Menyerah Besok Saja

 



Mau menyerah?

Besok aja ya, he…he…. Menawar nih ceritanya.

Bukan-bukan ini ada di tayangan Ipedia TV,  di segmen This Is Me! Eps.14 : Menyerah Besok Saja. Ditayangkan live tanggal 19 Nov 2020.

Dipandu oleh host yang seru Fajrina Addien dan narasumber Amih Yanti yang tinggal di Auckland, New Zealand.

Amih Yanti ini menyarankan suaminya berhenti kerja, loh?

Menurut Amih Yanti, awalnya pintar melihat sinyal, Amih melihat sinyal bahwa suaminya senang memasak, betah di dapur berjam-jam, awalnya pekerjaan suami di kantor hanya dilakukan untuk sekedar kerja dan terlihat tidak enjoy, suaminya merasa bukan “dia banget”.

Titik balik, Amih Yanti membaca buku tentang memetakan potensi anak, dan Amih Yanti memetakan untuk suaminya.

Hari libur, hari Ahad, mereka berjualan, suami yang memasak, Amih Yanti yang menjualkan, dan suaminya terlihat berbinar sekali.

Dari nol, mereka memulai usaha Takoyaki, dengan kolaborasi Amih Yanti yang passionnya di marketing dan suami yang suka memasak.

Kemudian Amih Yanti dan suami memulai mengurutkan satu persatu.

Titik terangnya yaitu suaminya ingin ke New Zealand, karena ada sepupunya yang lebih dahulu menjadi chef di sana.

Karena sudah ada jalan, maka mereka berani menuju langkah berikutnya. Dan munculah tantangan yaitu kritik dari orang-orang di sekitarnya.

Ada dua hal yang menjadi pengingat Amih Yanti dalam mengatasi kritik orang-orang sekitar, Amih Yanti dapat dari Aa Gym, “kritik itu sebagai kripik sebagai makanan lezat atau mengikuti alur, tertantang, terus bergerak dan berusaha dan menjadi jalannya yang sudah ditakdirkan Allah”.

Tantangan mereka lainnya yaitu suami tidak bisa berbahasa Inggris, suami tipe introvert. Padahal saat itu Amih Yanti tidak percaya diri karena juga harus jarak jauh dengan suami dan mengurus anak sendiri, akan tetapi tetap menyemangati suaminya.

Dan mobil menjadi jaminan biaya suami sekolah, tantangan lain berupa finansial. Dan hal itu membuat Amih Yanti terus maju karena mengingat binar-binar mata suaminya.

Suami akhirnya berangkat, Amih Yanti punya system support yang kuat dari dukungan orang tuanya. Dan suaminya di sana bekerja part time, sebagai cleaning service, untuk meringankan tantangan finansial.

Amih Yanti dalam prosesnya, juga mengalami tantangan, pekerjaan yang digeluti merupakan passion nya tetap membuatnya semangat, walaupun sering pingsan di kereta commuter line, berangkat Subuh pulang malam. Melewati tumbuh kembang anak-anaknya.

Kalau menyerah besok saja menurutnya, karena suami sedang bekerja, ada anak dan finansial juga yang harus ditanggung. Dan kalau sudah jadi passion, menurut Amih Yanti maka semua akan menjadi kekuatannya.

“Semua datang dari diri, kekuatan datang diri sendiri.”

-Amih Yanti-

Menyemangati diri sendiri juga karena kasih sayang orang tuanya, diberikan fasilitas supir dan mobil untuk berangkat ke kantor. Karena kesulitan finansial, tercetuslah ide membuat mobilnya sebagai sarana transportasi berbayar untuk karyawan, Bogor-Jakarta, berangkat dan pulang kantor, juga sebagai pendapatan bagi drivernya.

“Kondisi tertantang, membuat otak terlatih, semua ada jalan.”

-Amih Yanti-

Dalam kondisi tertantang, otak berpikir, dan karena jiwanya juga marketing, dari sanalah dapat ide itu.

Amih Yanti juga memiliki tantangan proses Visa yang tak kunjung selesai, Ketika ingin menyusul suami. Dengan suami yang suah bekerja di kafe. Setelah 4 bulan, Visa Amih Yanti bisa berubah menjadi working visa dan anaknya menjadi student visa.

Nilai-nilai yang didapat Amih Yanti dalam perjalanan melalui tantangan hidupnya:

·         Orangtua, sejauh apapun, doa dan cita-citamu, yang menguatkan adalah orang tua. Doa nya terkabul karena orang tua.

·         Demi tumbuh kembang anaknya, Amih Yanti dan suami berkumpul, dalam Pendidikan hidup anak-anaknya kelak.

·         Jadi orang yang bersyukur dengan segala tantangan, jalani dengan senyuman, kuatkan dengan ikatan doa dan mengingat perjuangan masa-masa sulit hingga sampai saat ini.

Saat ini, suaminya tidak mengeluh, lebih enjoy dan anak-anak suka di lingkungan yang baru, walaupun tanpa system support dukungan keluarga. Padahal Amih Yanti tidak bisa jauh dari orang tuanya, demi binar-binar mata keluarganya, suami dan anak-anaknya.

Bagaimana dengan passionnya Amih Yanti Ketika pindah ke New Zealand?

Amih Yanti berbagi kisah Me timenya nyuci sambil nangis di kamar mandi, ketika pertama kali pindah ke New Zealand.

Dan Allah memberikan hikmah dari kepindahannya, Amih Yanti menemukan bahwa anaknya sulit mengenal huruf, demi harus memperjuangkan anak, Amih Yanti ingin bercahaya demi orang lain, yaitu anak sendirinya, 5 bulan mengajar anaknya, ketika sudah membaca dan mengenal huruf, menurut Amih Yanti, rasanya tak terbayarkan.

Kemudian Amih melamar pekerjaan bukan passionnya, yaitu disesuaikan jam anaknya sekolah dan dekat dengan apartemennya selama 5 jam, yaitu jadi house keeping. Prioritasnya adalah anak dulu.

Tertantanglah Amih Yanti, untuk menjadi diri yang aktif tanpa merasa rendah diri. Karena rendah diri hanyalah diri kita sendiri yang membuat.

Mimpi Amih Yanti yaitu punya restoran, akan tetapi belum terwujud, sampai ada sebuah toko, kebab shop, tokonya hampir bangkrut, memulai dengan nol dengan Amih Yanti hanya staff nya seorang saja.

Kondisi toko yang sesuai dengan passionnya, membuat jiwa marketing dan customer servicenya keluar semua, ownernya adalah muslim, bisa sholat tepat waktu.

Hal itu membuat Amih Yakin bahwa  kebahagiaan tidak bisa dinilai dengan uang, percaya bahwa itu terjadi karena  doa orang tuanya, yang tadinya mimpi kemudian menjadi kenyataan. 

Membuatnya teringat sejak kecil selalu meminta doa kepada orang tuanya, ketika ujian sekolah, ayahnya pernah bilang, ingat wajah ayah, pasti bisa mengerjakan soal.

Valuenya Amih Yanti yang dibawanya sejak kecil sampai punya anak sampai ke anaknya, bahwa doa orang tua itu diijabah(diterima) Allah. Mintalah doa kepada orang tua.



Ketika ditanya cara paling efektif dan peka melihat dan memetakan potensi suami tanpa membuat suami lelah mencoba, Amih Yanti menjawab sang istri melihat sinyal, dengan kebinaran suaminya, dengan melihat kesehariannya, suaminya senang berjam-jam di dapur untuk memasak, jika Lelah bisa juga diajak ngobrol, misalkan ke arah otomotif dan art, jika suami bilang tidak ada waktu, jika mau akan jalan berjalan dari diri sendirinya sendiri, dan istri sebagai pembuka.

Amih Yanti memang bawaannya ceria dan positif karena badai pasti berlalu, kesulitan akan diapit dengan dua kemudahan, mengutip surah Al Insyirah, dan Allah menyediakan solusinya, PR nya bergerak mecari solusinya atau tidak. Kenapa tidak kita membawa dampak yang bagus untuk orang di sekitar kita.


Amih Yanti mempunyai tips yang cantik menemukan passion suami tanpa suami merasa diatur, tetap proaktif dan respectful, jadi tipe  suami introvert dan Amih Yanti ekstrovert, dengan Amih Yanti yang banyak cerita dan ngobrol, ringan tapi berdampak, sehingga  tidak membuat Amih Yanti mengatur suaminya, tetap respectful. Dan suaminya menerima masukan. Amih Yanti menulis di kertas dan lagi ngambek, dan diomongin kemudian dapat feedback. Suami Amih Yanti ini mencoba sesuatu yang baru di usianya di 28 tahun.

Keluar dari zona nyaman, kenapa tidak, untuk menghadapi derita perjuangan, kenapa tidak, insight dari Amih Yanti,

Siap menyambut warna baru dalam hidup kita, misalkan hitam dan putih, carilah warna baru lain, tetap bergerak terus bergerak dan ikatkan dalam doa.

-Nur Hayati Ahyarudiin (Amih YAnti)

Tayangan selengkapnya ada di This is Me Episode 14

Silahkan dinikmati ya, dan aku sangat menikmati sekali, terhanyut dalam inspirasi kali yang semangatnya terasa sehingga tulisan ku hingga kira-kira seribu kata.


Comments

Popular Posts