Day 7: Di rumah Aja: Kerja Tetaplah Kerja

Akhirnya si ayah di rumah.

Karena libur tanggal merah😅

Kalau saya boleh memilih tugas sekolah untuk anak-anak di rumah.

Tugasnya adalah berupa tantangan seperti Bunda Sayang Institut Ibu Profesional dari level 1-12 .

Dan kita bebas melakukan tantangannya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya di rumah kita sendiri.

Anak saya yang SD mendapat fotocopyan yang harus diambil di sekolah.

Berisi satu bab tema dari buku tematik.

Dan itu saya menemaninya dengan membagi waktu saya lagi yang biasanya sudah saya bagi untuk domestik.

Saya rombak jadwal saya lagi, saya lihat waktu yang bisa saya kosongkan, sambil ngelus dada😅 juga kepala🤣

Membutuhkan kelapangan hati dalam kondisi seperti ini😇Juga kelapangan hati dari sekolah untuk pemberian tugas.

Oke, murojaah atau hafalan baru masih bisa kami laksanakan, dengan senang hati. Alangkah senangnya jika tugasnya hanya setoran murojaah saja dan menambah hafalan baru sesuai kemampuan dan ke-enjoy-an anak.

Jika mengerjakan soal satu sub tema dengan berbagai macam pelajaran, menurut saya tidak cukup untuk seminggu untuk dikembalikan ke sekolah.

Saya sendiri membutuhkan waktu ngobrol dengan anak saya ketika membahas soal-soal ini, paham yang dimaksud atau contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari sesuai tingkat pemahamannya.

Perlu manajemen waktu dalam mengerjakan tugas itu karena dalam satu sub tema itu ada beberapa pelajaran. 

Manajemen waktu dalam membagi sub tema itu saya lakukan agar anak saya tidak merasa terbebani dalam mengerjakan satu sub tema itu. 

Manajemen waktunya seperti misalkan di ambil hari Senin, maka senin malam di mulai membahas untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Selasa membahas IPA dan seterusnya.

Tapi setelah berjalan, saya merasa tidak nyaman di rumah dalam mendampingi anak belajar dalam pelajaran sekolahnya. Dan anak saya pun sepertinya merasakan sama seperti yang saya rasakan.

Saya malah nyaman mendampingi tugas kakaknya yang SMP. Tugasnya "merumah" Dalam artian membaca buku pilihan dan mereview buku itu. Membuat kliping dan mencari sumbernya di internet mengenai tema tertentu. Menceritakan kamarnya dan menvideokannya kemudian di upload. 

Ada soal TIK, melihat video kemudian mengerjakan soal online berdasarkan video itu.

Saya paham sekolah ada kemunduran dalam melaksanakan KBM, tapi bukan berarti memberikan tugas untuk mengisi soal dalam satu bab buku tematik itu. 

Tugas membaca dan mereview satu bab itu pun masih bisa, tapi bukan mengerjakan soalnya semua.

Entahnya saya menuangkan unge-uneg saya dalam tulisan dan blog saya sendiri. Semoga dalam kondisi prihatin ini, saya sendiri bisa mengambil hikmah dan ibrahnya. 

Tetap memiliki hati yang bersimpati. 

Walaupun perjalanan ini tak tahu sampai kapan ujungnya, menunggu kepastian dan ketetapan takdir Allah memberikan jalan keluarnya dengan bersyukur. Karena Allah tidak akan membebani manusia di luar kesanggupan manusia itu.



Comments

Popular Posts