Resensi Novel Fiksi

 

(Little Men, Anak-Anak Plumfield Karya Louisa May Alcott)

 


·         Judul : Little Men, Anak-Anak Plumfield

·         Penulis : Louisa May Alcott

·         Penerjemah : Djokolelono

·         Editor bahasa : Rosi L. Simamora

·         Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

·         Tempat terbit : Jakarta

·         Tahun terbit : 2015

·         Tebal : 432 hlm

·         Panjang buku : 20 cm

·         ISBN : 978-602-06-1024-5

·        Ilustrasi buku : Putih dengan warna tulisan abu-abu dan hitam. Terdapat gambar cap bunga mawar dan pemandangan rumah, taman, anak-anak berada di atas pohon, hewan , biola. Dan tulisan bendera kecil bertuliskan Plumfield.

 

Louisa May Alcott (November 29, 1832 - 6 Maret 1888) adalah seorang novelis Amerika, penulis cerita pendek dan penyair terbaik dikenal sebagai penulis novel Little Women (1868 ) dan sekuelnya Little Men (1871) dan Jo's Boys (1886).

Alcott menjadi lebih sukses dengan bagian pertama dari Little Women : atau Meg, Jo, Beth dan Amy (1868).

Novel Little Men (1871) ini merinci kehidupan Jo di Sekolah Plumfield yang ia dirikan bersama suaminya Profesor Bhaer.

Cerita mengalir dengan kegiatan dan karakter anak-anak di sekolah Plumfield. Ada 21 bab. Kehadiran anak baru bernama Nat yang direkomendasikan Paman Teddy, anak bernama Dan yang merupakan kenalan Nat di sekolah itu, menambah warna-warni kehidupan di sekolah itu.

Buku ini utamanya tentang pendidikan. Anak-anak diperlakukan dengan baik di Plumfield yang dikelola oleh Jo dan Mr. Bhaer, suaminya. Diasuh dan diberikan kasih sayang tanpa memandang asal-usulnya, anak-anak diberikan kepercayaan. Bahkan kesempatan kedua, ketiga, untuk memperbaiki kesalahannya.

Didik dengan kesabaran, sesuai kemapuan anak, anak-anak dapat mengembangkan minat dan bakatnya, dan berwirausaha dengan memelihara binatang peliharaan, seperti ayam yang dapat menghasilkan telur.

Baik laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama. Mengembangkan ilmu dan keahliannya, seperti bermain biola, memasak.

Novel yang ditulis tahun 1871 akan tetapi luar biasa menceritakan penghargaan bagi pendidikan perempuan, padahal di tahun itu Pendidikan perempuan tidak diberi kesempatan yang sama dengan pria.

Tak hanya ilmu yang diajarkan akan tetapi juga karakter yang baik ditanamkan kepada anak-anak di sekolah Plumfield.

Novel ini menarik sekali dibaca dan tentu saja sayang dilewatkan untuk pembaca yang ingin menambah pengalaman di dunia Pendidikan anak-anak. Sekali mendayung, dua tiga pula terlampaui, novel ini pembaca bisa mendapatkan kesenangan menikmati alur ceritanya yang renyah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari bahkan hingga saat ini dan juga pengalaman dalam mendidik anak-anak.

 

 

Comments

Popular Posts