Galeri Kreasi Kampung Main: KLIP

 


Galeri Kreasi Kampung Main, Selasa 10 November 2020, jam 20.00 WIB, aku menyimak tayangan ulang, sambil mereview dan memuangkannya juga ke dalam bentuk tulisan. tulisan ini semoga bisa menjadi refensi pengingat diri ku.

Aku menyimak suguhan ragam aktivitas yang ada di Kampung Komunitas Ibu Profesional, juga inspirasi dari salah satu kelompok berbasis passion, yang karena komitmen dan konsistensinya, berhasil meraih kesempatan berkarya di kancah nasional dalam kerja sama dengan Kemendikbud RI.

Dengan host Yunda Rachma, diawali Yunda Iyle, menyuguhkan informasi mengenai Kampung Main, ada Rumah Belajar (RumBel), Rumah Bermain (RuMin) meningkatkan bonding keluarga dan komunitas, Rumah Berbagi (RumBa) ajang warga kampung komunitas untuk berbagi untuk masyarakat luas.

Contoh ragam aktivitas di regional kemudian diperlihatkan di video. Ingin bergabung di komunitas syaratnya, ”Semua nya boleh, kecuali yang tidak boleh.”

Yunda Ernawati, KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional), tujuan KLIP untuk melatih anggotanya konsistensi menulisnya, yunda Erna, belajar memiliki mental baja, dengan konsistensi maka bisa  juga menyederhanakan pikiran.

Berawal dari rumbel 2016 dari IP Bandung, diangkat menjadi program nasional, terbuka untuk non-member di seluruh dunia. Kegiatannya yaitu setoran rutin, utamanya melatih konsistensi.

Kemudian kegiatan lebih dekat, yaitu tanya jawab dengan anggota terpilih, karena sudah banyak memenangkan lomba blog. Juga ada klub buku, untuk membahas buku-buku yang dibaca.

Klub buku membuat yunda Erna terpukau, karena ada ibu-ibu yang membaca buku Sejarah Timur Tengah, Dongeng Eropa, ternyata ibu-ibu tidak hanya baca resep masakan atau seputar keseharian.

Klip Writing Challenge, anggotanya ditantang dengan tema tertentu. Ada workshop, kulwap dengan Dewi Lestari, Ahmad Fuadi, yang terbaru yaitu workshop Kreatif Writing dengan Kak Rijo Tobing secara online karena sedang pandemi.

Kemudian yang terbaru yaitu kelas peminatan. Anggota memilih kelas sesuai minat dan dikelompokan di wag untuk saling bertukar informasi, kelas Fiksi, Non-Fiksi, Blogger, misalnya kelas fiksi sedang seru cara buat karakter, setting fiksi agar terkesan hidup.

Karya-karya dari KLIP, seperti Antologi “Me Time”, 2017, kemudian buku Fiksi, menuliskan 300 kata, buku “Mengelola Emosi Orang Tua dalam Proses Pengasuhan (2020)” oleh Ernawati (IP Jakarta) dan  Dea Adhicita (IP Depok), dibuat dalam rangka pelaksanaan program #Bersamahadapikorona Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud RI), buku yang ditulis bersama penulis undangan lain dari Kemendikbud RI.

Buku ini dilaunching langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim, buku ini bisa diunduh gratis di http//bersamahadapikorona.kemendikbud.go.id/buku-saku-paud/



Buku itu menurut yunda Erna merupakan bukti bahwa konsistensi itu sangat penting. Dan tak pernah terbayangkan oleh yunda Erna akan membuat buku sepertii itu yang bisa diminati oleh banyak orang, tujuan awalnya yunda Erna sederhana yaiitu masuk wag dan bertahan. Di tahun berikutnya, tulisannya dibuat buku. Dan tahun berikutnya terbitnya buku solo yunda Ernawati.

Hal tersebut itu sejalan value Ibu Profesional, yaitu, “Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu.”

Ketepatan itu akan datang dengan sendirinya.

Pembukaan KLIP Januari tahun 2021. Dan standar tulisan dengan minimal 300 kata, untuk tahun depan akan ada perubahan. Belum ada standar untuk sesuai EYD atau PUEBI, semua belajar dan self correction.

Kalau KLIP menjadi program nasional, di Kampung Komunitas, RumBel dan RuMin untuk warga komunitas, sedangkan RumBa bisa dikolaborasikan dari komponen Ibu Profesional dan dari luar.

Untuk warga komunitas bisa bertanya langsung di regional apakah ada RumBel untuk kelas literasi.

RumBel akan berjenjang, tiap level akan berbeda jenjangnya. Dan masih di proses di pusat. Setiap keahlian akan memiliki sertifikasi sendiri-sendiri. (Wuahhhh keren). Mimpinya sertifikasi itu akan diakui oleh nasional sampai internasional (Aamiin).

Tips konsisten berkarya dari yunda Erna, didapat dari materi Ibu Profesional, dicoba dihayati dan disesuaikan dengan aktivitas dan kegiatan yunda Erna. Di mulai dengan menanyakan ke diri kita sendiri, apakah kita ingin hidup saja atau hidup dengan bermanfaat untuk orang lain, temukan visi hidup.

Setelah menemukan visi hidup, apalagi kita ingin bermanfaat untuk prang lain selanjutnya bagaimana cara kita bermanfaat untuk orang lain.

Yaitu bisa dengan mengembangkan potensi. Kemudian cari tempat yang mendukung potensi. Misalnya mengikuti RumBel menulis, RumBel Boga, mencari tempat pelatihan.

Setelah itu, jatuh cintalah setiap hari dengan kegiatan dan tempat itu. Ketika turun semangat, ingatlah dengan indahnya, Strong-Why nya.

Tentukan ada dimana tempat yang mendukung potensi. Mislakan potensi di menulis, kemudian memilih di KLIP selanjutnya pilih kembali karena kemampuan yunda Erna terbatas, kemudian membuka diri untuk menerima saran dan kritik.

Buat rencana, Start from the finish line, buat rencana dari akhir dulu, jika kamu meninggal, ingin meninggalkan apa? Misalkan dikenal jadi penulis

Kemudian di break down hingga akhir, dari 5-10 tahun sampai dari dua tahun pertama.

Ditanya mengenai waktu menulis, yunda Erna Ketika punya bayi dan menyusui, ketika ketiduram, pasang alarm, dan bangun. Dan saat ini, setelah disapih, waktunya menyesuaikan ketika anak-anak tidur siang.

Sedangkan yunda Ilye yang bekerja di ranah publik membagi tips konsisten menulisnya yaitu jam 16.00 - 18.00, waktu menulis, yunda Ilye, di atas jam 22.00 WIB, jika belum mengantuk disempatkan menulis dan membaca.

Kesimpulan dari Yunda Rachma waktu menulis disesuaikan sendiri dengan waktu di keluarga masing-masing.

Aku menulis tentang tayangan galeri kreasi ini tak terasa waktu satu jam cepat berlalu. Dan aku juga bagian dari anggota KLIP, dengan tingkat konsisten yang masih standar. Semoga aku bisa konsisten seperti yunda Ilye dan Yunda Erna.

Comments

Popular Posts