Mystery Guest Layar Tancap


Aku mau ngereview nih, bonus terakhir di Kampung sambut semai Orientasi, masa orientasinya para calon warga Kampung Komunitas Ibu Profesional.

Alhamdulillah masa orientasi ini banyak ilmu yang ku dapat, agar ga luber, dikosongi sejak awal dan berbagi ilmu agar bermanfaat.

Dan blog ini menjadi tempat diriku berbagi ilmu.

Yuk baca review aku di layar tancap special. Kalau kurang langsung cuzzz nonton ke link ini ya, Mystery Guest

Tayangan ini berlangsung di hari Selasa, 15 Desember 2020. Tayangan kali ini berbeda sekali.

Mengapa berbeda, yang pertama hostnya adalah laki-laki, suami dari seorang Ibu Profesional yang juga bergabung di komunitas ini, yaitu Uda Fadli.

And mysterius guest is Mr. Dodik Mariyanto.

Bergabungnya Istri di Komunitas Ibu Profesional

Tahun 2016, istri dari Uda Fadli resign atas kemauan istrinya sendiri. Karena berangkat kerja pagi, pulang malam, dan anak-anak menjadi minim pengasuhan istri.

Setelah resign, si istri ijin mengikuti komunitas Ibu professional.

Sudut Pandang Seorang Suami

Tertata pengasuhan anak, ada tahapan-tahapan, ada planning dari pengucapan dan bergaul dengan teman yang lain menjadi tertata.

Sebagai info, Umi Eci adalah istrinya dari Uda Fadli, menjadi member ke-41.



Kegelisahan

Seorang ibu itu mulia, akan tetapi tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya.

Maka dari itu, bu Septi gelisah, dan kegelisahan itu, bu Septi tunjukkan bahwa ibu rumah tangga menjadi langkah yang mulia dan membanggakan, membanggakan dirinya, keluarga dan lingkungannya.

Kurikulum Ibu Profesional itu merupakan perjalanan bu Septi.

Bersungguh-sungguh melalukan profesi itu, misalnya mendidik anak bukan hanya mengantar anak tapi sebagai Menteri pendidik, mengatur rumah tangga dengan bersungguh-sungguh menjadi Menteri urusan rumah tangga.

Mengapa tidak membuat komunitas para ayah?

Kata Pak Dodik itu “ga penting”, “buat apa”, “ga tau saya”.

Maka dari itu ayah dan ibu perlu seiring jalan. Ayah itu adalah pemimpin, bukan hanya mencari nafkah saja.

Peran ayah dalam komunitas, boleh menjadi support system, misalkan mengantar atau ngongkosin, atau terlibat lebih jauh juga boleh. “Tempatkan diri laki-laki menjadi seorang penting.”

Misalkan istri pergi mencari ilmu, maka istri mencari aktivitas yang memuliakan dirinya dan anak-anak, maka suami akan mempertanggungjawabkan kepada Allah subhana wa ta ala.

“Pak Dodik tidak mau mendiktekan peran ayah.” “Terserah, mau menempatkan mejadi apa.”

Melihat kembali, suami dulu mencari istri karena kesandung batu, atau dipikirkan dengan sangat, bahwa dia adalah yang terpilih.

Perempuan terbaik untuknya, kemudian kriteria iman, ilmu, akhlak, adab yang dahulu terpenuhi itu, setelah menjadi istri menjadi bertambahkah hebat ilmunya, akhlaknya, adabnya, kesehatan, bertambahkah aktivitas meningkatkan derajatnya?

Komunitas yang Baik

Selayaknya sebagai keluarga, interaksi antar anggotanya berjalan dengan baik. Komunitas yang memberikan ruang setiap anggotanya untuk dapat berinteraksi satu dengan lainnya dengan baik. Komunitas itu sebenarnya bangunan yang disusun oleh para anggotanya. Komunitas itu baik tergantung oleh para anggotanya sendiri. Pondasinya lebih kokoh dan berkelanjutan, disusun keluarga yang lebih baik lagi.

Tantangan Terbesar Komunitas yang Dihadapi

Ketika organisasi bertumbuh sama seperti keluarga bertumbuh juga, ada masa organisasi itu lahir, berkembang, dewasa dan menua. Tantangannya agar organisasi bisa dijaga agar tetap bertumbuh dan berkelanjutan

Para anggota Ibu Profesional ini ketika masuk komunitas ini, memiliki kehendak, dan keinginan baik untuk dirinya dan keluarga. Memberikan ruang yang dimengerti sebaga ruang bebas agar tiap orang bisa berkontribusi. Kemudian menyelarasakan irama satu dengan yang lain menjadi interaksi yang lebih baik. Dan saat ini Ibu Profesional ada di 60 kota dan 10 negara, sehingga faktor komunikasi sangat penting agar interaksi para anggota berjalan dengan baik.

Pertanyaan

·         Menyikapi istri yang multi talenta, dan suaminya kebalikannya,

Jawaban: maka dari itu bersyukur saja. Apa mau diberikan sebaliknya?  Hal itu merupakan nikmat yang luar biasa, maka tugas suami, tidak menghalangi, melapangkan, bertepuk tangan. Seorang ayah sebagai pemimpin, bukan mendirect, tapi jika sang istri bisa melakukan, maka itu anugerah.

·         Sikap suami tidak mau terlibat, hanya mendukung saja, bagaimana menyikapinya?

Jawab:

Jika kita sudah diberikan anak hadir  di tengah-tengah kita, maka berbahagialah, menempatkan diri kita di sisi kebahagiaan. Belajar berbahagia dengan anak itu. Jangan berbagi kerepotan dan beban. Berbahagialah sepenuhnya sebagai seorang ibu dengan kehadiran anak itu.

·         Apakah menjadi Ibu Profesional itu berarti dituntut segala bisa?  Bisa masak, rumah  rapi, selalu cantik, anak pintar.

Jawab:

Ibu Profesional dimulai dengan kesungguhan. Jadikan kesungguhan itu menjadi kebahagian para bunda, bunda bahagia tampil cantik, tampilah yang cantik, jika bunda bahagia pintar masak? maka memasaklah.

Ibu Profesional itu bersungguh-sungguh dan Bahagia. Kuatkan area di mana kita Bahagia.

jika tidak bahagia di area yang harus dikerjakan maka carilah cara untuk memenuhinya, misalkan jika tidak senang masak, tetapi di rumah harus ada makanan, bisa di delegasikan ke orang lain. Misal beli di warung boros dan kurang sehat, maka cari cara lain, atau punya asisten rumah tangga, jika tak ada dana, maka obrolkan dengan suami, bisa saja suami malah senang memasak dan mau mengambil peran memasak.

·         Suami memberi kartu merah kepada istri karena over acting?

Jawab:

Suami istri itu satu tim, segala sesuatunya diobrolkan, belajar berbicara, mengatakan kepada pasangan, kegiatan mana yang oke dan tidak oke.

Maka kartu itu diberikan sebelum kegiatan berjalan. Jika setelah ditembung ada yang berjalan ada yang belum disepakati tapi sudah berjalan.

Misalkan kegiatan di rumah menjadi terbengkalai, maka diobrolkan kembali, mencari kesepakatan baru.

Perbanyak forum ngobrolnya, mana yang masih off trend dan on trend. Kalau tidak ada komunikasi maka segala sesuatunya tidak bisa diselesaikan.



·         Bagaimana strategi mengelola komunitas di masa pandemi?

Ibu Profesional sejak awal itu sudah online. Maka selama pandemi tidk mengalami banyak kerepotan, kan tetapi  aktivitas offline itu penting membangun ikatan emosional yang lebih hangat.

Maka cukupi diri dengan aktivitas online dan ditata agar bisa mencukupi kebutuhuan untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri dengan baik. Belajar menjaga satu sama lain melalui aktivitas yang dilakukan dengan mematuhi protokol yaitu dengan offline.

Mungkin sesuatu hari akan ada masa transisi dan kegiatan menjadi offline dengan orang yang sedikit dan di ruang terbuka.

Bisa memberikan hadiah dengan mengirimkan kepada teman-teman, misalkan memberikan masakan kita, agar tetap ada perhatian walaupun tidak bertemu langsung, menjadi solusi di masa pandemi ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَÙ‡َادُوا تَØ­َابُّوا

Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai“.

HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad

·         Jika punya suami masa bodoh dan tidak mendukung, tidak mau diajak ngobrol, bagaimana menyikapinya?

Jawab:

Jadikan anak-anak sahabat, sehingga punya teman, ketika berumah tangga. Maka disyukuri, diterima, nikmati, akan memberikan peluang amalan yang banyak, mengajaknya lebih banyak perhatian. Misalkan diajak ngobrol tidak mau, tapi mau beraktivitas, maka ajaklah beraktivitas berkebun sambil berpegangan tangan, berpelukan.

“Berbahagialah para bunda, karena hak bunda Bahagia untuk bunda, muliakan diri karena Allah menciptakan manusia itu mulia, hindari keluh kesah, karena tidak akan memberikan apa-apa, selain menambah turunnya citra diri kita, alih-alih berkeluh- kesah maka lakukan apa yang membuat bahagia, setahap demi setap menjadi insan yang bahagia sepenuhnya,  fokus membahagiakan diri, mengembangkan diri sebaik-baiknya dan menjadikan diri ini insan yang mulia.”

-      Pak Dodik  -

 

 

Comments

Popular Posts