To The Beautifull You


Cara Mendampingi Remaja Putri

oleh dr. Aisah Dahlan


Kondisi Otak

Gadis remaja, di usia tertentu, antara 9-10 tahun sampai SMA. Growth hormone menstimulasi indung telur untuk mengeluarkan indung telur.  Maka kondisi otak akan menjulang tinggi. Usia 11 – SMA. Puncaknya usia 20-30. Usia 30 mulai turun dan turun. Usia 45 masuk pra-lansia, masa menopause, sunatullahnya perempuan 60 tahun telurnya habis.

Beda dengan laki-laki, sperma sudah 100 tahun masih ada, beda jumlah, semakin menurun, 200 juta per ejakulasi jika 100 tahun.

Gejolak-gejolak itulah yang membuat hormon-hormon itu membetulkan sirkuit-sirkuit otak membetulkan lagi, di bagian Lobus Frontal.

Masih TK dan SD, masih mudah diajari, walaupun diulang-ulang ibu ga akan jengkel, karena anak di usia itu masih menerima, mengajarkan agama masih ikut, karena gendernya belum power. Maka mengajarkan sesuatu mulai TK usia SMP dan SMA mengajarkan anak agama di usia itu,  sakit kepala.

Maka bersyukur ada sekolah Islam banyak, bertebaran di Indonesia.

Mendidik tak bisa sendiri, harus ada guru, apalagi mendidik anak remaja, tanduk keluar.

Karena mendidik tidak sendiri, membutuhkan guru. Apalagi ibu yang mengajarkan anaknya usia SMP dan SMA, tanduknya keluar, untuk pakai kerudung, ga kelihatan

Sebanyak-banyak mengajarkan agama di SD, walaupun belum matang, ada bekal ketika di SMP dan SMA.

 

Kadar Estrogen yang Meloncat tinggi, akan Menekan Tombol-Tombol dalam Otak Para Gadis:

1.   Untuk lebih banyak bicara

2.   Lebih banyak berinteraksi dengan teman sebanyak

3.   Lebih sering memikirkan tentang pria

4.   Lebih mencemaskan penampilan

5.   Lebih stress

6.   Lebih banyak menunjukkan emosi secara berlebihan

 

    Dengar, Rasakan, Belai, Peluk, Empati (Daughter I'm Here)

Otaknya yang harus menjaga penampilan, kadar estrogen, menekan tombol-tombol para gadis, yang tadinya pendiam (Watak) menjadi banyak omong, lebih sering memikirkan laki-laki, bisa saja bukan temannya, tapi artis Korea, kenal ga, dipikiran. Lebih memperhatikan penampilan, itu wajar Bu, ga usah bertanduk Bu.

Walaupun begeng, jerawatan, tetap bilang anak kita cantik. “MasyaAllah Cantiknya, anak Bunda.” karena Otak gadis remaja, Allah buat berorientasi dengan hubungan teman, kalau di sekolah di bully temannya, maka tingkat stresnya tinggi.

Misalkan anak gadis remaja kita curhat, dibully, jangan dibilang, “ah biasa, bunda dulu begitu, tapi di dengarkan, sambil dilihat wajahnya. Jangan dibanding-bandingkan, dulu namanya bukan bully, digencet, namanya.

Pada saat anak gadis cerita, dengarkan saja, perempuan itu didengarkan, sambil dilihat wajahnya, ga perlu solusi. Anak perempuan ketika cerita senang dilihat wajahnya. Ekspresikan, jangan ibunya mukanya datar, karena anak mengharapkan dukungan dari ibunya, empati ibunya. Biarin temannya membully, tapi ibunya berempati, tapi jangan dikomporin, tonjok tuh anak, siapanya tuh anaknya.

 

Ajarkan tata cara membalas bully dalam Islam

Abu Bakar dibully, Abu Bakar diam, hampir 2 jam, dikata-katain, walaupun ada fitnah, Rasulullah pergi ketika Abu Bakar membalas. Waktu kamu mendiamkan temanmu waktu di bully, yang membalas adalah malaikat, kanan-kirimu.

Yahya menceritakan kepada kami dari Ibnu ‘Ajlan, Sa’id bin Abi Sa’id menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah, (dikatakan bahwa):


Sesungguhnya (ada) seorang laki-laki mencela Abu Bakar, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam duduk. (Kejadian itu) membuat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terheran-heran dan tersenyum. Kemudian, ketika Abu Bakar (mulai) banyak menanggapi (atau membantah) sebagian perkataan (celaan) laki-laki tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan berdiri (pergi). Abu Bakar pun menyusul Nabi, lalu berkata:


“Wahai Rasulullah, orang itu mencelaku, engkau (hanya) duduk. Ketika aku membantah sebagian perkataannya, engkau berdiri (pergi) dan marah.”


Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya ada malaikat bersamamu yang akan membantah(nya) untukmu. Ketika kau (mulai) membantah sebagian perkataan (celaan)nya, setan datang. Aku tidak (akan pernah mau) duduk bersama setan.”


Kemudian Rasulullah berkata: “Wahai Abu Bakar, (ada) tiga hal (yang menjadi) hak (seorang hamba): (1) Tidaklah seorang hamba (Allah) yang terzalimi dengan kezaliman, lalu dia pasrahkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah pasti memenangkan(nya) dengan pertolongan(-Nya), (2) Tidaklah seseorang yang membuka pintu pemberian (atau kedermawanan) yang dia harapkan (dapat menjadi) penyambung (silaturahim atau persaudaraan), kecuali Allah pasti tambahkan (harta) yang banyak (kepadanya), dan 3) Tidaklah seseorang yang membuka pintu permintaan yang dia harapkan untuk (mendapatkan harta) yang banyak, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla pasti tambahkan kekurangan (kepadanya). (Imam Ahmad bin Handal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal, Beirut: Mu’assasah al-Risalah, tt, juz 15, h. 390).

 

Solusi

Goal orang yang membully marah, ngamuk, maka diam aja, kalau malah marah dan ngamuk.

Tetapi jika sudah mengancam jiwa, jika ga berani melapor guru, cerita dengan orang tua

Watak Koleris yang membully, yang plegmatis (damai) di bully. Anak gadis akan gelisah, karena butuh diterima, ketika di bully.

Selain itu, anak gadis akan mengalami gejolak hormon. Pada saat menstruasi hari terakhir, pas saat estrogen naik, pasti anak perempuan kita itu cantik banged. Dia akan mulai memperhatikan dirinya.

Anak gadis mulai mengalami masa suka sama seseorang, ketika anak gadis bercerita, dengarkan, misal, “Aku naksir sama temen aku, tanya dulu, siapa nak?” Itu Ahmad, ya ampun ganteng banged, dulu SD jelek banged, walaupun Ahmad itu sudah ganteng sudah bayi, Bu.

Masa subur wanita itu masa lagi cantik-cantiknya. Pas estrogen mau turun, dua hari mau menstruasi, senggol bacok. Anak lagi mens, daya matematis menurun. Di Amerika ada sekolah, ketika anak lagi mens, ulangan matematika ditunda. Jangan marah ya Bu, ibu paham keadaan anak jika misalkan nilainya turun. Pahami fisik dan mentalnya ketika anak perempuan menstruasi.

Hari pertama sampai ketiga menstruasi, itu datar hormon perempuan, itu membuat seorang gadis remaja galau tak menentu, bingung.

 

Selengkapnya

 dr. Aisah Dahlan

 

Comments

Popular Posts