Perceraian


Kantin Kampus

"Din, serius amat, lagi ngapain?" Kayla menyapa Dini, sahabatnya di kampus.

"Hai Kay (sapaan Dini ke Kayla), baca artikel nih." sambil menunjukkan telepon genggam ke Kayla).

Kayla membaca judul artikel di layar telepon genggam Dini," Tiap Hari Muncul Tiga Janda Baru di Rembang, Dua Kecamatan Ini Terbanyak.".

"Wow, mantap tuh." tanggapan Kayla.

"Wus kamu, Kay, ga sopan, cerai kok mantap." Balas Dini.

Kayla Cengengesan.


Statistik

"Coba gue tebak, hmm, faktor ekonomi kah?" tebak Kayla.

"Iya, jago Lo." jawab Dini.

"Banyakan istri apa suami yang minta cerai duluan?" tanya Kayla.

"Persentasinya adalah sekira 75 persen yang mengajukan gugatan cerai adalah perempuan, sedangkan 25 persen laki-laki." jawab Dini.

"Berarti artinya dari 563 janda baru, 422 di antaranya sebagai pihak yang memang menggugat ingin bercerai dari suaminya, ye kaan." kata Kayla setelah menyeruput jusnya.

"Iya, canggih lu, anak stastisik langsung gercep banged. kata Dini.

"Ga salah jurusan dong gue, emang seneng statisik gue. Kata Kayla.

"Cocok lah." jawab Dini.


Faktor Ekonomi

"Terus faktor ekonominya, pastinya karena apa tuh, Din?" tanya Kayla serius.

"Kebanyakan dari mereka ingin instans mendapatkan pendapatan ekonomi yang lebih baik." Jawab Dini.

"Dua kecamatan di Rembang yang menjadi penyumbang paling banyak kemunculan janda baru, dua kecamatan itu adalah Sarang dan Kragan." Jelas Dini.

"Kenapa disitu paling banyak?" tanya Kayla lagi.

"Entahlah, artikel ini menyebutkan sih, katanya, "Entah mengapa penyebabnya, atau mungkin karena penduduknya banyak,” jawab Dini.

"Ada juga bukan pasangan sah bisa mempengaruhi ke faktor kesehatan jiwa ya, karena gue pernah baca artikel ada wanita, janda, nekat menghabisi nyawa bayinya dengan memasukkan bayi ke dalam ember, bayinya hasil hubungan gelap dengan pria yang bukan pasangan sah." Jelas Kayla.

"Ya Allah, terus?" tanya Dini penasaran

"Jadi pelaku melahirkan di dalam kamar mandi mes karyawan. Dalam pengakuan si pelaku ke polisi sang bayi lahir sungsang."

“Saat lahir, bayi keluar kakinya dulu, Dalam kondisi berdiri, pelaku meletakkan sebuah ember di bawah kedua kakinya. Setelah lahir, bayi ditaruh di dalam ember tersebut."

"Wanita itu membersihkan tubuh dan kakinya, sehingga air masuk ke dalam ember, sekaligus menenggelamkan bayi laki-laki yang tidak berdosa itu. Bayi yang semula hidup, akhirnya meninggal dunia."

“Jadi tindakan membilas tubuh pakai air, lalu air masuk ke ember yang ada bayinya, semua dilakukan dengan sengaja, karena tersangka memang tidak menghendaki bayi lahir, akibat hasil hubungan gelap," Jelas Kayla.

"Perasaan takut juga bisa ya, kesulitan ekonomi, tak ada yang mau bertanggung jawab, banyak faktor kemungkinan." Kata Kayla.

"Faktor KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), perselingkuhan." Tambah Kayla.


Solusi 

"Solusinya, menurutku, ada sekolah pra-nikah, coaching-class tentang pernikahan, ga usah besar-besar, syukur kalau bisa besar dan dampaknya dirasakan banyak orang, dimulai dulu deh kecil, tapi rutin dan berdampak, di masa-masa baligh, baik perempuan dan laki-laki, mengenalkan dan menguatkan fitrah seksualitas, FBE (Fitrah Based Education) Ustadz Harry Santoso" Kata Dini.

"Kalau tontonan gimana? sekarang kan media sosial postingannya ngga ada disensor. Dari kecil sudah bisa mengakses media sosial atau malah nikah muda." tanya Kayla.

"Kalau menikah muda karena diawali niat yang tidak sesuai agama, itu dosa, kalau nikah muda niatnya baik, menghindari perzinahan, di usia 17 tahun, kalau aku sih oke." Kata Dini.

"Ngga semua pendapat sama seperti kamu itu, Din." Kata Kayla.

"Emang ngga." Kata Dini sambil menjulurkan lidahnya.

"Gue timpuk pakai donat, lu, Din." Canda Kayla

"Enak dong, sini, aaaa." Kata Dini sambil mulutnya menganga untuk membalas candaan Kayla.

"Pendidikan seksualitas itu penting, dikuatkan dan ditanamkan sejak dini, orangtua menjadi faktor penentu, mereka akan membimbing anak-anak mereka, yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet pendidikan seksualitas yang baik."


Harapan

"Nantinya diharapkan  tercipta pemahan bahwa untuk menjaga keutuhan rumah tangga pasangan suami istri dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang makna perkawinan dengan segala permasalahannya."

“Agar perkawinan yang dibangun tidak rentan konflik. Mereka memiliki ketahanan dan kekuatan dalam jiwa pribadi masing-masih untuk kelangsungan keluarganya."

"Dalam kondisi demikian pasutri akan tetap memiliki tekad kuat untuk mempertahankan perkawinan mereka. Bila terjadi sedikit masalah saja mereka tidak mudah berpikir untuk bercerai." Jelas Kayla.

Keduanya kemudian membereskan sisa-sisa sampah yang ada di meja mereka. Dan melanjutkan masuk kelas untuk mata kuliah selanjutnya.

...

Referensi:

https://www.beritamerdekaonline.com/2019/12/setiap-tahun-muncul-ribuan-janda-baru-di-kabupaten-rembang/

Comments

Popular Posts