Game Level 6: Love Math, Math Around Us: Day 5

Day 5

Jari-Jariku

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

Masih edisi bermain di kasur, sambil pemulihan si ibuk ini.

K3 yang alhamdulillah sudah ceria, ikut menemani ibuk di kasur, sesekali bermain sendiri dengan mainannya, sesekali kembali ke kasur bersama ibuk.

Di kasur, kami bermain dengan jari-jari kami. Saya pegang tangannya, sambil merengkuh jari-jemari k3.

Sambil mengasah motoriknya, jari-jari jempol, atau dua jari telunjuk dengan jempol, yang k3 masih  melatihnya untuk menekuk jari-jari tertentu.



Satu jari jempol di kanan, "Saya berhitung, yuk kak kita hitung jari ini."

dengan telunjuk dan jempol di kiri, "kalau ini kita hitung yuk."



Ya Allah, hal kecil yang dilakukan, tapi membuat kami berdua senang, dengan kondisi badan saya yang kurang fit, dengan segala keterbatasan, bisa menemami k3 menjalankan tantangan dengan sederhana, membuat saya pun ikut bahagia, semoga Allah meridhoi. 



Menurut artikel yang ibuk baca, menyebutkan ada penelitian berasal dari Profesor Tim Jay dari Sheffield Hallam University dan Dr Julie Betenson dari University of Bristol. Mereka menganalisis perilaku sekitar 140 siswa usia 6 dan 7. Anak-anak diberi kombinasi yang berbeda dari permainan menghitung dan angka. 

Beberapa memainkan permainan yang melibatkan simbol angka, seperti kartu domino, sementara yang lain diminta memainkan permainan jari--hal-hal seperti memegang sejumlah jari yang diberikan, menomori jari 1 sampai 5, atau menelusuri garis-garis berwarna menggunakan jari tertentu. Kelompok ketiga belajar keterampilan numerik melalui metode "bisnis seperti biasa" di kelas dengan guru mereka.

Inilah yang ditemukan para peneliti. Anak-anak yang tidak ambil bagian dalam permainan apa pun tetapi belajar di kelas dengan guru mereka menunjukkan yang paling lemah. Kelompok yang mengambil bagian dalam permainan seperti domino tampil sedikit lebih baik, dan orang-orang yang menggunakan kombinasi permainan dan latihan jari dilakukan secara signifikan lebih baik.

"Studi ini memberikan bukti bahwa jari memberikan anak-anak dengan jembatan antara representasi angka yang berbeda, yang bisa verbal, tertulis, atau simbolik," jelas Jay. "Latihan kombinasi jari dan permainan angka bisa menjadi alat yang berguna bagi para guru untuk mendukung pemahaman anak-anak tentang angka." ungkapnya pula. (Editor: Maria L. Martens)

selengkapnya: Jari-Jari Bermatematis

والله أعلمُ بالـصـواب
أستغفر الله هل عظيم


#hari5
#gamelevel6
#tantangan10 hari
#lovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
@maritaningtyas
@institut.ibu.profesional


Comments

Popular Posts