Dakon ... Dakon

Anak cepat bosan dengan mainan.

Kalau mainan dengan plastik-plastik itu aku lebih baik cari plastik bekas.

Aku lebih suka mainan kayu. Tapi membelikan mainan kayu, harus siap merogoh kocek dalam-dalam.

Mainan yang aku belikan untuk anak-anak di rumah, lego juga puzzle.

Belajar dan liburan dalam masa pandemi Covid-19. Untuk mainan di rumah, aku membelikan mainan dakon atau congklak juga bekel. Selain aku memperkenalkan mainan zaman dulu kepada anak-anak ku.


Asal Usul Dakon populer di Jawa.

Bermain dakon atau congklang, untuk K1 dan K2 yang naik SMP kelas 8 dan naik kelas 4, mereka dengan mudah mengikuti alur permainan dan aturan.

Biji yang kami dapat yaitu dari kerang laut bekas dan saat ini kerang-kerang itu ukurannya kecil-kecil sekali dan berbeda ukuran, berbeda dengan ukuran kerang-kerang zaman ku dulu yang besar dan seragam bentuknya.

Kita menabung di lumbung kita dan permainan berhenti jika salah satu dari kita bijinya sudah tidak bisa mengumpulkan untuk satu lubang.

Ada 12 belas buah lubang kecil dan dua lubang besar. Enam lubang di arah peserta A dan eman lubang lain di sisi peserta B. Dua lubang besar sebagai lumbung di sebelah kanan tangan masing-masing peserta.

Satu lubang kecil diisi enam biji kerang. Jadi diperlukan 12x6= 72 biji kerang.

Aku bermain sambil mengobrol dengan mereka. Aku katakan kepada mereka, permainan zaman dulu itu, anak-anak belajar kesabaran dengan menunggu giliran bermain. Selain itu melatih ketekunan kita dengan menunggu permainan dengan sabar dan melihat juga mencermati setiap langkah yang diambil peserta. Bonding orang tua dan anak pun bisa diraih dengan permainan ini.

Dan perilaku curang bisa saja terjadi, jika biji dakon sengaja tidak dihitung dengan benar oleh teman bermain kita. Maka dari itu dakon atau congklang juga melatih kejujuran tiap peserta.

Permainan ini selain melatih kesabaran juga melatih strategi berhitung dan melangkah. Kalau punya adik kecil di bawah tiga tahun berhati-hati ya karena yang masih suka bereksplorasi memasukan biji-biji itu ke hidung, mulut atau telinga.

Anak-anak menikmati permainan ini, akan tetapi dalam pelaksanaanya terjadi intrik juga oleh K1 dan K2. Jadi aku menceritakan tentang ibrah atau pelajaran dari permainan ini yaitu melatih kesabaran, kejujuran, kecermatan, ketelitian, berhitung dan mengambil strategi berpikir sebelum langkah yang tepat.







Comments

Popular Posts