Masker

 



Lihat berita kasus tsunami Covid-19 di India dan mengutip suara.com, "Terlebih Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan sudah ada 10 warga Indonesia yang terkonfirmasi terinfeksi varian baru virus corona seperti yang berkembang di India.


Mengutip dari sumber yang sama, "varian ini memiliki dua mutasi pada protein lonjakannya, alat yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia, yakni E484Q dan E484K."


"Virus dapat menyebar secara cepat ke seluruh tubuh jika dapat menghindari antibodi apa pun dalam sistem kekebalan, baik antibodi dari vaksin maupun infeksi Covid-19 sebelumnya."


Mengutip Kompas.com, "Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah."


"WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India."


Itu di India, di keluarga besar kami, disayangkan ibu mertua kami hasil rapid reaktif dan swab positif, juga dirontgen ada flek.


Hari ke-7 Ramadan, Senin, 19 April, sore hari, ibu dijemput ke rumah kami. 


Ibu sudah kurang fit dan tensi tinggi sebelum puasa Ramadan itu.


Kami pun baru tahu di kondisi ibu kurang fit,  masih menyempatkan menjenguk bayi bersama rombongan 12 orang satu mobil.


Kegiatan menjenguk di Hari Ahad, 11 April 2021, dua hari sebelum puasa. Kemudian Senin, satu hari sebelum puasa ibu demam kemudian batuk.


Di hari ke-7 Ramadan, ketika ibu ke rumah kami, kondisi sudah lemah, tak nafsu makan. Indera penciuman dan perasa masih bisa.


Hari Selasa, 20 April malam hari, kami membawa ibu ke rumah sakit, karena badan ibu panas, atas motivasi dari adik ibu (Bulik kami). Kata bulik di rumah sakit perlu infus.


Setiba di rumah sakit, kami menunggu di luar UGD yang diberi tenda, dites rapid dan dirontgen dan hasilnya ibu diisolasi di rumah sakit. 


Ketika ibu di rumah sakit, suami mengantar perbekalan ke rumah sakit tiap sore dititipkan satpam.


Hari Jum'at di pekan yang sama, badan saya panas, mual, pusing.


Terpikirkan tertular ibu. Alhamdulillah di hari berikutnya sudah turun panasnya. Dan memulihkan kepala yang pusing dan mual.


Alhamdulillah hari Senin, 26 April, ibu dinyatakan negatif dan hasil rontgen baik, kemudian bisa kembali ke rumah ibu sendiri.


Jarak rumah kami dengan ibu sekitar 1,4 Km.


Kami anak-anaknya pun seharusnya lebih berhati-hati, jika silahturahmi ke rumah ibu, walaupun berdekatan satu kota, di dalam rumah pun, masker sebaiknya tidak dicopot, apalagi ketika kita kurang sehat, batuk, pilek.


Ataupun ketika menginap, seprai dan sarung bantal sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya. 


Membuka jendela untuk sirkulasi udara di rumah. Bisa bergantian ketika mengunjungi orang tua. menjaga jarak, menjaga diri, juga menjaga orang lain, jika sakit sebaiknya ijin dulu belum dapat mengunjungi Orangtua.


Dikarenakan kondisi imun orang tua semakin menurun di usia tuanya. 

Jika satu rumah pun jika ada yang sakit, orang itu menggunakan masker untuk mencegah penyebaran. 

Di hari berlainan, Kamis, 29 April, saya mengalami radang, susah menelan, dan ingus yang mengalir terus, kemudian batuk.


Hari ini alhamdulillah saya sudah membaik. 


Nikmat sehat adalah nikmat Allah yang luar biasa. Semoga sakit kami menghapus dosa-dosa kami, dan membuat kami senantiasa bersyukur.







Comments

Popular Posts