Makin Cakap Digital 2022


Program Literasi Digital

Dapat info kegiatan ini hasil scrolling status wa dan lihat status wa mba Marita. Mba Marita menjadi salah satu narasumber di kegiatan itu.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman.

Langsung cuss daftar.



Topik dan Pembicara



Tips Internet Sehat
Narasumber: Wildan, S.E., M.I.Kom

Beliau membuka presentasi dengan data pengguna internet tahun 2022 di mana? ya di Indonesia, masa di hati mu eh.

Kontras dengan jumlah pengguna internet yang semakin banyak, tidak dibarengi oleh tingkat kesopanan. Dan narasumber kembali memperlihatkan data. Skor tingkat kesopanan netizen Indonesia adalah 76. Menurut sumber Laporan Digital Civility Index, 2020. Urutan terbawah se-Asia Tenggara.

Kok? Indonesia kan orangnya terkenal ramah, murah senyum, tidak sombong, rajin menabung, apa penyebabnya? penyebab tidak sopan yaitu ujaran kebencian, hoax dan diskriminasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 
Faktor-faktor yang mempengaruhi ujaran kebencian, hoax dan diskriminasi yaitu:
  1. Ketidakpastian
  2. Respon Rasa Frustasi
  3. Ketidakpastian Ekonomi
Oleh karena itu agar sehat dalam menggunakan internet, setiap diri adalah agen kebaikan, Kebaikan itu dimulai dari diri sendiri. Bingung cara berinternet yang sehat seperti apa? 

Cara berinternet yang baik untuk diri sendiri, yaitu:
Ciptakan dan tunjukkan perilaku yang baik, yaitu:
  1. Gunakan bahasa yang baik
  2. Bijak dalam menyukai
  3. Bijak saat berkomentar
Jangan sebar isu/rumor/gosip, seperti:
  1. Sertakan sumber
  2. Bukan SARA & Pornografi
Bijak dalam berteman
Eksistensi bukan segalanya, bukan banyaknya follower tapi kualitas pertemanannya, yang dijadikan teman adalah yang benar dikenal, diketahui.

Saring sebelum sharing
  1. Jangan bagikan informasi pribadi
  2. Bijak dalam meneruskan
Terapkan disiplin berselancar di dunia maya
Jaga password dan selalu log out ketika keluar aplikasi

Tips Aman Bermedia Digital
  1. Pastikan keamanan dari gawai dan media digital yang kamu punya termasuk media sosial dan aplikasi perpesanan dengan menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication)
  2. Jaga data pribadi kita tetap aman dan jangan bagikan dengan siapapun, termasuk di media sosial Selalu waspada akan tautan tak dikenal, jangan buka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirimkan lewat email, media sosial atau aplikasi chatting.
  3. Jangan merespon panggilan telepon dan pesan yang ujungnya meminta data pribadi atau password/PIN
  4. Kenali dengan seksama dengan siapa kita berkomunikasi di internet
  5. Hati-hati saat belanja online, pastikan penjual terpercaya dan belanja dari tempat terpercaya Hanya install aplikasi dari tempat resmi (mis: AppStore atau Google Play)
  6. Gunakan Anti virus, khususnya di perangkat komputer Pastikan orang-orang di sekitar kita (misalnya keluarga dan karyawan) juga memiliki pemahaman yang sama terkait keamanan digital.
Password yang Kuat
Dalam program Literasi tersebut, diingatkan kembali untuk menggunakan password yang kuat.

Adapun password yang kuat itu, yaitu:
  1. Buat password yang panjang, dengan kombinasi karakter (angka, huruf besar-kecil, tanda baca, simbol
  2. Jangan menggunakan yang berhubungan dengan menggunakan data pribadi dan urutan di keyboard
  3. Gunakan password yang berbeda untuk setiap akun
  4. Upayakan mengganti password secara berkala
Kesimpulan
  1. Tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin
  2. Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital
  3. Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet
Closing dari Narasumber

2. Multikulturalisme di Ruang Digital
Narasumber: Kamaruddin Hasan

Fenomena se­makin tipisnya pembatas antara kebe­nar­an dan ke­bohongan, ke­jujur­a­­n dan peni­pu­an, fiksi dan nonfiksi dan Fenomena “post-truth”. Penggunaan media sosial dengan konten-konten bersifat post-truth ini mengakibatkan berubahnya perilaku dan gaya komunikasi serta karakteristik, terjebak dalam putaran rumit terjerumus sebagai kaum passengers, dikendalikan oleh konten-konten post-truth new media (medsos).  

Konten-konten bersifat post-truth, termasuk radikalisme, terorisme, sparatisme, ujaran kebencian, hoax, termasuk konten-konten pasar kapitalisme neoliberal yang kurang mendidik, tidak berbobot yang memanjakan selera sesaat, terkesan membodohi telah dan akan terus mampu memperalat public. 
Dihantui dengan perilaku instan, mudah terprovokasi, konsumtif, materialistisme, individualisme, budaya pop dan hedonism tanpa daya kritis.


DIGITAL CULTURE AKAN MENJADI; 
Kekuatan Baru Daya Fikir Kritis, Inovatif. Kekuatan Baru Cerminan Ekspresi. Kekuatan Baru Dalam Komunikasi, Kekuatan Baru Dalam Keberagaman, Kekuatan Baru Dalam Toleransi, Kekuatan Baru Budaya, Kekuatan Baru Kearifan Lokal, Kekuatan Baru Peradaban, Kekuatan Kebijakan, Kekuatan Jembatan Aspirasi Publik, Kekuatan Baru Dalam Demokrasi, Kekuatan Baru Pluralisme, Kekuatan Baru Multikulturalisme Dan Kekuatan Baru Dalam Penangkal Radikalisme, ujaran kebencian serta hoax.

Kemajemukan Budaya; dari asal kata Multi & Majemuk =Kemajemukan budaya, cerdas memahami perbedaan, individu, kelompok (Ideologi, system, agama, budaya, adat, kebiasan, Bahasa, politk dll)


Comments

Popular Posts