Dekapan Kematian


Ada buku tentang kematian, non-fiksi, berdasarkan pengalaman kisah nyata, dengan kisah berbeda-beda, penulisnya artis, pada mau beli? Kok serem ya beli buku temanya kematian, seperti ga ada buku lain, non-fiksi lagi, kalau fiksi, seperti goosebumps jaman dulu aku punya, atau fear street, boleh lah, nah ini, kematian dan non-fiksi.

Ada juga sih yang beli.

Iya, saya yang beli, he..he... (tertawa).

Buku berjudul, “Dekapan Kematian, Saat Belahan Jiwa Pergi Meninggalkanmu”, ditulis oleh Oki Setiana Dewi, penerbit Mizania, Bandung, 2013, ada 236 halaman.

Dari kata pengantarnya, Oki menulis buku itu terkhusus untuk jiwa-jiwa yang lemah dan sedih kehilangan dan kematian belahan yang dicintai. Ada lima kisah yang diceritakan di dalam buku tersebut. Dan sebelumnya, ada prolog mengapa Oki memutuskan untuk menulis buku dengan tema kematian. Juga bagaimana Oki mendapatkan kisahnya dari orang-orang yang menjadi narasumber kisah di buku ini.

Aku beli buku ini, karena aku juga termasuk jiwa yang lemah, buku ini juga mengingatkan ku tentang kematian  aku dan orang-orang tercinta di sekitar ku juga akan menunggu takdir tebaik dari Allah subhana wata ala. Tak akan pernah tahu takdir kematian, dalam hitingan detik, menit, jam, hari, bertahun-tahun, bahkan sekejap. Oleh karena itu, smengingatkan diri ku untuk mempersiapkan bekal untuk timbangan amal kebaikan dan tiket ke surga  Allah subhana wata ala.

“Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita Kembali.”

Lima kisah di buku ini, yaitu Jembatan Jakarta-Kanada, Kecupan Terakhir, Sambu Kami Kelak, Wisuda Impian Bapak, dan Sepuluh Prajurit Surga.

Ada bagian epilog juga di buku ini, bagaimana isi dari buku ini membuat penulisnya juga, menangis karena merasakan jalinan kisah dari narasumber selain memberikan pelajaran hidup. Oki juga berharap buku ini mengingatkan bahwa nyawa ini sungguh rapuh dan ajal akan datang kapan pun tanpa kita ketahui. Oki juga menuliskan solusi dalam buku ini dalam menyikapi kematian. Oki juga menuliskan kisah menyikapi kematian dari sahabat dan shabiyah di jaman Rasulullah.

Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 185

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

 

Kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr

 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 185. Allah mengabarkan bahwa setiap jiwa akan mengalami kematian, kemudian akan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mendapat balasan amalannya dengan sempurna. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga maka ia telah beruntung. Dan dunia tidak lain hanyalah kenikmatan fana yang dihiasi oleh setan agar dapat menipu manusia.

Referensi: Tafsir Web

 

Menurut ku, walaupun bukunya bertemakan kematian, ini juga bisa dikategorikan sebagai buku motivasi, mengambil hikmah dan ibrah dari kisah hidup narasumber dalam menyikapi takdir dari Allah, dan juga untuk memotivasi agar senantiasa mengingat Allah, beribadah kepadanya, banyak beramal baik dan berdoa agar amalan-amalan kebaikan kita diterima atau diridhoi Allah, dan berdoa memohon ampunan agar Allah mengampuni segala dosa yang diperbuat.

 

Comments

Popular Posts