Pangeran Huan

Ada seorang pangeran yang usianya 11 tahun. Dia tinggal bersama kedua orangtuanya di istana yang megah tak jauh sungai Chan Jiang, China, yang indah. Pangeran tersebut bernama Huan, yang artinya kebahagiaan.

Orangtua sang pangeran memberikan nama Huan karena mereka ingin pangeran Huan membawa kebahagiaan bagi semua dan pangeran sendiri juga orangtuanya.

Orangtua pangeran Huan mulai pagi sudah meninggalkannya untuk melakukan aktivitasnya.

Sang raja, sudah ke lapangan istana melakukan pemeriksaan terhadap prajurit, rapat dengan para menteri, menerima tamu kerajaan.

Sedang sang ratu sudah mengunjungi desa-desa melihat jalannya pemeriksaan kesehatan para rakyat di desa, memeriksa laporan dan kebutuhan dapur di istana.

Pangeran Huan pun juga sekolah bersama anak-anak menteri di lingkungan istana.

Pangeran Huan pun sebenarnya punya banyak teman, namun dia merasa temannya bermain karena dia adalah anak raja.

Setelah pulang sekolah, pangeran Huan memutuskan bermain di taman kerajaan, belajar memanah, belajar beladiri, atau membaca buku di perpustakaan istana.

Pangeran Huan selalu melakukan hal itu setiap hari sampai malam hari tiba. 

Pangeran Huan pun selalu tidur malam untuk menunggu ayah dan ibunya mendatangi kamarnya. Akan tetapi, kedua orangtuanya, tidak menemuinya lagi malam itu. Ketika ia menanyakan perihal ayah ibunya, pengawal pribadi pangeran Huan selalu mengatakan raja dan ratu belum bisa menemuinya karena masih menjalankan tugas-tugasnya.

Malam itu, akhirnya pangeran Huan tertidur karena kelelahan menunggu ayah ibunya yang tak kunjung tiba di kamarnya.

...

“Pengawal, apakah ayah dan ibuku sudah pulang?" kata pangeran Huan, sambil membidik panahnya di taman istana pagi harinya.

“Belum pangeran, raja dan ratu tadi malam berangkat mengunjungi negeri-negeri seberang,” jawab si pengawal sambil memegang busur panah.

“Ugh!" erang pangeran Huan. "Sial!" keluhnya dikarenakan busurnya meleset.

“Pengawal, aku mau kembali ke kamar!" dengan kesal sambil membanting panahnya ke tanah. 
...

Di dalam kamarnya, pangeran Huan, berjalan mondar-mandir sambil berkata sendiri.

"Kunjungan kerja terus, tapi bersamaku tak ada waktu," keluhnya.

Pangeran Huan berjalan menuju meja belajarnya dan duduk.

"Aku anak yang tak pernah mereka urus," sungguh terlalu!" keluhnya lagi dengan nada kesal sambil menggebrak meja belajarnya.

Pangeran Huan bangkit dari tempat duduknya.

Sambil berdiri di dekat kursinya ia bergumam, "Aku tak pernah diajak pergi bersama."

Jeda sejenak.

"Aku terus ditinggal di istana," katanya lagi.

Kemudian pangeran Huan belajar menuju jendela kamarnya. Pangeran Huan melihat pemandangan di luar dari balik jendela kamarnya.

Ia berguman, "Aku juga ingin melihat negeri seberang nun jauh di sana dan berpetualang bahagia, " dengan matanya yang berbinar-binar.

Kemudian pangeran Huan, terkesiap sejenak dan di dalam hatinya dia berkata, "Aku harus keluar dari istana."

Baiti Jannati,  12 Februari 2019

Sumber:
  1. Nama Sungai Chan Jiang, China: diambil dari wikipedia
  2. Huan: http://namafb.com/2010/05/02/nama-populer-anak-laki-china-dan-artinya/

Comments

Popular Posts