Gane Level #6: Menstimulasi Anak Suka Matematika: Aliran Rasa


Aliran Rasa

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

Bagi si ibuk, bersyukur kepada Allah subhana wata ala ada suatu komunitas online yang perhatian dalam pendidikan anak, alhamdulillah bisa bergabung dan memperoleh ilmu juga inspirasi dari ibu-ibu hebat.

Setiap bulannya ada tantangan-tantangan dengan tema menarik. Selain nilai tambah memperoleh inner sight atau insight dalam membersamai aktivitas anak.

Sehingga aktivitas membersamai anak lebih bermakna, aarta ilmu dan lebih bervariasi. Sehinngga dapat memaksimalkan stimulai dan potensi tumbuh kembang anak.

Dan dalam game level#6 ini, menstimulasi anak suka matematika, saya memperoleh insight berupa camilan, yaitu 

Camilan 6.1

Camilan 6.2


 Camilan 6.2

Camilan 6.2

Review Game Level#6

 Review Game Level#6

 Review Game Level#6

                                                  Review Game Level#6


yang dirangkum dalam tulisan yang tentu saja menarik dipelajari dan cantik menjadi dokumen dalam portofolio diary bisa dilihat sehari-hari.

Secara keseluruhan dalam tantangan ini, cukup menarik untuk k3, k3 cukup senang ditemani ibuk bermain dengan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk k2, seperti perkalian, untuk soal cerita, misalkan Pak A, memiliki kandang sapi 5, kemudian di dalam setiap kandang sapi berisi 5 ekor sapo, kemudian punya 3 kandang kambing, setiap kandang kambingnya berisi 5 ekor kambing. Berapa jumlah keseluruhan hewan peliharaan pak A?

Nah, k2, akan lebih mudah distimulasi menyelesaikan soal tersebut disertai benda konkrit misalkan saya ambil lego warna biru untuk sapi dan lego warna merah jambu untuk kambing kemudian saya kelompokan.

Dan k2 lebih mudah paham, kemudian saya contohkan soal yang lain agar k2 lebih paham.

Akhirnya saya dapat mengambil hikmah dari ibrah tantangan ini, yaitu jika ingin menstimulasi anak suka matematika, maka stimulasi anak secara rileks, dengan permainan, tunjukkan keindahan dan kemanfaatan matematika dalam kehidupan sehari-hari sampai kita dewasa nanti, matematika akan berguna, menjadi sahabat bagi kehidupan kita.

Saya juga belajar dari pengalaman kecil, ayah saya mengajari matematika, dengan bentakan, suara yang keras, kata-kata, yang membuat matematika menjadi momok buat saya.

"Kamu kok lupa terus, tanya terus, sambil gebrak meja."

Kemudian saya ingat sekali, membeli karton, kemudian saya buat permainan matematika seperti yang diputar di TVRI. Saya ijin membeli karton untuk belajar kepada ayah saya.

Saya mainkan dengan sepupunya, apa tanggapan ayah, "itu bukan belajar namanya, katanya beli karton untuk belajar, itu main-main saja."

Yah intinya seperti itu, saya agak lupa, juga tepatnya, Asthagfirullahal'adzim.

Saya hanya terdiam, tidak berani menjawab. 

Padahal saya contoh dari belajar matematika di TVRI, ternyata selevel TVRI pun belum termasuk belajar dari ayah saya, he..he..he.

Dari masa kecil itu, saya pun belajar untuk menjadi orangtua yang menstimulasi anak dengan keceriaan, permainan, jika belum paham, saya peluk, cium dan tenangkan dengan kata-kata manis, ga pa-pa, nak, kamu bisa kok, yuk coba lagi.

Walaupun saya sadar, saya pun masih banyak khilaf.

Ayah saya tetaplah ayah yang saya cintai dan sayangi. Saya juga menyadari banyak hal baik terjadi karena ayah, seperti beliau tidak merokok, suka bersedekah, pintar, rajin ibadah.

Masa kecil saya membentuk karakter menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab, disiplin, berani menghadapi tantangan hidup, berkat tempaan orangtua saya.

والله أعلمُ بالـصـواب
أستغفر الله هل عظيم


#aliranrasa
#gamelevel6
#lovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
@maritaningtyas
@institut.ibu.profesional

Comments

Popular Posts