Aliran Rasa Menggali Potensi Diri

Hai-hai teman-teman pembaca setia, aku hadirkan menu nya, aku buat menu paket, dalam rangka challenge aliran rasa di kampung main babak main satu dan mereview inspirasi dari Ibu Septi Peni Wulandani sebagai ayunda inspirator di Gelagang Inspirasi, yang merupakan menu terakhir di babak main satu, dengan melihat layar tancap istimewa. Selasa, 3 November 2020, jam 20.00 WIB di FB group Saung Sambut Semai Kampung Main Ibu Profesional.

Menu paketan ini juga aku jadikan bahan setoran di KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) juga aliran rasa di Kampung Main.

Acara layar tancapnya itu dinamakannya "Gelanggang Inspirasi" yang akan berbagi kisah perjalanan dan pengalaman dalam menemukan Passion.

Bagaimanakah inspirator kita berhasil tumbuh, berkarya, dan produktif melalui passion?

Aku mengalirkan rasa dulu ya, pilihan aku di Ibu Profesional yaitu Komunitas, aku memilih satu karena aku mendapat amanah lain sebagai saudagar di KIPMA Regional Jepara, karena aku mengukur diri ku sendiri, akhirnya memutuskan untuk mengambil satu saja yang akan aku fokuskan di Ibu Profesional yaitu bergabung di komunitas, yang di group FB bernama Saung Sambut - Semai Kampung Main Ibu Profesional.

Keseruannya dimulai Ketika kita bermain bareng, dan masuk ke pra-orientasi, aku masuk di wag Regional. Ada tiga babak main, dibagi penjaga ronda yang perannya menjadi kordinator wag sambut semai orientasi regional, perannya memimpin diskusi, mengingatkan jadwal dan menjaga kenyaman wag.












Setelah berkenalan dengan sesama warga, ada karnaval karya yang berupa sambung cerita.

Kegiatan selanjutnya di Kampung Main, menonton layar tancap sungguhan pembukaan dari para ayunda, berkenalan dengan ayunda Karang Taruna juga sungguhan Selayang pandang.

Tanggal 20 Oktober dibagikan lembar main, dan mengisi lembar main ini, lembar main ini rencananya aku kirimkan dengan aliran rasa ku ini, untuk itu aku menunggu sungguhan Gelagang Inspirasi dengan ayunda Septi sebagai bintang tamunya.






Menyimak dari tayangan gelangang inspirasi ini, aku jadi lebih paham, untuk mengisi lembar main tahap satu ini. Aku mencermati insight yang dipaparkan ayunda Septi dari contoh-contoh dalam kehidupannya.

Aku mengerti bahwa passion itu satu dengan kehidupan. Menemukan passion dengan sungguh-sungguh selama 24 jam di rumah, karena aku pun ibu di ranah domestik. Di usia ku ini aku menemukan bahwa dengan membaca buku aku pun bisa membersamai anak-anak ku, aku pun mulai berbagi buku yang aku baca kepada sekitarku, agar bermanfaat. Dan teman-teman juga menanyakan buku-buku yang aku bacakan ke anak-anak masuk menjadi rejeki tersendiri untuk ku.

Aku pun mendapat insight antara mendidik anak dan beraktivitas, bekerja di ranah publik, menjemput rejeki, menjadi satu kesatuan apalagi dikorbankan.

Aku pun mendapat pemahaman baru bahwa ada tahapan-tahapan dalam menemukan passion, tekuni dan sungguh-sungguh dalam mendalami passion pertama, knowldege itu agar bisa berlanjut ke tahapan passion berikutnya.

Seperti aku mendalami menulis dan penerjemahan bahasa Inggris, dengan mendalami keduanya, menambah jam terbang dengan mengikuti lomba-lomba penulisan dan mengikuti komunitas penerjemahan dan mengikuti kuliah S1 bidang penerjemahan telah lulus, kemudian ikut proyek sosial penerjemahan untuk menambah jam terbang ku, setelah jam terbang.

Menyimak inspirasi dari ayunda Septi juga semakin memantapkan ku dalam pilihan di komunitas Ibu Profesional ini, searah dengan passion ku, aku juga suka membersamai anak dalam hal menumbuhkan kegiatan-kegiatan baru untuk mereka, menemani aktivitas outdoor dengan anak-anak membuat mata ku berbinar-binar.

Memancing, menyelam, berenang, berkuda memanah. Aku pun menambah jam terbang ku dengan mengikuti talents mapping dan lulus menjadi santrinya. Aku ingin fokus mengasah bakat anak-anak ku dan setelah menemukannya ikut memotivasi anak-anak ku untuk terus mengasahnya.

Demikian aliran rasaku di babak main ke satu ini.

Selanjutnya ini review menyimak Gelangang Inspirasi ayunda Septi, semoga bermanfaat.

Nah teman-teman, Gelanggang Inspirasi  itu sendiri merupakan sebuah tempat untuk kumpul bersama, melihat dan mendengarkan berbagi kegiatan agar termotivasi dari ayunda-ayunda yang berbagi inspirasi.

Dimulai dari pertanyaan host ayunda Karang Taruna, Dian Mariesta, yaitu “pembentukan passion itu, Nature atau Nurture?”

Menurut ayunda Septi, Nature berasal dari bawaan dari asalnya dan Nurture itu melalui binaan, pembentukan dari lingkungan.

Passion itu merupakan perasan yang sangat kuat, oleh karena itu dalam passion itu merupakan gairah hidup, gairah hidup itu tidak ada nature maupun nurture.

Dan dalam hidup kita, apa yang membuat hidup kita semakin bergairah?

Secret of life is

“Love what you do”

Ada proses yang dijalani dalam menemukan gairah hidup.

Perjalanan ayunda Septi dalam menjelajahi passion, beliau merasakan dalam tahap kehidupannya harus meletakkan passionnya.

Selama 24 jam aktivitas sebagai ibu rumah tangga, ayunda Septi mencontohkan selalu mengambil satu titik, mengklasifikasikan mana aktivitas yang menjadikan kita suke dalam mengerjakannya.

Tidak sesuai dengan kenyataan maka tidak boleh melarikan diri, sehingga menolak kondisi saat ini, menolak kenyataan, itulah yang membuat denial (menyangkal), stress.

Ayunda Septi memulai dengan menerima kondisi saat ini dan membaginya, mana aktivitas mana yang 24 jam ini suka, aktivitas yang tidak suka diperpendek dan disiasati atau didelegasikan atau selesai tidak selesai dikerjakan, dan suka.

Dicari lagi mana yang bergairah dan menetapkan jam terbang, energi setelah mengerjakan akan tambah energi, waktu akan terasa cepat selesainya, dan sebelum tidur akan menyiapkan untuk besok passionnya akan dilakukan list yang disuka dan dilatih jam terbangnya.

Menurut ayunda Septi, Passion tidak selalu sama dengan hobi, contoh hobi menyanyi dan menggambar akan memiliki passion menjadi penyanyi atau designer.

Mendapatkan passion dimulai hobi, tapi dari belum tentu passionate kita. Dicontohkan beliau tidak suka memasak, mencuci, setrika. Mendidik anak suka, bermain bersama anak.

Beliau melanjutkan memulai meletakkan gairahnya bermain dengan anak. Passion itu perlu fokus, menetapkan jam terbang lebih selama dua jam, tidak diganggu dengan yang lain, tidak semua hal pendidikan anak, yaitu ketika bermain dengan anak, eksplorasi tentang mainan anak.

Kemudian beliau mendedikasikan waktunya untuk bermain dengan anak. Dan beliau menemukan pola kesukaan anak pertama dalam bermain dengan anak itu, seperti anaknya suka bermain dengan angka dan bilangan. Akhirnya selama tiga tahun, bersama anak pertama, menemukan karya Jarimatika,

Dan anak kedua, Allah memberikan anak kedua dengan sesuatu yang unik. Anak kedua senang sekali dengan permaina kata, maka ayunda Septi mencari dan mengamati lagi passionnya.

Akhirnya setelah mencari dan mengamati kemudian menemukan meluangkan waktu untuk bermain dengan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, kemudian lahirlah konsep ABACABACA.

Ada 12 karya  ayunda Septi yang sudah memiliki hak paten.

Anak ketiga, menemukan home education, karena anak ketiga tidak menyukai sekolah, menemukan membaca Al Quran dengan bahagia, sehingga lahirlah karya Jari Matika, Jari ABACA, Jari Quran.

“Passion itu ditemukan dari keluarga, di rumah dengan alat-alat sederhana yang ada di rumah.”

Suasana nyaman, tidak ada tantangan itu, warning, hati-hati. Tidak naik kelas, tidak ada ujian.

Ada tantangan dalam perjalanan menemukan passion ini, bisa break, berhenti dahulu, menjaga mood dengan HIGH ENERGY ENDING (HEE), tidak terlalu excited. Ngerem jika terlalu excited, karena akan low jika terlalu banyak diberikan. Ada manajemen energi yang dibangun, sustainable energi, tidak dihabiskan energinya dalam satu waktu dan satu aktivitas.

Menurut ayunda Septi, Switch (berpindah) bidang yang kita senangi akan menumbuhkan energi baru. Beliau meminta suami untuk mengontrol jika terlalu excited. Akan tetapi jika tidak ada suami yang mengingatkan maka ajak teman.

“Passion adalah hidup kita, hidup kita adalah passion, menjadi satu, bukan seimbang, tapi satu kesatuan”

Passion itu menjadi satu dalam kehidupan, aktivitas kita adalah bagian dari passion kita. Mencari passion kita di anatara aktivitas sehari-hari kita. Dan mencari passion di luar sana, nanti akan bertabrakan, mengorbankan pendidikan saya untuk passion saya, atau mengorbankan eksistensi diri untuk mendidik anak.

“Ayunda Septi mendapatkan formula antara mendidik anak dan beraktivitas, bekerja di ranah publik, menjemput rejeki, menjadi satu kesatuan apalagi dikorbankan.”

Memahami bahwa dalam 24 jam sebagai istri dan ibu, meletakkan gairah itu dalam 24 jam itu,  maka dimanage, mana yang membuat gairah dan mana yang tidak membuat gairah. Tidak ada yang perlu dikorbankan.

“Karena rejeki sudah dijamin oleh Allah tanpa melupakan ketaatan dan amanah-Nya”

Role model bu Septi adalah ibundanya, karena beliau adalah single parent, di ranah pendidikan, organisasi dan publik, anak berjumlah empat, ditinggal suami meninggal ketika saudaranya di usia 8 bulan, dari ibundya ayunda Septi belajar ketegaran, tegarnya seorang perempuan, mendidik anak, bisa meraih eksistensi dan organisasi dan politik semua berhasil.

Setelah menikah bertemu ibu mertua, ibu rumah tulen, mengelola rumah tangga dengan baik, masak berbeda untuk makan 3x sehari dan valuenya baik dalam mendidik anak-anaknya. Mendidik Pak Dodik dengan valuanya baiknya, sehingga Pak Dodik baik dalam memiliki valuenya.

Dua sosok ini menjadi satu dan Ayunda Septi mewujudkannya menjadi satu. Curhat, mau cerita dengan ibu ada sesuai value dari ibu mertua Ayunda Septi kemudian ingin tegar sesuai dengan role model ibu kandungnya.

Jika passion yang dijalani lebih daru satu menurut ayunda Septi ukur diri terlebih dahulu untuk ketahanan kita dalam manajemen waktu, karena kuncinya adalah manajemen waktu, satu atau dua passion kita tekuni.

Ayunda Septi sendiri mencontohkan dalam passion nya itu beliau tekuni satu-persatu.

Passion ada dalam berbagai tahapan, dari tahapan passion knowledge hingga people,

1.    passion knowledge mempelajari keahlian atau pengetahuan, belajarnya menjadi bergairah.

2.    Passion for business, untuk mandiri dan beban secara finansial.

3.    Passion for service, manusia adalah makhluk sosial, ada dorongan untuk terhubung satu sama lain, interaksi memebri pelayanan orang lain.

4.    Passion for people, karakter alamiah sebagai makhluk sosial, membentuk dan menjaga dan mengembangkan.dan mendorong memberikan kontribusi kepada komunitas tak hanya sekedar hadir.

Ayunda Septi mencontohkan bagaimana yang disebut passion dan hobi, misalkan memasak, bisa saja memasak itu hobi tapi buka passion, bisa saja karena pelarian karena penat, misalkan saat pandemi ini kemudian lari ke masak, penatnya hilang karena sebentar, akan tetapi masak dalam jangka waktu sekian, maka akan penat lagi.

Misalkan ayunda Septi hobi memasak, ketika anak-anak sudah besar ada waktu luang, beliau memasak, untuk dua orang saja ketika dihadapkan untuk memasak banyak orang tidak suka.

Passion ada tantangan apapun maka akan dikejar, mau dapat uang atau pun tidak tetap bahagia.

Passion akan susut ketika kita tidak menaruh hati anda di sana.

Passion akan berkelanjutan sesuai dengan tahapan-tahapan, akan tetapi jika berhenti di knowledge, terus berganti knowledge maka akan terjadi tsunami informasi. Tidak memperdalamnya (dive deep) dengan sungguh-sungguh.

“Kesungguhan yang membedakan passion kita.”

Sungguh-sungguh dihilangkan dalam passion kita maka akan menyusut (tergradasi).

Bersungguh-sungguh akan menjadikan passion terus berkelanjutan.

Pilihan ayunda Septi adalah di ranah domestik karena bisa bekerja di ranah publik setelah anak-anak selesai, akan tetapi  mendidik anak tidak bisa dibalik lagi. Cukup 12 tahun setelah 12 tahun anak-anak akan pergi semuanya. Kemudian beliau dapat kesempatan di ranah publik Kembali.

Beliau puas, anak-anak tercukupi dengan kebutuhan akan kehadiran beliau di rumah. Memiliki kesempatan luas dengan mengokohkan pondasi keluarga sudah jadi, dengan anak, terbentuknya pola komunikasi pasangan dengan suami, dan tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang sudah memulai lebih dulu, dua puluh tahun yang lalu di ranah domestik.

Menurut ayunda Septi Ibu yang bekerja di ranah publik dan punya energi double juga bisa sukses, Sedangkan ayunda Septi mengukur dan sanggup di ranah domestik.

“Semua adalah pilihan”

-Ayunda Septi-

Dalam menemukan dan mengasah potensi tidak mudah, senantiasa harus produktif sehingga bisa menghasilkan karya yang bermanfaat.

 

 

Comments

Popular Posts