Enam Keterampilan Dasar untuk Anak, Menghadapi Perubahan Saat Ini

 


Aku mau mereview ini, semoga Allah memudahkan untuk segera action ya, bertindak, bergerak untuk keluarga di rumah.

Obrolan Dapur Ibu Episode 61 

16 September 2020, aku menonton tayangan ulangnya, channel Ipedia berita baik.


Anak-anak yang akan memegang peran tongkat estafet ke depannya.

 

Perubahan itu memang perlu untuk terjadi dan sudah terjadi. Tahap pertama, diterima karena perubahan saat ini adalah perubahan besar dan menata anak-anak untuk bersiap untuk perubahan ini.

Perubahan besar maka akan terbalik, atas-bawah, utara-selatan.

 

Tahap kedua, memposisikan diri dengan baik dan cermat. Kesadaran baik diterima oleh orang tua nya dulu kemudian guru bahwa dunia sedang berubah. Dan anak-anak perlu perubahan, dan anak-anak persiapan.

 

Pada perubahan itu sendiri akan terjadi turbulensi, kemudian stabil kemudian turbelensi lagi. Dan para ahli tidak akan tahu masa turbelensi akan berakhir.

 

Kita tidak bisa kemana-mana, akan tetapi pikiran kita bisa ke mana-mana.

 

Keterampilan pertama, berselancar di dunia maya, ini bukan sesuatu yang mewah dan berlebihan.

 

Perlu belajar jenis komunikasi yang baru agar produktif, sopan santun, adab komunikasi dengan dunia maya. Kapan kamera video hidup dan mati.

 

Yang ketiga, membekali anak-anak dengan mental dan emosional skill yang baru. Bagaimana mengelola emosi dan mental dan menyelesaikan permasalahan yang muncul dari komunikasi dengan jarak jauh ini.

Anak-anak perlu dilatih. Tidak ada yang mengawasi dan menyuruh anak-anak, kecuali mereka sendiri.

 

Yang keempat, new organization and management, tata organisasi dan manajemen yang baru, tiap orang tidak lagi bekerja di satu tempat. Misalkan, pekerjaan pertambangan bisa dikerjakan robot, dan satu operator melalui monitor bisa mengerjakan 15 alat dalam satu waktu. 

Dunia perbankan juga mengalami perubahan setiap orang melalui internet banking. Juga tidak mengenal uang kartal, dalam bentuk fisik. 

Dan anak-anak perlu dilatih pengelolaan uang (e-money). Bagaimana membangun team work dan team building yang tak berbatas negara, lintas negara, di dunia, dengan waktu yang berbeda, dan ini perlu pengelolaan.

Yang kelima, creativity and innovation skill. Keluarga juga perlu berinovasi. Anak-anak perlu dilatih keterampilan ini.

 

Yang keenam, keterampilan adaptasi, anak-anak perlu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Karena perubahan saat ini cepat sekali. Yaitu perubahan learn at school dengan learn at home, yang mendadak. Nah ini perubahan yang cepat.

 

“Daya adaptasi kita saat ini sangat penting dibutuhkan.”

 

Oleh karena itu keluarga perlu menata ulang kurikulum pendidikan keluarga di rumah, anak-anak untuk segera berubah sesuai dengan perubahan yang cepat saat ini. Dan bukan hanya menunggu kurikulum negara berubah. Karena ketika kurikulum ini sedang dipikirkan para pakar dan jadi, bisa saja kurikulum itu jadi sudah kadaluarsa.

 

“Dan kitalah orang tua memikirkan kurikulum pendidikan keluarga di rumah.”

 

“Definisi literasi harus dicermati dan pahami ulang, agar anak-anak kita tidak menjadi yang terbelakang.”

 

Orang tua punya komitmen untuk melakukan perubahan ini. Belajar dan tumbuh Bersama berproses menJADI, jangan mengajar anak-anak, tumbah belajar bersama.

 

Jika anak mengalamai bosan, jenuh, orang tua kreatif dalam membuat break session untuk anak agar kembali berkonsentrasi. Misalnya anak tujuh tahun, rentangnya 7 menit, nah itu orang tuanya kreatif dan menularkan semangat, karena semangat itu dicontohkan.

 

Kecemasan tidak boleh berkepanjangan akan tetapi segera bertindak, mengelola kecemasan agar menjadi tahap munculnya inovasi. Dari kecemasan pun dapat memunculkan inovasi.

 

Belajar offline dan online itu tantangannya sama. Proses mencari yang tidak diketahui akan membuat bersemangat. Carilah apa yang tidak ketahui dan perlu diketahui.

 

Melihat keteladanan bisa memberikan semangat dan gelisah bisa membangun rasa semangat.

 

Cara membangun Obrolan Dapur Ibu yang konsisten:

1.       Semangat niat (Innamal A'malu Binniyat”)

2.       Perencanaan

3.       Rasa malu untuk mengecewakan para fans (membangun faktor eksternal)

 

Tiga mantra dari Ibu Septi dan Pak Dodik dalam membangun sinergi misi keluarga bersama pasangan: (memperkuat dan memperbanyak)

1.       Banyak main bareng bersama pasangan dan sekeluarga

2.       Banyak ngobrol bareng bersama pasangan dan sekeluarga

3.       Kegiatan bareng bersama pasangan dan sekeluarga

 

“Resiko itu jangan ditakuti, segera diantisipasi”

 

Jangan menunggu segalanya sempurna, jika menunggu sempurna maka tidak jadi sempurna lagi karena sudah ada yang baru.

 

Comments

Popular Posts