Mengenali Gaya Belajar Anak: Day 7: Bermain Peran

ُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

Game Level#4
Mengenali Gaya Belajar Anak
Tantangan hari ke-7

Bermain Peran

Di usianya tiga tahun, si k3, kerap si ibuk temukan berbicara sendiri sampai hari ini juga masih.

Terkadang, k3 memanggil "ibuk" dalam pembicaraan sendirinya, sehingga membuat saya salah tangkap, saya kira manggil saya, kemudian klau saya jawab, 'iya, ada apa, Kak?", k3 jawab, "bukan kamu, kok," he...he...he. Maksudnya k3 tidak sedang berbicara dengan saya.

Khawatir juga nih saya, kemudian saya mulai baca-baca artikel di dunia maya.

Saya membaca dalam sebuah artikel, di www.ayahbunda.co.id menyebutkan ada seorang psikolog dari Rusia bernama Vygotsk menemukan peran perkembangan kognitif dalam kegiatan bicara sendiri.  

Menurut pandangannya, bicara sendiri  memungkinkan anak secara sadar mengarahkan proses berpikirnya.

Periode ini merupakan transisi dari tahapan bicara sosial awal dan berbicara dalam hati menuju pada kemampuan untuk melakukan kontrol internal terhadap perilaku.

Menurutnya, kebiasaan anak bicara sendiri biasanya menghilang dengan sendirinya di awal usia sekolah.

Dia menambahkan, "di antaranya diketahui bahwa anak yang punya sifat paling sosial adalah yang paling sering bermain sambil bicara sendiri.  Ini menunjukkan, bicara sendiri biasanya didukung pengalaman sosial.

Artikel selengkapnya bisa diklik di
Anak Ngomong Sendiri

sedangkan di situs Alasan Kenapa Anak Suka Berbicara Sendiri Saat Bermain
disebutkan bahwa "Dan perlu di catat bahwa, perilaku anak tersebut tidak membahayakan. Sepanjang teman imajiner tersebut tidak terbawa sampai pada saat ia sedang bersosialisasi di tengah umum."

Dalam psikologi, hal itu di sebut dengan teman anak yang ‘tidak nampak’ atau disebut dengan teman imaginer. 

Teman imajiner yakni teman yang sebenarnya ada dalam pikiran anak itu sendiri.

Sehingga anak menganggapnya nyata di dalam bayangannya.

Jadi seolah – olah ia memiliki sahabat dekat dengan anak tersebut. 

Setiap permainan yang di mainkan oleh sang anak, maka ia pun (teman imajiner) selalu mengikuti.

Sebab teman imaginer adalah teman bentukan anak itu sendiri.

Pembentukan teman imaginer ini akan membuat anak merasa bahwa ia memiiliki teman yang menemaninya. 

Dan sebenarnya waktu kecil, saya pun demikian, saya juga suka berbicara sendiri.

Dan anak saya yang pertama waktu kecil juga demikian, dan diusianya 12 tahun, k1, masih bermain peran di kamarnya.

Kalau saya pernah lihat perannya yaitu seorang tentera yang sedang berperang juga pemain bola, yang berhasil menggolkan bola.

Karena k1 memang suka membuat senjata mainan dari kardus dan menyukai olahraga sepakbola.

Di usianya k1 yang 12 tahun,  saya amati, dia mempunyai gaya belajar visual yaitu poin-poinnya adalah:



  1. Bicara agak cepat
  2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
  4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  6. Pembaca cepat dan tekun
  7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato


  1. Dan apakah k3 juga visual? okelah pengamatan masih berlanjut, tapi dilihat dari pengamatan saya hari ke hari, k3 ini memiliki kecendrungan mengarah ke visual. Karena k3 suka melakukan kegiatan demonstrasi, suka buku-buku bergambar dan berbicara agak cepat.

Demikian hasil pengamatan saya. Semoga bermanfaat.

أستغفر الله هل عظيم


#hari7
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP



Comments

Popular Posts