Mengenali Gaya Belajar Anak: Day 1: Asyik Belajar dengan MagFormer

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

Game Level#4
Mengenali Gaya Belajar Anak
Tantangan hari ke-1

Asyik belajar dengan MagFormer

Tibalah di game level #4, Bunda Sayang.

Setelah game level#3, Melatih Kecerdasan Anak yang sangat menyenangkan bagj si ibuk, karrna bertepatan dengan muslim liburan, enjoy dan cocok sekali dengan tema my family my team, eh jadi inget itu tagline seperti tagline yang disebut sama gen "gledek", hi..hi. 

Karena liburanlah si ayah jadi bisa ikut berperan serta di my family my team, ketika kita melatih kecerdasan anak dalam membersamai mereka dalam rangka menemukan fitrah belajarnya, fitrah bernalar, fitrah individualitas dan sosialitas.

Eits, kok ngebahas level tiga lagi, belum move on nih ya. Sek...sek..sek..belum move on karena memang seru ya, jadi emang keren banget tuh IIP buat kurikulum, masih berkaitan dari satu level ke level lainnya.

Dari Komunikasi Produktif, Melatih Kemandirian, Melatih Kecerdasan Anak hingga ke Mengenali Gaya Belajar Anak ini, semuanya terhubung.

Baiklah, di hari pertama ini, si ibuk akan berbagi mengenai hasil observasi menami belajar k2 alias kakak ke dua, di usianya yang akan 9 tahun ini. 

Dari balita, ketika si ibu membacakan buku di tempat tidur, k2 asyik mondar-mandir di kasur. Begitupula dengan bernyanyi, tidak mau mengikuti lagu-lagu yang dinyanyikan. Terlihat cuek sekali ketika masih balita.

Anaknya periang dan aktif. Senang memanjat, melompat, berlari, berenang juga bermain puzzle.

video dari k2 sedang menyusun dengan media "Magformer" atau Magnet Former
Visual: melihat saya membentuknya 
Audio: mendengarkan arahan saya
Kinestetik: mencoba sendiri membentuknya

Si ibuk menstimulasinya dengan menemani keaktifannya bermain ketangkasan fisik, karena k2 memang tangkas secara fisik dan juga life skill.

Di usianya TK, ternyata ketika akhirusannah, terlihat keluwesannya menari. 

Ketika belajar, indera mata, tangan dan kaki juga harus bergerak serta diterangkan harus menggunakan alat peraga yang nyata, bukan tipe yang bisa membayangkan, k2 harus nyata melihat, merasakan, memegang bendanya, bahkan mencium bendanya jika pelajaran IPA. Contoh: ketika pelajaran matematika, untuk ukuran km, hm dan teman-temannya, si ibuk harus membuat alat peraga, atau menggambarkannya ke dalam buku.

Di sekolah gurunya lebih keren lagi dan kreatif sang guru membuat permainan, naik dan turun, dengan lompat, untuk menerangkan satuan kilometer. Membuat k2 terlihat senang sekali. Wah, banyak baca-baca buku atau cari-cari bahan untuk belajar ala kreatif.

Untuk bahasa Inggris, tentang colour, si ibuk membuat potongan warna, beserta potongan huruf, untuk mengacak huruf itu kemudian disusun oleh k2. Kemudian di spelling.

K2 juga senang memasak, membantu memasak, mencucui baju, diajari menjahit, mencuci piring dan melipat baju. Tutorial secara langsung oleh si ibuk, k2 melihat caranya, dan ikut mengerjakannya.


K2 lebih suka diajarkan oleh si ibuk ini, saya melihat kepribadiaanya yang lebih nyaman dengan orang yang dikenalnya dalam hal pendampingan belajar. 

Dan lebih percaya diri jika didampingi saya. Dalam hal murojaah, MasyaAllah k2 diberkahi Allah dengan menghafal ayat Al-Quran dengan baik.

Suka akan games interaktif di laptop. Kurang suka menulis halus, ini masih pr buat si ibuk ini. 

Karena jujur saya ketika balita untuk stimulasi ini si ibuk merasa kurang sekali dan belum berilmunkala itu. Ibu fokus dengan kesenangan k2 dalam hal ketangkasan melompat, berlari, memanjat, dan bermain di taman. 

Dan saat ini pun bermain ketangkasan masih k2 nikmati.

Untuk menggunting dan menempel juga mewarnai ketika usia PAUD itu k2 terlihat tidak menikmati aktivitas itu. Tapi di usianya 9 tahun, k2 antusias diajari menjahit.

Si ibuk juga masih belajar melatih keberaniannya, walaupun dalam event tertentu si ibuk takjub tiba-tiba dengan keberaniannya tampil bernyanyi di acara gathering kantor.

Padahal ketika diikutkan lomba tahfidz pertama kali, k2 terlihat grogi sekali. Tapi ketika menyanyi dia menikmati sekali, apa karena k2 mungkin kurang senang dengan kompetisi ya? hmm, menarik sekali ya mengobservasi anak. Banyak hal yang membuat orangtua belajar juga mendapat pengalaman berbeda. Seperti mengobservasi k2 ini, gaya belajarnya menurut saya membutuhkan krlima inderanya untuk merasakan, prndapat saya masih ada unsur visual, audio, kinestetik berperan dalam gaya belajar k2. Bagaimana menurut Sahabat?



والله أعلمُ بالـصـواب
أستغفر الله هل عظيم


#hari1 
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP


Comments

Popular Posts