Anak adalah Anugerah
Teknologi di bidang
kesehatan semakin canggih, khususnya di bidang kehamilan. Ada USG yang canggih
bisa melihat rupa bayi di dalam kandungan. Bisa mendeteksi kelainan sejak bayi
di dalam kandungan, agar dapat ditolong sebelum lahir.
Bisa kah kita memohon bentuk
rupa anak ke Allah? Gen yang dominan, pintarnya, rajinnya, cantiknya,
gantengnya?
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Rabbmu
berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)
Berdoa bisa kita
lakukan, ikhtar dengan ilmu kedokteran pun telah dijalani, hasil akhir Allah
lah yang memutuskan. Walaupun anak-anak yang dilahirkan dan diamanahkan, belum
sesuai dengan apa yang diharapkan atau didoakan.
Sungguh di setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk
hamba-hamba-Nya, di dalamnya terdapat hikmah dan maslahat tertentu, baik ketika
itu kita telah mengetahui hikmah tersebut ataupun tidak. Demikian juga ketika
Allah Ta’ala menimpakan musibah kepada kita, maka kita wajib
berprasangka baik kepada-Nya. Sudah sepantasnya kita meyakini bahwa yang kita
alami tersebut akan membawa kebaikan bagi kita, baik untuk dunia kita maupun
akhirat kita. Minimal dengan musibah tersebut, sebagian dosa kita diampuni oleh
Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, maka lihatlah takdir ini
dengan kacamata nikmat dan rahmat, dan bahwasanya Allah Ta’ala bisa
jadi memberikan kita nikmat ini karena memang Dia sayang kepada kita.
Allah Ta’ala pun telah berfirman,
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ
لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا
تَعْلمُوْنَ
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah:
216)
Baca selengkapnya: Sumber
Begitu pun halnya
dengan keadaan ku, anak ketiga ku yang memiliki penglihatan yang kurang.
Memakai kacamata di usianya 4 tahun dan diri ku sendiri yang memiliki
hipertiroid atau ayah ku yang terkena stroke di usia tuanya.
Semua adalah anugerah
Allah dan itu yang terbaik untuk kami karena kasih sayang-Nya kepada kami.
Termasuk anak-anak,
mereka adalah anugerah Allah. Berat kehidupan yang kami rasa akan tetapi
pengalaman hidup itulah yang mahal harganya, membuat kami tangguh. Dan kami
yakin Allah menjamin bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya.
Allah Ta’ala
berfirman,
لَا
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286)
Kesadaran dan keyakinan
itu lah, mengeluh akan pendidikan anak dalam pembelajaran di rumah, tak akan
pernah berakhir jika kami tidak menerima kenyataan, bahwa hikmah dan ibrah yang
Allah berikan telah membuat kami semakin tangguh. Seperti, nikmatnya
bermurojaah bersama anak-anak, belajar Al-Quran bersama anak.
Setiap orang memang
memerlukan uang agar dapat bersedekah, infaq dan memenuhi kebutuhan. Aku pernah
membaca dari tulisan seseorang di artikelnya, bahwa jika orang tua telah mampu
memenuhi kebutuhan keluarga dengan penghasilan 8 juta dan bisa membersamai
anak, sudahlah cukup, dan bukan lah menambah target menjadi 16 juta akan tetapi
tidak bisa membersamai anak atau keluarga. Semakin disibukkan dengan bisnisnya
dan semakin jauh dari keluarga.
Pandemi Covid-19, memberikan ibrah (pelajaran)
bahwa keluarga akan semakin dekat dengan kebersamaan, dimanapun berada, kebersamaan
dan kedekatan dengan keluarga itu lah yang dicari. Sendirian di alam pegunungan
yang indah pun terasa kurang jika tidak ada keramaian dan kehangatan keluarga.
Kemana pun pergi, yang dituju ketika pulang adalah rumah. Kecuali rumahnya di
dalam mobil itu alias Recretional Vehicle (RV) atau mobil rumah. Itu pun manusia di
dalamnya perlu berhenti untuk istirahat dari penatnya mengendarai mobil rumah
tersebut.
Tom
Hanks dalam filmnya juga memerlukan teman dan membuat teman ngobrol dari
buah kelapa.
Anak-anak adalah anugerah. Dan
celoteh mereka atau obrolan mereka menjadi teman orang tua, walaupun aku sadar
aku juga memerlukan cooling down untuk
seseorang introvert seperti aku. Aku
memerlukan waktu cooling down dan
suami ku sangat membantu menyediakan waktu ku itu. Me time sendirian pun aku bingung, lebih menikmati me time ke salon untuk hair spa atau
luluran, itu pun nyaman mengajak anak ku. Jika anak-anak ku yang usianya SMP
dan SD asyik membaca buku, aku pun ikut membaca buku atau menulis blog sambil
menemani mereka. Mereka suka ngobrol dengan cara mereka sendiri.
Anak ku ngobrol tentang makanan,
sambil masak di dapur, kami sambil ngobrol kecil-kecil, atau pun sepak bola
yang aku berusaha paha ay=tau mengenal pemainnya, dia dengan sabar mengulangi
lagi kalau aku tanya berulang, he...he... dan cerita lucu, kami nyambung soal
ini.
Anak ku nomor dua mengajak ngobrol
di malam hari ketika aan tidur, dia nyaman mengeluarkan uneg-unegnya sampai
tertidur.
Untuk anak ku nomor tiga, dia lebih
suka dipeluk dan dicium. Ketika dia mencari perhatian ku, pelukan dan ciuman
bertubi-tubi atau menggelitiki badannya dapat membuatnya senang kembali atau
dengan membacakan buku kesukaannya.
Mereka adalah anugerah. Dengan
keunikan mereka sendiri. Mereka sehat. Bisa nyambung, ngeklik dan ngobrol asyik
berjam-jam dengan anak-anak itu anugerah.
رَبِّ هَبْ
لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
(Rabbi Habli min ladunka dzurriyyatan thayyibatan
innaka sami’ud du’a)
Artinya: “Wahai Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar
doa". Lihat Al Quran Surat Ali Imran:38.
رَبِّ هَبْ
لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
(Rabbi habli minash shalihin)
Artinya: “Wahai Rabbku, berilah aku keturanan yang
shalih.” Lihat Al Quran surat Al Qashshash: 110.
(رَبّ) إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ
وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
(Rabbi) Inni u’idzuha bika wa dzurriyyataha minasy
syaithanir rajim)
Artinya: “Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk." Lihat Al Quran surat Alim Imran: 34-36.
Comments
Post a Comment