Di rumah aja: hari ke-90: Pertemanan

Pertemanan di media sosial

Kenapa berteman di medsos karena ingin berharap like, komen, dan edge akun pribadi medsos naik?


Berharap ridho Allah juga perlu kah dalam per-medsos-an?


Kalau saya request pertemanan jika bukan nama asli, biasanya saya tidak konfirm, atau teman ga aktif juga saya delete akun, itu termasuk ada maunya ya?😅


Saya mulai berteman dengan yang sekomunitas, misalnya kelas literasi, kelas ibu profesional, teman yang memberikan inspirasi, semangat positif.


Kata ahli marketing online, akun media sosial itu untuk pertemanan, kembalikan ke fungsi aslinya. Menghubungkan antara teman baru dan teman lama, dengan minat dan hobi yang bisa menginspirasi, mengekspresikan diri yang positif dan mengembangkan potensi, semangat positif yang bisa membangun diri.


Jangan dibuat jualan terus, isi dengan hal-hal positif, bangun pertemanan yang sehat, In Sya  Allah jika Allah ridho, maka rizki akan mengiringi. Bonus bangun "trust" teman.


Nge-tag teman dengan status jualan juga mengganggu ya?


Hati-hati penggunaan informasi yang terlalu detail di akun media sosial, jujur bukan berarti terbuka secara lebar. Karena data pribadi kita bisa disalahgunakan oleh orang yang berniat negatif.


Dan akun media sosial pun sebenarnya bertransformasi untuk berjualan, ada fitur, pesan di foto yang kita posting, walaupun itu bukan postingan jualan, tapi ada pilihan kita untuk mencantumkan kolom pesan atau tidak, namun jangan jualan menjadi renggangnya pertemanan tadi.


Lebih enaknya buat Fan Page seperti di medsos Facebook atau grup. Jika mau berjualan memang dikhususkan untuk berjualan di media itu. Walaupun group juga dipergunakan untuk ajang silahturahmi alumni sekolah atau universitas atau kelas-kelas online.

Apa like dan komen bisa mempengaruhi hidup?

Ternyata iya.

Seperti yang diceritakan artikel yang saya baca, diceritakan oleh Noelle D. Lilley dalam artikelnya yang berjudul “Why I’m happier without Instagram”.

Artikel tersebut berisi opininya tentang bagaimana ia merasa hidupnya lebih menyenangkan ketika ia sudah tidak menggunakan Instagram lagi.


Noelle bercerita bahwa ia sempat menjadi pecandu Instagram, selalu mengusahakan untuk memposting foto sesuai rencana, mengikuti aktivitas teman-teman dan artis favoritnya di Instagram. Namun ada sisi negatif yang Noelle rasakan ketika foto yang ia posting tidak mendapatkan banyak respon “likes” dan “comment”.


Hal tersebut membuat kepercayaan diri Noelle berkurang dan menghapus foto-foto yang tidak mendapatkan banyak “comment” dan “likes” di akunnya. Mungkin hal tersebut ada hubungannya dengan yang dikatakan oleh Hannah Krasnova dari Humboldt University bahwa sebuah foto memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk memancing rasa ingin membanding-bandingkan.


Ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain, itu dapat memicu perasaan rendah diri. Sayangnya perasaan tersebut dapat berdampak besar, padahal hanya berawal dari foto yang mereka lihat di Instagram.


Artikel selengkapnya:
berteman dengan media sosial secara bijaksana


Dalam artikel tersebut juga dishare tentang bagaimana mengambil kebaikan dari media sosial dengan nyaman.

Yaitu:

Filter postingan di timeline, tidak mengikuti akun yang menurut kita mengganggu

Follow akun edukatif guna membangun wawasan, untuk memperoleh inspirasi

Ubah rasa cemburu menjadi motivasi, daripada "minder" ambil sisi positifnya

Media untuk mengenal kebiasan orang-orang terdekat, bagaimana kabar mereka, terkait ruang dan jarak bisa tetap saling berhubungan, mengetahui apa yang mereka rasakan.

Instagram hanyalah instagram, seperti halnya media sosial lainnya hanya media sosial

Ada juga yang membutuhkan like dan komen misalnya seperti komunitas bisa menulis di platform Facebook, digawangi oleh Pak Isa Alamsyah atau kelas literasi sebagai motivasi untuk terus berkarya.

Like dan komen di sini bisa membantu penulis dalam membangun dan melatih kepercayaan dirinya, biarpun di kritik tetap semangat menulis, jadikan kritik sebagai pesan kebaikan untuk diri kita agar senantiasa berlatih menulis.

Kritik dan saran atau krisan juga sebagai bentuk perhatian teman,  walaupun like dan komen sedikit tetap produktif menulis.

Yang mengkritik pun bijaksana dalam memilih kata-kata, ada kan nyinyir yang  positif, he...he.

Bisa bertemu sobat di sini, belajar dari pengalama-pengalaman hidup yang beraneka ragam, tertuang  dalam tulisan merupakan ilmu yang luar biasa yang bisa disyukuri

Bukankah like dan jempol kita bisa jadi ladang pahala kebaikan.

Kalau di like dan komen orang terkenal sueeneng banget yee kan. Termasuk aku tuh, eeeaaaa. Di capture segala terus ga ketinggalan di posting lagi di medsos, yes, sukses. Jadi award buat diri kita agar diri terus terpacu.

Semoga jempol kita selalu mendapat  mendapat ridho Allah kelak menambah tiket ke surga.

Ku persembahkan kutipan lirik lagu untuk sobat pejuang.

Lagu: "Ya Sudahlah"
Bonda Prakoso Feat Fade 2 Black

Janglah kau bersedih
'Cause everything gonna be okay ...

(Verse 5: Bondan Prakoso)
Sempat kau berharap keramahan cinta
Tak pernah kau dapat, ya sudahlah
Yeah, dengan ku bernyanyi
La la la la la la la ye ye ye ye ye yeah
Doo doo dooo doo ri dam
Semua ini belum berakhir

(Chorus)
Apapun yang terjadi, ku 'kan s'lalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
'cause everything's gonna be okay

(Bridge: Fade 2 Black, Bondan Prakoso)
Satukan langkah
Langkah yang beriring
Genggan hati, rangkul emosi
Genggamlah hatiku, satukan langkah kita, sama rasa, tanpa pamrih

Ini cinta, across da sea
Peluklah diriku Terbanglah bersamaku, melayang jauh (come fly with me, baby)

Comments

Popular Posts