Lupa




Pernah kah lupa?


Lupa pada agenda besar, yang menjadi tanggung jawab diri. Tanggung jawab yang dilakukan sepekan sekali ini dan online di group memang memiliki tingkat probabilitas tinggi untuk dilupakan.


Padahal pertanggungjawaban itu kelak diminta oleh Allah.


Sedih, istighfar, pasrah kepada Allah kalau dunia yang menjadi pemicu.


أَسْقَطَهُ مَعْبُوْدُنَا الرَّحْمَانُ


لَكِنْ مَعَ الإِتْلاَفِ يَثْبُتُ البَدَلُ


وَيَنْتَفِي التَّأْثِيْمُ عَنْهُ وَالزَّلَلُ


Tidak sengaja, dipaksa dan lupa,


Maka Allah -sesembahan kita yang Maha Pengasih- menggugurkan dosa


Akan tetapi jika ada penghancuran, mesti ada ganti rugi,


Namun untuk dosa dan kekeliruan tidaklah dikenakan


 

Kesimpulan dalam bait sya’ir di atas adalah jika lupa, maka tidak dikenai dosa.


Dalam hadits Ibnu ‘Abbas, ketika turun firman Allah Ta’ala,


لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al Baqarah: 286). Lalu Allah menjawab, aku telah mengabulkannya.” (HR. Muslim no. 125).


Juga dapat dilihat dalam hadits Ibnu ‘Abbas secara marfu’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِى الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ


“Sesungguhnya Allah menghapuskan dari umatku dosa ketika mereka dalam keadaan keliru, lupa dan dipaksa.” (HR. Ibnu Majah, no. 2045. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).


Di antara ciri khas manusia yang sering diulang-ulang Alquran penyebutannya adalah sifat pelupa. 


Tentu kita sama-sama mengetahui, sebab yang mengeluarkan ayah kita, Nabi Adam ‘alaihissalam, dari surga adalah lupa. Lupa dengan janji ilahi. Sumber


وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا


“Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.” (QS:Thaahaa | Ayat: 115).

Semoga diri ini senantiasa belajar menjadi manusia amanah (tepercaya) dari sebuah peristiwa hidup yang memberikan hikmah.


Dengan cara konsisten pada kebenaran dan kebaikan semua perintah-Nya. Kekuatan amanah itu pun akan menjadikan diri ini sebagai manusia pilihan di tengah banyak. Semoga Allah melindungi dan mengampuni dosa diri ini. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

 

Comments

Popular Posts