Negeri Para Bedebah

 

Siapa tak kenal Tere Liye?

Bahasa India ya, artinya Untuk mu?

Tere Liye di Indonesia adalah nama pena seorang penulis terkenal, memiliki nama asli Darwis, lahir di Lahat, 21 Mei 1979.

Kalau nama pena ku siapa? Masih bingung, nama belakang ku sendiri tergolong sudah unik.

Aku ingin membuat tulisan di blog mengenai satu buku karya Tere Liye. Buku ini dibeli atas pilihan anak ku, kelahiran 2007. Buku  setebal 220 halaman, diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010, Jakarta.

Buku fiksi yang berjudul, “Negeri Para Bedebah”, terdiri dari 48 episode. Setting tempat awal cerita di bangku penumpang eksekutif pesawat salah satu maskapai penerbangan internasional dari London menuju Singapura, dan kota yang dituju tokoh adalah Jakarta.

Dua orang tokoh, berprofesi sebagai seorang pebisnis, itu yang bisa aku duga d awal halaman yang ku baca, dan satu lagi seorang wartawati bernama Julia. Dan pria pebisnis itu yang diwawancarai menyikapi turbulensi ekonomi dunia.

Penulis di sini memposisikan dirinya sebagai Thomas. Tokoh utama dari buku ini. Ditandai dengan menyebutkan “Aku” pada dialog yang disampaikan Thomas dalam cerita.

Settingan di beberapa tempat seperti Jakarta,

Maka dari itu aku menduga bahwa pria tersebut adalah seorang pebisnis. Pria itu dalam perjalanan menghadiri sebuah konferensi. Disapa Thom oleh si wartawati (halaman ke-16).

Dan pada halaman ke-17, penulis menuliskan bahwa pria tadi menyebutkan profesinya, yang merupakan seorang konsultan keuangan profesional. Dan pada halaman ke-24, konsultan keuangan itu bernama Thomas.

“Aku tidak peduli kemiskinan, peduli setan, karena daya rusaknya itu-itu saja, busung lapar, kurang gizi. Tapi kekayaan, daya rusaknya mengerikan. Bahkan uang berlimpah itu membuat orang tidak peduli wabah, kelaparan perusakan alam, dan tragedi kemanusiaan lainnya.”

-Thomas, Negeri Para Bedebah-

Dari awal menurut buku ini menyuguhkan tema perekonomian seperti turbulensi ekonomi dunia, money laundering, sosial, budaya dan politik.

Aku takjub membaca sosok Thomas dalam menjalani kehidupan sosialnya, mengisi waktu dengan ikut klub bertinju, tak hanya melihat pertandingan saja, akan tetapi juga ikut menjadi pemainnya.

Klub tinju yang bukan sembarang klub tinju, membernya bukan kaleng-kaleng, orang terkenal di bidangnya, bisnis juga politik.

Menurut ku pilihan klub sosial Thomas, akibat pembentukan karakternya yang sedari kecil menjadi tangguh. Ada kisah di masa kecilnya yang membentuk karakternya hingga dewasa.

“Ya, kubayangkan, ketika satu kota dipenuhi orang miskin, kejahatan yang terjadi hanya level rendah, perampokan, manuk-mabukan, atau tawuran. Kaum proletar seperti ini mudah diatasi, tidak sistematis dan jelas tidak memiliki visi-misi, tinggal di gertak, beres. Bayangkan ketika kota dipenuhi orang yang terlalu kaya, dan terus rakus... "

-Thomas, Negeri Para Bedebah-

Buku ini beralur saat ini kemudian beralur mundur, karena menceritakan tokoh-tokoh yang merupakan keluarga Thomas sehingga menceritakan keluarga Thomas di masa kecil Thomas.

Juga ada beberapa tokoh yang menjadi temannya Thomas.

Novel ini menurut ku bergenre suspense, karena ku rasakan ada ketegangan di tiap jalan ceritanya. Yang dibumbui pengetahuan untuk ku mengenai perekonomian, sosial, politik hingga budaya dari sosok tokoh utama.

Thomas yang berwarga negara Indonesia, keturunan asing, yang aku baca dari nama-nama kelurga dan kehidupan keluarga dari Thomas ini.

Pokok permasalahan dari cerita ini datang dari keluarga Thomas dengan tema yang mendominasi dari buku ini yaitu perekonomian.

Perjalanan demi perjalanan dilalui Thomas dalam membantu masalah salah satu tokoh keluarganya melalui masalah tersebut hingga memunculkan flashback kisah Thomas kecil bersama keluarganya mewarnai dan menimbulkan efek ketegangan dari buku ini.

Menurut ku buku ini dapat ku baca dengan nikmat, menambah khasanah perbukuan ku di jagad buku raya. 

Alurnya cukup mudah dipahami, bahasanya dan isi nya juga dapat menambah pengetahuan tentang perekonomian, sosial, budaya juga politik. Daripada nonton berita televisi, menurut ku, aku lebih suka baca buku ini.

 

 

 




 

Comments

Popular Posts