Bergantung
Aku sedang bergantung
Diam
Bergantung pada Rabbuna
Aku menyepi dari hiruk pikuk dunia
Menghindari bising suara
Nyaman dalam sujud, mendekam dalam doa
Nikmat bersembunyi dalam tangis, air mata mendera
Mencurahkan perasaannya pada Rabbuna
Teringat dosa-dosa, Amalan yang membutuhkan uluran Ridho-Nya
Peluk Aku Ya Rabb, berikan kasih Mu satu-satunya
Satukan anak ini dengan orang tuanya
Sehatkan raga dan jiwa serta pikirannya
Dia membantu, ingin bergerak
Mencoba melangkah, terbata-bata, terserak
Bingung tergagap, redup melayu, bunga tertunduk, terjarak
Perasaan tak berdaya hinggap
Setelah sekian lama tak berasa apa-apa, gelap
Daun - daun mulai menguning lenyap
Tanda kehidupan berjalan
Rasa itu tiba di usia ini
Lumpuh, beku, pasif, sesal, kecewa, terlewati
Berdoa agar hinggap hadir mewarnai
Berharap hanya mimpi
Bukan
Ini nyata, merasakan semua, rasa hidup manusiawi
Dimana mentari teman di kala siang hari tentram
Dimana bulan teman cahaya malam nan temaram
Campur baur diberi titik dalam kain putih, walaupun sakit hinggap
Titik istimewa hidup menetap
Perhatian Rabbuna pada hamba-Nya menyergap
Jangan kalah dengan batu
Jangan kalah dengan api
Jangan kalah dengan angin
Batu, api, angin adalah bukti cinta Rabbuna
Ingin hati hanya bergantung pada-Nya
Mega mendung menggantung
Saung terapung-apung
Belatung menggepung
Perahu mengarung
Hati termenung
Nasib mengadu untung
Bambu bertudung
Jantung menyanjung
Sesak menggunung
Telinga berdengung
Menggepung, murung
Balung menyambung
Nafas bergelembung
Dada mengurung
Hati mengaung
Otak mendukung
Relung terselubung
Semenanjung hati tertampung
Duka terbusung
Bahagia terbendung
Mata meriung
Hidung menyinggung
Tangan menggulung
Kaki memasung
Kesombongan menjadi panggung
Iri mengerubung
Badan terhuyung-huyung
Kebaikan limbung
Kaya hitung-hitung
Miskin buntung
Warung berkepung berbertarung
Bendung untung
Iman cekung
Ujub cembung
Amal meraung
Dosa sekarung
Akal buntung
Aksi mematung
Kala hati terapung-apung, terkukung, tersandung, tersinggung, tertikung, tertarung
Dunia pun berujung
Kubur bernaung
Kala hati pun terlindung, kokoh ulung
Di sana ada Allah tempat bergantung
Kembali lah kepada Allah, tempat tujuan akhir
Rasulullah bersabda, "Bagaimana aku bisa mencintai dunia? Sementara aku di dunia ini tak lain, kecuali seperti seorang pengendara yang mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak, lalu meninggalkannya." (HR at-Tirmidzi).
Allah akan selalu menyeru hamba-Nya, mengingatkannya untuk kembali kepada-Nya dengan jiwa yang tenang, "Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS al-Fajr [89]: 27-30).
Comments
Post a Comment