Arah Langkah
Jiwa muda, petualang, Tangguh, modal terbatas, backpacker-an,
travelling. Kata-kata pembuka yang ku lontarkan eh ku tuliskan di sini dari buku yang ku baca, berjudul, “Arah
Langkah”, buku ke empat yang ditulis oleh Fiersa Besari, 300 halaman buku plus
tentang penulis.
Bu..buk..
Eh iya.. ya…
Ngapain bu, bukannya baca buku parenting, eh kok baca buku beginian?
Ya, boleh dong, dalam rangka memperluas wawasan, sama nostalgia,
jiwa petualang, eh jiwa tukang piknik pas muda. He..he..
Kalau dibandingkan penulis, eyke (aku)
mah petualang recehan. Jaman kuliah paling banter ke Wonogiri dan Pacitan naik
bis dari Solo. Juga motoran menyusuri bibir pantai sepanjang pantai di
Jogjakarta, Baron, Kukup, Wedi Ombo, dan kemping di sana. Atau dari Solo ke
Jogya naik Prameks (Prambanan Ekspress).
Buku ini membuat ku kembali mengenang jaman kuliah,
jaman muda, jiwa petualang sedang membara.
Menurut pendapat ku penulis, ini memutuskan backperan
karena hati yang sedang sedih, diawali dengan kata “nestapa” yang ku temui
ketika ku baca, dan pada halaman enam, paragraf kedua, “lucu betapa patah
hati bisa menuntunseseorang hal-hal dramatis dalam hidupnya.”
“Patah hati justru menuntunku untuk berkelana , Meyusuri
Indonesia! Pekiku bangga.
Kalau aku patah hati, curhat sama teman se-kost,
syedih (sedih), terus, ngapain ya? Sepertinya seingatku teman ku ajak aku
jalan-jalan naik motor. Jadi jalan-jalan bisa menghilangkan patah hati?
Sebentar, pulang jalan-jalan inget (ingat)
lagi, wk..wk..wk.
Beruntung bagi yang menemukan Allah sebagai tempat
bersandar. Lika-liku kehidupan manusia itu tak selamanya lurus, bukan berarti
dari muda, kita tidak punya pilihan untuk mengambil jalan yang lurus, akan
tetapi takdir manusia itu sudah ada garis hidupnya masing-masing.
Menurut ku buku ini pun, punya hikmah dan ibrah yang
bisa diambil. Penulisnya juga berpuasa ketika di perjalanan dengan medan yang
sulit dan transportasi yang tak mudah bahkan di daerah yang minoritas muslim.
Penulis ini berangkat bersama kedua temannya, jadi
mereka ini bertiga berkelana, satu perempuan dan dua orang laki-laki. Dan latar
belakang mereka semua memang suka bertualang, disebut di buku itu yaitu “Avonturir”
(kata yang baru ku ketahui) peace yo, he..he..
Meeting point mereka di terminal Bus Leuwi Panjang,
kemudian menuju Pelabuhan Merak, Banten.
Menurut ku buku tentang perjalanan itu menarik diikuti
dan jika ingin belajar geografi secara menyenangkan, bacalah buku tentang
perjalanan seperti buku Arah Langkah ini, karena rasanya akan berbeda tak
seperti membaca buku pelajaran, malah lebih menikmati dan terekam di memori.
Penulis juga berhasil menggambarkan keindahan tempat
yang dikunjunginya. Membuat ku juga ingin berkunjung atau mengelilingi Indonesia.
Aku pun bersama suami dan ketiga anak ku, yang ke tiga
di usia nya dua tahun ku ajak, berkelana mengunjungi teman di Lampung, kami pun
sampai melihat lumba-lumba di lautan lepas, di Teluk Kiluan. Sungguh pengalaman
dan kenangan yang luar biasa.
Comments
Post a Comment