Menstimulasi Anak Suka Baca: Day 3: Bermain dengan Buku

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

Bermain dengan Buku

Untuk k3, kami memulai membacakan buku sejak bayi.

Si ibuk ini menemani hari-hari k3, dengan membacakan buku.

Membacakan buku, menurut saya ga bikin mati gaya ketika momong bayi.

Ciluk ba, sudah, menyanyi sudah, tapi membacakan buku, ga usah pakai mikir, tinggal baca, intonansi dibuat semenarik mungkin, ada kata burung, otomatis kita perdengarkan suara burung ke bayi. Pas baca buku tentang transportasi, keluarlah bunyi-bunyi kendaraan bermotor dari mulut kita.


Jadi membaca buku memancing banyak hal keluar dari otak kita. Pas baca balon, nyanyi juga deh balonku, sambkl tepuk tangan, he..he..visual, dapat, auditori kena, kinestetik ayo deh.

k3 waktu usia 5 bulan

Good bener baca buku ya.

So, todei, eh maksudnya, jadi, hari ini, ada kegiatan offline, emak-emak darma wanita, dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI dimeriahlan lomba antar bidang.

Saya membersamai ibu-ibu darma wanita se- bidang mulai setengah tujuh pagi meluncur ke rumah teman saya, di sana sudah kumpul tujuh orang ibu yang ikut lomba senam, dirias biar cantik dan kalau berkeringat, make up nya ga luntur, jiah.  

Jam setengah 8, lanjut menuju kantor tempat acara, si ibuk ini kebagian tugas dokumentasi, cekrak-cekrek pakai hp.

Juga ehmm, ehem, ikutan lomba balap karung, tapi balap karungnya ga loncat-loncat, ini jalan, selow, karena ku selow...
Karena ku selow, sungguh selow
Sangat selow, tetap selow
Santai, santai,
lah malah nyanyi.

Selownya karena ga pakai acara lompat-lompat kelinci atau kodok gitu deh.

Tapi lebih ke gaya pinguin, dengan tempo cepat, kalau nada lagu itu presto, ini prestissimonya lah ya, lebih cepat dari presto, tapi kudu hati-hati, karena tadi ada yang kesrimpet karena pakai karung dan jatuh.

Eniwei, lanjut ya, sampai acara tuh siang jam satu, lanjut nge-lunch bareng ya, he..he.., tapi saya puasa, Alhamdulillah, menemani para ibu saja yang sudah semangat latihan dari awal Juli, dan Alhamdulillah mendapat juara 3 dari 13 kontingen.


Kegiatan itu smpai siang donk, karena ditambah pengumuman dan pembagian hadiah di hari yang sama, jam setengah tiga baru masuk rumah, tepar, pusing kepala sebelah, dan tertidur.

Lanjut buka puasa, sholat maghrib, nah cerita dimulai nih, lah dari tadi ngapain buk?

Intermezzo doank, lah banyak banget intermezzonya, ga ada sangkut-pautnya juga sama tips-tips menstimulasi anak suka baca gitu yak.

Ha...ha...ha yang penting bahagia.

Wayahe...wayahe...wayahe.

Dah ah...lanjut nih bener...

Jadi jujur saja, dari pagi sampai hampir sore itu, saya belum bisa membersamai k3 membacakan buku, k3 ikut saya, tapi lebih banyak main dengan teman-teman anak kantor yang memang diajak juga, sambil didampingi k2, k3 mondar-mandir antara aula dan ruang si ayah, kalau di ruang si ayah.

Maka dari itulah, saya ceritakan hubungannya, kegiatan saya dengan k3, karena belum membersamai k3 itulah, ada kejadian tak disengaja, ketika menunggu waktu Maghrib dan Isya, waktu kami tilawah dan murojaah, eh k3 itu main sendiri, bawa buku favoritnya dinosaurs semua, dia gelar di lantai, di susun gitu, dan berbicara sendiri.

Langsung deh si ibuk, ngumpet bikin videonya dan sukses merekam tanpa diketahui k3. MasyaAllah terhura alias Senang banget deh lihat momen itu, bener, rasanya gimana gitu. Dan jadilah ide penulisan tantangan ini.



Walaupun belum bisa baca, sudah mau bermain dengan buku sendiri ajah dan bahagia tak terkira sambil salto nih ibuk.

Videonya sengaja saya tutup, maaf ya.

Maksud saya dari tulisan ini, proses yang kita lakui bersama dari bayi membacakan buku, InsyaAllah Allah akan memberikan hasil, lakukanlah dengan usaha yang  dinikmati prosesnya, ikhas demi anak kita sendiri. Walaupun susah saya rasakan sendiri untuk membagi waktu yang ada. Sedikit demi sedikit, pengalaman saya, tak mengapa.

Walaupun waktu bayi, saya banyak ngoceh bacakan buku sendiri, tapi aktivitas ini saya enjoy dan ada manfaatnya. Otak dan memori anak ketika bayi InsyaAllah merekam. Apa yang diberikan kepadanya.

Dilansir dari situs, menyebutkan menurut penelitian yang dilakukan tim dari departemen pediatri di New York University, Amerika Serikat hal tersebut berdampak signifikan untuk mengembangkan kemampuan bicara dan membaca anak.

Penelitian dilakukan dengan melibatkan 250 ibu dan anak yang berusia 6 bulan hingga 4 tahun.

Hasilnya, anak-anak yang seringkali dibacakan cerita, buku dan diajak bercakap-cakap kemampuan bahasanya berkembang lebih baik.

Suara ibu terutama sangat dikenali bayi. Ketika ibu membaca dengan suara keras, bayi merekamnya dengan sangat baik dan hal itu merangsang otaknya untuk menyerap kata-kata yang diucapkan. Termasuk bagaimama intonansinya, pelafalannya dan bahas atubhh ibu saat membaca.

"Meski bayi belum merespons bukan berarti bacaan yanh kita bacakan untuknya tak bermakna. Saat mendengar bacaan tersebut terutama dari suara ibu, sebenarnya bayi sedang belajar banyak hal dan otaknya sedang bekerja maksimal, "ujar Cates.

Artikel selengkapnya bisa dibaca di Otak Bekerja Maksimal

Ketika anak yang sudah terbiasa dibacakan buku, buku satu sudah dibacakan, karena menarik, si anak minta dibacakan lagi buku yang sama berulang kali, atau jika bukunya berseri, si anak tak hanya mau dibacakan satu seri, bahkan minta lengkap dibacakan sampai seri itu habis. Sampai suara emaknya serak-serak seksi, mata ga kuat nahan lapar eh nahan kantuk, karena juga dah malam.

Kalau sudah begitu, bisa dibuatkan perjanjian, malam ini buku apa saja, berapa buku, waktunya sampai jam berapa, dan sebagainya, atau bisa kita menjadi bahan di kisah tantangan selanjutnya ya.

والله أعلمُ بالـصـواب
أستغفر الله هل عظيم


#hari3
#gamelevel5
#tantangan10 hari
#menstimulasisukamembaca
#pohonliterasi
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
@maritaningtyas
@institut.ibu.profesional




Comments

Popular Posts