Sepupu Kimmy

"Kimmy, ke Kantin yuk!" ajakku.

Kimmy itu teman sebangkuku di kelas dua SMA Teladan Bangsa.

Kimmy terlihat enggan kuajak.

"Ga apa-apa kok Kimmy, yuk, mumpung kantin sepi." rayuku.

Ini pelajaran terakhir yang kosong sebelum bel jam istirahat pertama. Kosong, karena guru rapat, hanya tugas mengerjakan soal-soal. Enaknya bisa ke kantin duluan, masih sepi.

"Kim, kenapa sih?" kok lemes banged?" tanyaku.

"Aku kurang tidur, ngantuk." jawab Kimmy.

"Memangnya tidur jam berapa?" tanyaku.

"Jam 3 pagi." 

"Kok bisa?" tanyaku.

Credit: pinterest

"Ih tanya Mulu, ah capek jawabnya." balas Kimmy.

Aduh teman sebangku lagi sensitif, batinku. Aku biarkan saja jawaban si sensitif ini.

"Ya sudah, maaf ya, Kim. Apa mau titip?" tanyaku.

"Aku tolong titip roti coklat sama susu." jawab Kimmy.


POV Kimmy

"Aku pusing banged, mau tidur, tapi ga bisa. Mau ijin keluar kelas, untuk tidur, aku bingung mau kemana, ke UKS sepi, ke perpustakaan, ga nyaman, ada petugas jaga perpustakaan. Males ah ditanya macam-macam," batin Kimmy 

Temanku Qia pakai tanya-tanya segala lagi. 

Tapi dia baik banget, nawari aku titip jajanan di kantin. Aku nanti minta maaf sama Qia tadi sudah jutekin dia. 

Credit: pinterest

"Oahhmm, aku ngantuk." Kimmy mengantuk. 

Dia mengabaikan anak-anak lain yang sedang berada di kelas, suara ramai mereka tidak berefek sama sekali oleh Kimmy.

Qia datang dari kantin.

Ia melihat teman sebangkunya tidur dengan kepala ditopang kedua tangannya yang terlipat di atas meja, wajahnya ditundukkan menempel tangan. Qia membatalkan untuk memberikan jajan titipannya.

Credit: Pinterest

Bel istirahat berbunyi, Kimmy terbangun dari tidurnya.

Kimmy melihat Qia sudah duduk di sebelahnya.

Qia tersenyum ke Kimmy.

"Eh sudah bangun, kalau mau tidur lagi, di UKS yuk aku ijinkan kamu sama guru," katanya.

"Ngga ah, sepi di UKS, eh mana jajanku?" kata Kimmy.

"Ini, oya ku belikan salad buah kesukaanmu" kataku.

"Terima kasih, Qia." balas Kimmy.

Kimmy mengambil dan memakannya dengan lahap.

"Apa Kimmy ga sarapan ya," batin Qia.

Kimmy terburu-buru makan dan minum. Dalam hitungan detik, semua jajanan tadi lenyap. Hilang ditelan lapar Kimmy.

Tak lama kemudian, jauh seberang kelas kami terlihat Guru Pelajaran berikutnya ke luar dari pintu kantor guru dan menuju ke kelas kami.

Jam-jam demi jam pelajaran berlalu. Kimmy hanya terdiam. Dan Qia tak berani mengganggu Kimmy. 

Credit: Pinterest

Bel pulang sekolah berbunyi. 

"Qia, aku boleh main ke rumahmu?" tanya Kimmy.

"Boleh kok, yuk." jawab Qia.

Mereka berdua menunggu di halte bis. Keduanya terdiam dengan lamunannya masing-masing. 

Bis lumayan ramai, mereka berdua berdiri. Tak mendapat kursi sampai beberapa titik pemberhentian, mereka baru mendapat kursi duduk.

Mereka turun di halte yang menuju rumah Qia. Rumah Qia melewati pasar yang siang hari menjelang sore sudah lumayan sepi. Hanya beberapa toko yang buka. 

Credit: Pinterest

Sepuluh menit perjalanan jalan kaki ke rumah Qia, sampailah mereka berdua di rumah Qia. Rumah sederhana, tanpa garasi, beberapa tanaman di pojok teras tanpa pagar langsung ke jalan yang sempit.

"Assalamu'alaikum." sapa Qia dan Kimmy kepada ibu Qia.

"Wa'alaikumsalam, Qia, eh ada Kimmy." kata Ibu Qia.

"Iya tante." kata Kimmy.

Kimmy sudah beberapa kali main ke rumah Qia sehingga ibu Qia cukup familiar dengan Kimmy.

   Credit: Pinterest

Di dalam kamar Qia. Mereka duduk di bawah kasur, lantai kamar beralaskan karpet. 

Qia menyiapkan air mineral dan makan siang untuk Kimmy. Tanpa menawari makan siang. Qia memberikan bakul nasi, piring, sendok, mangkok berisi sayur sop, sambal, tahu dan tempe. Mereka berdua makan bersama.

Setelah makan, Kimmy jadi mengantuk. Dan keduanya tidur-tiduran di karpet.  

"Qia, maafkan aku tadi ya, jutek sama kamu." kata Kimmy.

"Kim, ada yang bisa kubantu?" balas Qia tanpa membalas permintaan maaf Kimmy.

"Aku ga bisa tidur, karena sepupuku bikin heboh, paman dan bibiku ke rumah imbasnya ke Orangtua ku." balas Kimmy.

"Anaknya diculik dan ada yang minta tebusan 500 juta." lanjut Kimmy.

"Astaghfirullahal'adzim!" Qia terkaget.

"Gimana situasinya sekarang?" tanya Qia.

"Entahlah, ayah dan ibuku, paman dan bibiku masih di rumah. Aku tak banyak membantu. Dan aku sudah ijin Orangtua untuk menginap di rumahmu, sampai situasi di rumah kondusif." jawab Kimmy.

"Apa sebaiknya kamu pulang, membantu ayah dan ibumu?" saran Qia.

"Ayah dan ibuku sendiri yang menyarankan aku ke rumah teman." balas Kimmy.

"Keadaan di rumahku kacau, bibiku menangis terus-menerus, ibuku menenangkannya. Paman menelfon teman sepupuku." lanjut Kimmy.

"Mereka lapor ke kantor polisi. Paman dan bibiku lapor ke polisi menyebutkan anaknya diculik saat mengerjakan tugas di depan kantor Telkom. Kemudian ada pula SMS masuk yang meminta tebusan." tambah Kimmy.

"Ya Allah, aku ikut sedih, Kimmy. Kamu menginap di sini saja." balas Qia.

"Terima kasih, Qia. Aku pun ditanyai oleh polisi ketika ikut ke kantor polisi, aku tak tahu-menahu soal masalah sepupuku, maka dari itu aku sangat mengantuk." kata Kimmy.

Qia mengangguk dan mengusap punggung Kimmy. Sambil berdoa.

"Ya Allah, semoga ada jalan keluar dari-Mu." doa Qia.

Dan Kimmy mengaminkan.

Keduanya tertidur hingga sore hari, 

Menjelang Maghrib mereka berdua melantukan ayat-ayat Al-Quran, berdoa, mencari ketenangan, mengiba pertolongan kepada Allah sampai malam harinya, menumpahkan tangis dalam sujud kepada Allah.

Sehingga lelah menerpa mereka, waktu tidur tiba lebih awal karena tambahan rasa capek menguras emosi, keprihatinan Qia dengan kondisi sepupu Kimmy. Dan Kimmy yang cemas dengan keadaan sepupunya.

Credit: Pinterest

Sepekan kemudian, doa-doa tetap dilantunkan. Harapan dipanjatkan. Usaha dilakukan. Menyiarkan ke radio-radio, melalui media sosial tentang pencarian sepupu Kimmy yang hilang tapi tidak diberitahukan kasus penculikannya ke publik. 

Penculikan dan tebusan sejumlah 500 juta bukan sesuatu yang tak hanya dianggap angin berterbangan, tapi juga batu berjatuhan.

Malam hari, sepekan sesudahnya. Tiba-tiba Sebuah panggilan masuk ke telefon seluler Qia. 

Qia melihat panggilan yang tertera di telefon selularnya. 

"Kimmy!" seru Qia.

Semenjak hari Kimmy menginap di rumah Qia. Esok harinya, Kimmy tidak masuk sekolah. Selama sepekan Qia tak melihat Kimmy di sekolah. 

Kimmy hanya mengirimkan pesan singkat, kalau ia berada di rumah bersama Orangtua dan keluarga besar lainnnya memberikan dukungan kepada paman dan bibinya.


Credit: Pinterest

"Assalamu'alaikum' Qia." suara Kimmy terdengar serak, seperti menangis, lirih dan lemas.

"Wa'alaikumsalam, Kimmy!" suara Qia terdengar bahagia mendengar suara Kimmy. 

"Apa kabarmu, bagaimana dengan sepupumu?" lanjut Qia tak sabar.

"Sepupuku sudah ditemukan oleh pihak kepolisian, Alhamdulillah baik-baik saja." balas Kimmy.

Qia ingin mendengar cerita dari Kimmy lebih lanjut, tapi ia tahan. 

"Alhamdulillah, Kimmy, aku ikut senang, mmm, Kimmy, bagaimana denganmu? Apa kabarmu dan orangtuamu?" tanya Qia kuatir.

"Alhamdulillah, kami sehat-sehat, sudah dulu Qia, kita sambung besok lagi." kata Kimmy.

"Iya Kimmy, terima kasih sudah meneleponku." balas Qia.

"Iya, wasallamu'alaikum, Qia." pamit Kimmy.

"Wa'alaikumsalam, Kimmy." balas Qia.

Qia ikut senang mendapat kabar dari Kimmy. Esok harinya, Qia bertamu ke rumah Kimmy dengan membawa kue buatan ibunya.



Qia memencet bel rumah Kimmy. Pagar depan dibuka, tapi pintu menuju ruang tamu tertutup. Tak berapa lama kemudian, bibi Mimi yang biasa membantu di rumah Kimmy membukakan pintu. Qia dipersilahkan masuk oleh Bibi Mimi.

Bibi Mimi memberitahukan Qia, kalau Kimmy berada di halaman belakang.

"Assalamu'alaikum, Kimmy," Qia menyapa Kimmy.

Kimmy sedang memainkan telepon genggamnya.

"Wa'alaikumsalam, Hai Qia." balas Kimmy.

"Ini kue buatan ibuku, Kimmy." kata Qia.

"Wah terima kasih, senangnya." jawab Kimmy. 

Kue buatan ibu ya Qia terkenal enak, ibu Qia memang berjualan kue kering produk rumahan.

"Bagaimana keadaan kamu dan keluargamu?" tanya Qia.

"Alhamdulillah, sudah membaik, aku ceritakan kejadian kemarin ya, Qia." kata Kimmy.

"Ternyata sepupuku tidak diculik." kata Kimmy.

"Maksudmu?" tanya Qia.

"Itu akal-akalannya sepupuku dan pacarnya, karena mereka butuh duit untuk menggugurkan kandungan sepupuku. yang sudah berusia empat bulan." kata Kimmy.

"Ya Allah." kata Qia.

"Pacarnya sepupuku mengirimkan pesan singkat pada orang tua sepupuku, seakan-akan dirinya diculik dan minta uang tebusan Rp 500 juta." lanjut Kimmy 

"Saat ini sepupuku dan pacarnya masih proses diperiksa intensif dan bakal mempertanggungjawabkan perbuatannya." kata Kimmy.

"Awalnya, polisi mengira kasus ini penculikan. Setelah keduanya ditangkap, kasus ini merupakan tindak pidana pemerasan." tambah Kimmy sambil memakan kue buatan ibu Qia.


"Bagaimana keadaan sepupumu saat ini dan paman bibimu?" tanya Qia.

Kimmy menyeruput jusnya.

"Ehm, sepupunya masih hamil, paman bibiku kaget. Tapi mereka memaafkan anaknya, bayinya tetap dipertahankan, untuk menikah aku dan orangtuaku belum diberitahukan keputusannya." kata Kimmy.

"Ya Allah, semoga Allah memberikan solusi terbaik ya Kimmy." kata Qia.

"Iya Qia, kami ikhtiar membantu paman dan bibiku, juga sepupuku, aku main ke rumahnya, mengajaknya main dan ngobrol. Dia sayang sama pacarnya. Sepupuku agak tertutup. Paman dan bibiku juga jarang mengajak ngobrol." kata Kimmy.

Qia mengangguk-angguk.

"Aku juga jarang ke rumah sepupu sebelum kejadian ini, karena kesibukan sekolah kami masing-masing, aku jarang sekali ketika libur ke rumahnya." tambah Kimmy. 

"Bagaimana dengan pacarnya?' tanya Qia.

"Status terakhir orangtuanya marah besar di kantor polisi, tapi mereka siap bertanggungjawab dan koperatif." jawab Kimmy.

Credit: pinterest 

"Semoga semua Allah memudahkan ya Kimmy." Kata Qia.

"Aamiin ya rabbal'alaamiin," jawab Kimmy.

Kimmy masih asyik makan kue, Qia meminum jus buatan bibi Mimi. Keduanya akan pergi untuk les renang beberapa saat lagi.

Comments

Popular Posts