Akhir yang Bukan Akhir
Aih
loncat langsung ke episode 12, di episode ini, serasa para pemain mendapatkan
banyak kenangan akan pasiennya, memang episode terakhir sih.
Para
dokter juga berjuang untuk menyelamatkan pasiennya, seperti dr. Ik-joon dan dr.
Jun-wan. Dokter Song-hwa yang juga tak bisa berbuat banyak pada pasien yang
koma sehingga tidak bisa dioprasi karena mati otak.
Masing-masing
pemain dengan keputusannya, ada yang masih menggantung dan memantapkan pilihan.
Air
mataku menetes ketika dr. Song-hwa mengisahkan pasien yang mati otak itu sama
dengan dengan pasiennya yang meninggal empat tahun yang lalu ketika dia masih menjadi
dokter residen di tahun ke-empat. Dokter Song-hwa bercerita bahwa dia menunggu
pasien itu seminggu hingga kena marah atasannya dan merasa bersalah karena
pasien itu meninggal. Dan ternyata anak pasien itu adalah Jang Yoon-bok, mahasiswi
kedokteran yang sedang belajar di rumah sakit itu. Yoon-bok kemudian berterima
kasih kepada dr. Song-hwa dan berkata kalau dia kangen ibunya.
Juga ketika pasien dr. Yang Seok-hyung niatnya
kontrol dan konsultasi di minggu-minggu akhir kehamilan, bayinya kok ga
bergerak apa karena sudah masuk akhr minggu. Dokter Seok-hyung langsung berubah
aura wajahnya dan usg berkali-kali dan mengabarkan kalau bayi yang di dalam
kandungan sudah meninggal.
Di sini juga diperlihatkan ketika pasien-pasien
dr. Seok-hyung antri lama dan komplain ke suster jaga, sudah reservasi kok juga
pakai antri.
Juga ada pasien yang mengeluh langsung di
ruangan dr. Seok-hyung ketika konsultasi, dr. Seok-hyung memberikan permintaan
maaf karena jadwal prakteknya hanya tiga kali seminggu, dr. Min-ah yang bilang
kalau dr. Seok-hyung pasiennya memang banyak, kemudian dicegahlah dr. Min-ah agar
tidak berbicara lebih baanyak dengan memerintahkan dr. Min-ah melakukan
perkejaan lain.
Kembali ke pasien yang bayi di dalam
kandungannya sudah meninggal, menangis, dr. Seok-hyung memintanya untuk tidak
terburu-buru meninggalkan ruangan konsultasi agar bisa mencurahkan
kesedihannya. Dokter Min-ah yang menawarkan diri agar bilang ke pasien lain
yang masih mengantri jika komputer rusak dicegah oleh dr. Seok-hyung.
Diperlihatkan juga di luar, suami dari pasien
yang mengantri, ingin masuk ke ruangan dokter untuk bertanya kok lama banged
konsultasinya di dalam, dicegah istrinya, karena prihatin mendengar dari luar
tangisan pasien di dalam yang seakan-akan paham dengan apa yang terjadi di
dalam.
Kemudian dr. Ahn Chi-hoong juga kedatangan
mantan pasiennya yang pernah diberikan semangat ketika di ruang operasi dan
mengajak ngobrol untuk mengetes sistem sarafnya bekerja dengan baik atau tidak.
Si mantan pasien itu memberikan sebuah pulpen, tadinya dr. Ahn tidak berkenan
karena peraturan di Korea ketat tentang pemberian sesuatu kepada tenaga medis.
Karena si pasien bilang tolong taruh di dada dr. Ahn, sebagai pulpen yang memberikan
semangat kepada dr. Ahn untuk senantiasa bekerja menolong pasien lainnya.
Comments
Post a Comment