Metamorfosa
“Bangun Kak Subuhan”, kataku.
Kakak menuju kamar mandi.
“Aku mens,” kata Kakak.
Aku pernah sharing ke anakku, tanda-tanda menstruasi karena
waktu itu ngobrol tentang temannya, ghibah ya, he..he..
Beberapa teman di kelasnya, sudah ada yang mengalami.
Dia mencuci di kamar mandi, sambil aku menunggunya, kemudian
dia keluar dari kamar mandi.
“Aku mencium pipi dan memeluknya, selamat ya, Barakallah,”
kataku.
Setelah beberapa lama, dia menonton televisi, aku dekati, sambil ngobrol.
“Ganjel ya kak?” tanyaku
“Aku belum mau begini, nanti aja” katanya.
“Alhamdulillah, Kak, bersyukur, disegerakan, oleh Allah, tiap
wanita berbeda, kondisi tubuh masing-masing,” jawabku.
Kami terdiam, suara televisi memecah keheningan kami.
“Manusia itu berproses, ini adalah pengalaman pertama kakak,
kian hari, akan bertambah pengalamannya, akan terbiasa.”
“Aku maunya begini aja, ga mau ngapa-ngapain,”
balasnya.
“Iya, Kak.” Jawabku.
Kakak ke kamar mandi.
Aku memberinya pembalut kain yang ku punya. Ada kancing jepret/tekan/snap
button sebagai perekat di celana dalam.
Aku tanya, “banyak Kak yang keluar?”
“Belum ada,” katanya.
Perasaanku terharu. Di banyak tempat, ruang dan waktu, hari bahagia
anakku itu terjadi di rumah akung dan utinya, ketika aku sedang menemani ibuku setelah
perawatannya di rumah sakit.
“Kak, sakit perutnya, nyeri, sebelumnya?” tanyaku.
“Ga.” Katanya.
“Sekarang?” tanyaku lagi
“Ga.” Jawabnya.
Aku masih punya pekerjaan rumah dalam hal ini. Tak hanya anakku,
aku pun juga berproses menjalani ini.
Persiapan sebelumnya, memberi pemahaman kalau menstruasi itu
siklus bulanan, berwarna merah, diakhir hari biasanya kecoklatan. Darah itu adalah
pembuluh darah yang keluar dari vagina.
Anakku pernah melihat dan membacanya di buku Mukjizat Keajaiban
Manusia dari Sygma Daya Insani.
Dalam hal penjelasan ini saya belajar dan memerlukan suplemen
tambahan informasi dari buku pengetahuan alam/sains tentang reproduksi dan buku
fiqih tentang haid.
Saya membaca buku EnSexClopedia, Ibu Elly Risman dkk.
Sumber: google
Anak saya membaca buku Puber, Siapa Takut, penerbit Gema Insani. Dan saya pun juga ikut membacanya, kami sharing bersama tentang buku itu.
Mari berproses, seperti kupu-kupu sebelum menjadi kupu-kupu cantik, dari kepompong kemudian menjadi ulat, bermetamorfosa, seperti kakak berproses dari bayi menjadi perempuan, ciptaan Allah dengan segala macam keunikan, jalan kodrat yang sudah Allah pilihkan mengisi ruh.
Tak ada gading yang tak retak, kebenaran datang dari Allah, saya manusia banyak khilaf. Semoga sharing pemahaman yang saya lakukan kepada anakku, bermanfaat untuk dirinya. Dan Allah sebaik-baik penolong dan pelindung.
Comments
Post a Comment