Resensi Buku Sang Pangeran

 

 

(Sang Pangeran dan Janissary Terakhir, Kisah, Kasih, dan Selisih dalam Perang Diponegoro Karya Salim A. Fillah)

 

·         Judul : Sang Pangeran dan Janissary Terakhir (Kisah, Kasih, dan Selisih dalam Perang Diponegoro.

·         Penulis : Salim A. Fillah

·         Penyunting: Irin Hidayat

·         Penerbit : Pro-U Media

·         Tempat terbit : Yogyakarta

·         Tahun terbit : 2019

·         Tebal : 632 hlm

·         ISBN :978-623-7490-06-7

·        Ilustrasi buku : abu-abu untuk cover depan dan merah di cover belakang, tulisan berwarna merah dan hitam, ada gambar keris dan badan seseorang cerminan sosok Pangeran Diponegoro

 


Buku ini adalah buku sejarah akan tetapi tidak membosankan, disuguhkan kisah yang membuat pembacanya secara nyata merasakan peristiwa dalam kisah itu, membuat pembaca semakin penasaran untuk melanjutkan halaman demi halaman.

Kisah itu disugguhkan dengan sejarah yang membuat pembaca belajar sisi lain dari peristiwa perang Diponegoro yang menjadi sejarah perjuangan pahlawan kemerdekaan di Indonesia.

Buku ini juga membantu pembacanya dengan mengenakan tokoh-tokoh penting  beserta perannya yang ada di dalam kisah buku ini dan bermanfaat untuk pembaca dalam mengikuti jalinan kisah.

Selain itu, ada footnote arti kata yang sudah diartikan sehingga bisa membantu pembaca memahami kata sehingga jalinan kisah nyaman dibaca pembaca.

Buku ini mengkisahkan peristiwa perang Diponegoro dengan lebih rinci dan detail. Pembaca tak hanya mengenal tokoh Ali Basah Sentot Prawirodirjo dan Kyai Mojo saja, tapi tokoh lain yang mendukung Pangeran Diponegoro dalam berperang.

Kisah yang didahului oleh prolog, berlatar di Puri Tegalrejo, Barat Laut Yogyakarta,  20 Juli 1825. Dan sudah dimulai perang, karena digambarkan  dalam buku tersebut terdengar dentum Meriam dan suara tembakan bersahutan.

Ada tiga puluh bab dalam buku ini, jika mencari daftar isi, pembaca tak akan menemukannya. Pembaca akan menemukan alunan kalimat yang puitis dalam buku ini. Ah masa iya?  Betul buku ini buku bergenre perang , tapi tak luput dari romantisme.

Penulis dalam menggambarkan suatu keadaan dan kondisi, detail dan ibarat alunan musik merdu, bait-bait tulisan indah menjadi susunan keadaan yang membuat pembaca terhayut bagaikan berada di dalam kisah itu.

Buku ini sayang dilewatkan untuk pembaca yang ingin mengenal sisi lain dari perang Diponegoro dengan cara yang asyik juga penasaran akan akhir dari kisah di buku ini.

Comments

Popular Posts