Renungan Dunia dan Akhirat


Kasus Meningkat

Kasus penembakan oleh orang yang disuruh seorang suami dengan target istrinya sendiri karena dugaan perselingkuhan, sang suami adalah seorang aparat, dan setelah melakukan aksinya meninggal dunia dengan tragis di rumah orangtuanya, diduga meminum racun.


Anak dirundung temannya.


Ibu-ibu yang berkelahi di lapangan bola.


Pemerkosaan dan pembunuhan. Pembunuhan bayi, aborsi karena hubungan di luar nikah.


Seorang pemuda memutilasi mantan pacarnya karena sakit hati. Ada pemuda memperkosa dan membunuh seorang perempuan kemudian setelah menjadi mayat disetubuhi.


Anak-anak nongkrong dan fashion show.


Kelakuan umat nabi Luth yang terulang di zaman ini.


Ada trend operasi plastik dan kelamin. Merubah ketetapan dan ketentuan Allah.


Ada seorang ibu yang terekam cctv melakukan aksi pencurian di sebuah minimarket, tetapi marah-marah dan tidak mau mengaku.


Anak dan istri durhaka seperti keluarga nabi Nuh.


Anak-anak yang durhaka pada orangtuanya, orangtua yang menelantarkan pendidikan dan perhatian anaknya.


Hikmah apa yang Allah berikan kepada hamba ini?


Catatan Cinta-Nya


Allah sudah mengatur kehidupan dan takdir hamba-Nya melalui catatan CINTA-NYA, di kitab Lauhul Mahfudz.


Apa yang terjadi sudah tertulis dalam goresan tinta-Nya.


Kejadian demi kejadian buruk yang terjadi di dunia ini, membuat diri ini sadarkah?


Semakin mendekat ke Allah atau menjauh.

Memegang erat perintah Allah dan Rasulullah, atau semakin terombang-ambing, bahkan ikut arus yang tak lurus di jalan-Nya.



Merasa Paling


Pun ketika diri ini sudah berada di jalur-Nya di dunia, bukan berarti diri ini sudah hebat. Dan mengecilkan arti kehadiran orang lain yang belum mendapat hidayah.


Karena hati manusia, hanya Allah yang juga Maha Membolak-balikan. Hati manusia itu rapuh.


Perhitungan akhir, alias hisab, hanya Allah yang Maha Mengetahui.


Tujuan Allah  menciptakan manusia, hidup dan matinya hanya untuk Allah.


Allah Maha Pengampun, bertaubatlah sebelum ajal menjemput.


Letakkan Dunia di Tanganmu, Jangan di Hatimu


"Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu."


"Jadi letakkanlah dunia di tanganmu jangan di hatimu. Dunia yang ada di dalam genggaman tangan, akan menjadikan kita tidak terjebak pada sikap terlalu mencintai dunia. Tak akan terjerembab pada laku culas dan kerakusan yang sangat, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Dunia yang diletakkan di dalam genggaman tangan, akan menjadi wasilah kebermaknaan dan kemanfaatan bagi mahluk Tuhan yang lain. Dia akan banyak berterima-kasih pada Tuhan dan sesama manusia lainnya. Saat ia menerima, dia akan segera kasih kepada orang lain, peduli dengan sesama."  Kutipan tulisan Usman Kusman di https://www.kompasiana.com/kusmanausman/5516f6ee813311c551bc7337/letakkan-dunia-di-tanganmu-jangan-di-hatimu)


Setuju dengan tulisan itu. Mari berproses ke arah yang lebih baik dan positif.


“Zuhud itu adalah menjadikan dunia di tangan, bukan di hati.” (Ali bin Abi Thalib) 


Doa Para Sahabat


Doa Abu Bakar ra: “Jadikanlah kami kaum yang memegang dunia dengan tangan kami, bukan hati kami.” Dan doa sahabat Umar bin Khattab: “Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan dia di lubuk hati kami.”


Doa sahabat Umar bin Khattab: “Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan dia di lubuk hati kami.”


Kisah


Suatu ketika Ibnu Abbas ra. Ditanya: “Bagaimana dengan orang yang memiliki harta sebesar 12.000 dinar?” Beliau menjawab: “Ia masih tetap zuhud, selama tidak sibuk dengan dunia.”


Salman al-Farisi ra. pernah meminta nasihat kepada Abu Bakar ra. Maka Abu Bakar berkata:“Allah telah membukakan dunia untuk kalian, tapi janganlah kalian ambil kecuali secukupnya saja.”


Pernah ditanyakan kepada Abu Hazim az-Zahid, “Apakah yang tuan miliki saat ini?” Beliau berkata: “Dua kekayaan, yang aku tidak takut miskin selama keduanya berada di sampingku, yakni yakin kepada Allah dan putus asa dari apa yang ada pada manusia.”


Lalu ditanya lagi” “Tidakkah tuan takut miskin?” Beliau menjawab: “Apakah aku takut miskin, padahal Tuhan Pelindungku yang memiliki seluruh isi langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di antaranya?” Fudhail berkata: “Pokok zuhud adalah ridha Allah swt. Orang yang menerima apa adanya, dialah orang yang zuhud dan dialah yang patut dikatakan orang kaya.”


Ibrahim bin Adham berkata: “Zuhud dikelompokkan menjadi tiga macam: zuhud fardhu, zuhud sebagai keutamaan dan zuhud sebagai keselamatan. Zuhud fardhu adalah zuhud terhadap perkara haram, zuhud sebagai keutamaan ialah zuhud terhadap perkara halal dan zuhud sebagai keselamatan ialah zuhud dalam perkara syubhat.”


Hasan al-Bashri berkata: “Aku bertemu dengan banyak kaum dan bergaul dengan banyak golongan. Mereka tidak tertarik dengan kemewahan dunia yang semu dan tidak pula sedih atau kecewa atas menjauhnya kenikmatan dunia darinya. Dunia di matanya adalah tidak lebih derajatnya dari debu. Ada di antara mereka yang bertahan hingga menjelang usia senja, tetapi tidak pernah memiliki sepotong baju utuh untuk melindungi tubuhnya, tidak juga perabot rumah tangga yang paling murah sekalipun. Bahkan tempat tinggalnya beralaskan tanah beratapkan langit.


Bila malam menjelang, mereka berdiri di atas kaki-kaki telanjang. Air mata jatuh membasahi pipi, dengan bermunajat kepada Tuhan agar membebaskan leher-leher mereka dari jeratan api neraka. Jika mereka melakukan amal kebaikan, biasanya bersyukur dan tiada henti-hentinya memohon kepada Allah swt. agar menerima amalan itu.


Andaikata mereka telah melakukan perbuatan yang salah, dengan penuh penyesalan mereka meratapi diri dari dosanya dan memohon ampunan-Nya. Demikianlah pemandangan yang sering terjadi di dalam kehidupan orang-orang yang shaleh. Demi Allah, mereka tidak akan terbebas dan selamat dari perbuatan dosa melainkan dengan ampunan-Nya. Semoga rahmat dan ridha Allah meliputi mereka.”


Mauidhoh Hasanah

oleh: Ust. Afza M. Lc.


Qarun kaya raya, Namrud raja adidaya, Fir’aun raja semena-mena.


Kini semuanya tinggal ceritanya dan siksa yang mereka pikul di alam sana.


Dan kini anda yang menghuni dunia, dan kelak yang akan tersisa di dunia ini juga hanya cerita anda saja.


Apa anda mengira bahwa anda akan selamanya malang melintang di dunia sesuka anda? 


Kawan! Sadarlah bahwa saat itu pasti tiba menghampiri anda, dan kala itu yang tersisa hanyalah cerita anda dan pertanggung jawaban atas apa yang telah anda goreskan dalam lembar cerita anda.


Persiapkan diri anda menghadapi pertanggung jawaban tindakan anda.


اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ – ٦


Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka. ( Al An’am 6 )


Referensi doa dan kisah:

https://ps2unic.wordpress.com/2014/06/21/ya-allahjadikanlah-dunia-ditangan-kami-bukan-di-hati-kami/)



Comments

Popular Posts