Mandiri Finansial Pada Anak

 


Beberapa hari belum setor tulisan di KLIP. Hu..hu…hu. Baiklah, mari mereview belajar di Obrolan Dapur Ibu, episode 78, kuy. Dengan topik, “Pentingkah Mengajarkan Mengajarkan Mandiri Finansial Pada Anak.” Nonton tayangan ulangnya ini.

Mandiri finansial itu supporting, bagian dari kemandirian, mandiri anak itu dari kemandirian berpikir, kehendak, karsa, kehendaknya anak. Tidak dipengaruhi orang lain, sepenuhnya bertanggung jawab dan berdaulat atas dirinya.

Dan mempunyai nilai lebih ketika anak sudah dewasa. Tingkat kedewasaan ini akan berkembang dari masa ke masa.

Dulu usia 12-13 tahun sudah berdagang, mengembala.

Saat ini ebih kompleks, Pak Dodik lebih banyak ngobrol dan disebut masa eksplorasi, dan masalah kebutuhan masih tanggung jawab orang tua, anak-anak bebas mengekplorasi dan menentukan langkah ke masa depannya.

Dan masa persiapan untuk mereka mandiri.
Kemudian keterampilan, salah satunya yaitu keterampilan finansial.

Pada masa eksplorasi adalah masa berlatih.  Tidak menilai dari hasil. Tapi kemampuan untuk menghasilkan, prosesnya.

Menghasilkan Mengelola keuangan penyimpanan, investasi, berbagi, dilatih dalam mengelola keuangan

Darimana mendapatkan dan bagaimana mengeluarkannya, sebagai bagian dari pertaggungjawaban.

Besar atau kecilnya tidak masalah dari proses pembelajaran ini. Jika mendapatkan beasiswa maka itu merupakan jerih payah anak-anak. Bukan sebagai keuntungan orang tua. Dan ketika mereka dewasa, akan dikembalikan kepada anak-anak.

Usia anak-anak dewasa ditentukan dengan obrolan, contoh,misalkan 15 tahun, atau 16 tahun, kemudian orangtua

Keterampilan mandiri secara finansial yaitu meletakkan uang pada tempatnya. Uang bukanlah tujuan hidup manusia, uang itu alat menjalankan peran hidup sebagai hidup. Khalifah fi ardh, menjaga dan memuliakan dunia.

Sumber uang halal dan thoyib, menghasilkan rahmat dan keberkahan.

Antara uang yang digenggam dengan yang diputar, uang yang diputar  malah berkah dan cukup.

Ruginya menggeggam uang, anak-anak harus mengalami dan merasakannya sendiri.

Mempermudah lancarnya rejeki yaitu networking tidak hilang, silahturahmi tidak putus.  Ketika kita bangkrut, yang ingin kita bangkit lagi itu banyak.

Tidak dengan menggenggam uang tapi melepas uang.

Ciri orang kaya, anak-anak juga belajar paham, yaitu tangan di atas, suka berbagi, suka memberi.

“Kerja adalah ibadah”

Nah, pertanyaan-pertanyaan seru bisa selengkapnya dilihat di Obrolan Dapur Ibu Episode ke-78

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular Posts