memulainya daripada tidak sama sekali distimulasi.

Memberikan curahan ruang dan waktu baik di hati orangtuanya maupun anak-anak, tumbuh bersama, untuk belajar di universitas kehidupan bersama keluarga.

Semoga bermanfaat.

والله أعلمُ بالـصـواب
أستغفر الله هل عظيم


#AliranRasaGayaBelajarAnak
#gamelevel4
#tantangan10 hari
#GayaBelajarAnak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional




Comments

Popular Posts