Game Level 8: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini: Day 10


Jualan

Suatu hari, k1 membeli penghapus kecil dalam jumlah banyak.

Saya tanya "buat apa kak, kok belinya banyak sekali?

"Dijual lagi buk," jawabnya.

"Dijual berapa satuannya?" lanjut saya.

"Rp2000," jawabnya.



"Oke, semoga Allah memudahkan usahanya ya."

Seminggu kemudian

"Bagaimana kak, usahanya lancar? tanya saya."

"Ada yang beli, tapi uangnya nanti, ditanyakan lagi nanti lagi," jawab k1.

"Kalau ibuk boleh memberikan saran, akad jual beli atau perjanjian jual beli dikatakan dari awal kak, yaitu pada saat membeli, cash ya kak, kalau tidak ada cash atau uang, tidak bisa membeli, kataku."

"Kalau teman kakak itu, namanya berhutang, kalau kewajiban berhutang wajib dibayar, walaupun hanya sedikit hutangnya," lanjutku.

"Kakak wajib mengingatkan agar antara penjual dan pembeli sama-sama mendapatkan keridhoan dan halal dalam jual dan beli," tambahku.

"iya bu," jawab kakak.

Semoga kami bisa mengambil hikmah dari belajar jualan kakak.

Dalam QS An-Nisaa’ ayat 29 disebutkan bahwa:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Dari Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, QS Surat An-Nisaa' ayat 29-31 menyebutkan tentang larangan untuk memakan harta sesama manusia dengan bathil, kecuali dengan jalan perdagangan. Bahwa Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan berbagai macam usaha yang tidak syar'i seperti riba, judi, dan berbagai hal serupa yang penuh tipu daya.

Maka, dewasa ini banyak orang yang memilih untuk berbisnis secara syariah karena hukumnya yang jelas. Selain, banyak orang memilih untuk berbisnis karena sifatnya yang lebih bebas dan tidak mengikat. Dibandingkan dengan menjadi pegawai, berwirausaha adalah cara paling tepat bagi siapa pun yang ingin punya tambahan penghasilan dalam jumlah banyak.

Tidak hanya orang tua, sekarang anak-anak muda pun sudah banyak yang memilih bisnis ketimbang bekerja di kantor dari pagi sampai sore. Selain konvensional, ada juga bisnis syariah yang setiap prosesnya tidak lepas dari aturan Islam.

Nah, Anda yang sudah menjadi orang tua dan ingin mengenalkan bisnis syariah pada anak, tips-tips berikut mungkin bisa membantu:

1. Jujur dalam Berbisnis

Poin pertama yang wajib Anda tanamkan ke dalam diri anak-anak adalah sifat jujur, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat ber-muamalah atau berbisnis. Perilaku jujur dan terbuka ini wajib dijunjung tinggi, salah satunya saat sedang berinteraksi dengan konsumen. 

Tidak mengurangi timbangan, memberi deskripsi barang sesuai kondisi aslinya, atau semacamnya adalah tindak kejujuran yang bisa Anda contohkan kepada si kecil.

2. Ajarkan Cara Mengelola Uang

Saat berbisnis, uang adalah alat transaksi yang punya peran sentral, salah satunya tentu saja dipakai untuk modal usaha. Agar anak-anak mampu mengelola bisnis dengan baik, ajarkan mereka cara mengelola uang sejak dini. 

Bersama anak-anak, buatlah pembukuan yang jelas, misalnya pos pemasukan, modal, pos laba, dan sebagainya. Dengan cara ini, mereka bisa belajar mengatur dana yang masuk dan keluar. Agar bisnis makin berkah, percayakan semua kebutuhan bisnis dan keuangan pada lembaga keuangan syariah.
Artikel selengkapnya:


والله أعلمُ بالـصـواب
#hari10

#gamelevel8

#tantangan10hari

#cerdasfinansial


Comments

Popular Posts