Game Level 8: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini: Day 11

Pebisnis Ulung

Rezeki itu pasti, kemuliaan lah yang harus dicari

-Septi Wulandari-



Saya membacakan k2 kisah Rasulullah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎ di buku Rasulullah Teladan Utama tentang pebisnis ulung, buku ke-empat.




Dari kisah Rasulullah, semoga kami bisa mengambil hikmahnya.

Nabi Muhammad  mempunyai kakek besar bernama Hasyim bin 'Abdi Manaf, pendiri bani Hasyim, yang merupakan kafilah kaya dan hebat.

Diteruskan oleh keturunannya Abdul Muthalib. Kemudian diteruskan lagi kepada. Abdullah bin Abdul Muthalib. ayahanda nabi Muhammad ﷺ.

Nabi Muhammad bersemangat dalam melayani pelanggan dan mitra bisa, jujur, bersikap terbuka, tidak pernah menolak pelanggan, menyambut para pelanggan dengan ramah, berbaik sangka.

Sikap ini melalui proses yang perjalanan hidup, latihan menggemban tugas , mempraktekannya dengan benar teliti dan penuh perhatian dengan tekad dan kuat. mulai dari menggembalakan ternak, mengikuti dagang pamannya ke negeri Syam.

Beliau bertekad ingin menjadi pedang yang ulung.

Mempunyai wawasan dagang yang luar, cerdas (fathanah), cerdik. Pedagang yang amanah, pantang menyembunyikan cacat atas barang yang dijualnya, jika rusak selalau beliau akan mengatakannya, ucapanya selalu benar (shiddiq). mengemban amanah dengan baik.

Beliau tidak pernah mempermainkan harga pasar.

Mengutamakan akhlak mulia, menerapkan etika bisnis islami, menjauhi riba.

Beliau mencontohkan sifat 'iffah dan qana'ah, memelihara diri dari unsur dan perbuatan haram, merasa cukup atas rejeki yang diberikan oleh Allah

Surat Al-Baqarah Ayat 275

Arab-Latin: Allażīna ya`kulụnar-ribā lā yaqụmụna illā kamā yaqụmullażī yatakhabbaṭuhusy-syaiṭānu minal-mass, żālika bi`annahum qālū innamal-bai'u miṡlur-ribā, wa aḥallallāhul-bai'a wa ḥarramar-ribā, fa man jā`ahụ mau'iẓatum mir rabbihī fantahā fa lahụ mā salaf, wa amruhū ilallāh, wa man 'āda fa ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn 

Terjemah Arti: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. 

(Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Referensi: https://tafsirweb.com/1041-surat-al-baqarah-ayat-275.html

Rajin bersedekah, berinfak, membantu fakir miskin, tak ada takut di hati akan berkurangnya harta.

Rasulullah  mencontohkan umatnya agar hidup hemat dan tidak bermewah-mewahan.  Sampai akhir hayat hidup beliau, meski hidup bergelimang harta Rasulullah ﷺ tetap bersahaja.

Mempersiapkan mental menjadi sukses, mental untuk menjadi kaya. Sebanyak apapun modal yang dimiliki tidak ada gunanya jika mentalnya tidak kuat.

Bisnis atas dasar ibadah  kepada Allah. Bukan sekedar mencari keuntungan dan keputusan duniawiKaya dengan cara halal dan senang berbagi. Beliau menginginkan ridho Allah سُبْحَانَهُ


والله أعلمُ بالـصـواب

#hari11
#gamelevel8
#tantangan10hari
#cerdasfinansial














Comments

Popular Posts