Pulang Kampung? Liburan?
Saya memutuskan tidak menggunakan hari lagi untuk menuliskan judul. Hari-hari pandemi, hari-hari adapatasi, berjalan tetap berjuang, takdir dari Allah, menikmati pemberiannya ini. Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk pandemi Covid-19 ini. Ketetatapan Allah adalah yang terbaik.
Liburan
anak sekolah sudah ada yang bisa liburan atau pulang kampung? Ada yang sudah
piknik tipis-tipis di kota lain, misalnya kota tetangga, berjarak dua jam dari
kota asal? Aih mauuuu donk.
Aku
mau banged keluar kota, secara kangen
banged sama orang tua. Dan orang tua
khususnya ayah saya sudah kasih sinyal, kalau sudah kangen sama cucu-cucunya di
sini.
Aku
senang kalau ayah dan ibu kumpul sama kami, saya tidak tega. Sudah tua dan
kondisi fisik juga tidak memungkinkan. Ayah itu, senang aja diajak kemana-mana.
Karena kondisi ayah stroke juga kalau BAK sudah termasuk sering intensitasnya.
Cari toilet umum pun untuk orang stroke tidak mudah. Kalau ibu, sama seperti
saya, home sweet home.
Pasti
teman-teman dah merancang mau kemana aja ya? He..he..he. Manusiawi sama seperti
saya, wk..wk..wk. Bulan kemarin ramai di postingan FB, tentang tag teman kamu kalau Pandemi Covid-19 sudah
berakhir kamu mau ajak teman kamu itu dan lakukan apa.
Sekarang bisa mulai dilaksanakan rancangannya👍😄 kuy.
Virus Covid-19 memang belum ada obatnya, manusia diciptakan untuk beradaptasi. Masih banyak saudara kita yang berjuang untuk sembuh juga dokter dan pejuang medis di rumah sakit masih terus menjalani amanahnya.
Sekarang bisa mulai dilaksanakan rancangannya👍😄 kuy.
Virus Covid-19 memang belum ada obatnya, manusia diciptakan untuk beradaptasi. Masih banyak saudara kita yang berjuang untuk sembuh juga dokter dan pejuang medis di rumah sakit masih terus menjalani amanahnya.
Saya
teringat akan teman yang suaminya dokter spesialis paru satu-satunya di kota
ini, teman saya sampai saat ini belum diijinkan suaminya untuk ikut aktivitas
kumpul-kumpul, akan tetapi teman saya tetap bekerja di ranah publik seperti
biasanya.
Saya
juga mau kontrol tapi di dalam kota, sudah mau empat bulan nih belum kontrol,
terus juga mau kontrol mata anak saya, K3, di luar kota. Juga gigi K3 yang
sedikit patah, karena main di rumah, loncat-loncat, melayang dan terjatuh.
Beberapa bulan yang lalu kejadiannya, berdarah. Akhirnya masih masa awal-awal
pandemi Covid-19, sepertinya. Saya bawa ke rumah sakit di rontgen, hasil
rontgen dikonsultasikan dokter dan bilangnya ga apa-apa.
Lama
kelamaan, giginya jadi hitam, aku baca di artikel, kalau hitam pasca trauma
terbentur karena jatuh, bisa jadi akar giginya sudah mati dan harus dicabut,
kalau dicabut dan dilakukan pemasangan gigi untuk tempat gigi yang dicabut agar
pertumbuhannya ga bertumpuk-tumpuk dengan gigi sebelahnya.
Hikmah
pandemi luar biasa, MasyaAllah, yang saya rasakan sebagai orang memerlukan
kontrol ke dokter adalah tidak bisa ke dokter walaupun di rumah sakit
ditawarkan konsultasi online, akan
tetapi saya memerlukan pemeriksaan darah untuk hipertiroid saya, yang dilakukan
dua kali dalam setahun, dan bulan Maret seharusnya jadwal saya tes hipertiroid,
hiks..hiks..hiks.
Piknik
tipis-tipis, sudah, di dalam kota aja, rencana mau lihat pantai tapi ditutup,
wk..wk..wk...bagus ya pemerintah daerah ku, tegas. Akhirnya minum es kopyor
segar dekat daerah itu sambil main ayunan, swiiinggg...alhamdulillah. Naik
sepedaan bareng keluarga, hepi, isi
bahan bakar dulu sebelum balik ke rumah, nyabu
(sarapan bubur). Hangat diperut yang kosong sebelum berangkat.
Berpergian
atau tidak, pilihan masing-masing, stay
healthy, teman. Tetap sehat dan hepi.
Comments
Post a Comment