Pengisian


 Time Management

Kegiatan demi kegiatan di September ini lumayan banyak.


Dari anak-anak sekolah sampai kegiatan diri. Aku pun masih menemani orangtua kontrol ke rumah sakit.


Mengatur jadwal atau time management. Skala prioritas dan kandang waktu diperlukan agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan support system pun ikut kooperatif.


Dengan manajemen yang baik diharapkan mampu mengatur dengan baik waktu yang dimilikinya, 24 jam.


Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pun memiliki time management yang baik. Mengutip sebuah artikel di Manajemen Waktu ala Rasulullah.


Time management ala Rasulullah salah satunya yaitu "Jadikan Shalat Fardu sebagai pola disiplin.


Rasulullah SAW menjadikan shalat fardu sebagai cara membentuk pola kedisiplinan dan membentuk watak dan ritme hidup. 


Pemilahan waktu dalam sehari bagi umat Islam sangatlah jelas, dan melalui manajemen waktu shalat fardu ini dapat menjadikan kita disiplin dan tepat waktu sehingga segala aktivitas kita terprogram dengan baik."


Pengisian

Di bulan September ada dua pengisian  kegiatan yang melibatkan perempuan. Di lingkungan RT (Rukun Tetangga)  dan pertemuan bulanan ibu-ibu  di kantor suami.


Dan keduanya memintaku untuk menjadi pengisi. Ku putuskan untuk mengangkat tema, "Oshibana". Ku pelajari dan persiapkan bahan-bahan yang akan ku gunakan untuk presentasi.


Aku mengenal Oshibana atau seni merangkai bunga yang dikeringkan dengan cara teknik press dari Jepang ini melalui teman di Ibu Profesional.


Awalnya aku mengagumi kesabaran dan ketelitiannya merawat bunga press kering. Kemudian aku membeli karyanya.


Belajar

Ku putuskan untuk mempelajari cara membuat bunga kering ini dengan teknik Oshibana. 


Ku simpan di dalam buku tebal, diberi lembaran tissue.


Oshibana adalah seni merangkai atau menghias dengan bunga atau dedaunan yang dikeringkan dengan cara ditekan. Oshibana berasal dari bahasa Jepang 'oshi' artinya ditekan dan 'bana' artinya bunga. Sumber: https://id.m.wikipedia.org.


Berbagi tentang Oshibana tujuannya yaitu bunga mengering dengan  mempertahankan warna aslinya.


Bunga dipetik pada siang hari agar kandungan air tidak terlalu banyak, sehingga ketika di press, tidak banyak mengeluarkan air.


Proses Oshibana

Proses pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan kadar air supaya bunga menjadi lebih awet.


Bunga yang dikeringkan disarankan yang berbentuk tipis karena itu memengaruhi lamanya proses pengeringan.


Bunga yang tebal memerlukan waktu lebih lama untuk mengering sempurna.


Bunga-bunga yang akan dikeringkan ditata di atas kertas, lalu ditutup dengan kertas kembali.


Kertas yang digunakan haruslah kertas yang menyerap air, sehingga biasanya diperlukan kertas khusus dari Jepang.


Namun, bisa diganti dengan kertas lain seperti kertas buram/koran. Aku juga pakai tissue.


Bunga yang telah ditata dalam kertas diletakkan di tengah papan kayu lalu ditekan dengan papan kayu lainnya.


Untuk beberapa hari, bunga dalam kertas dibiarkan ditekan di antara kedua papan kayu tersebut.

   

Oshibana merupakan seni mengeringkan bunga segar dengan menekannya menggunakan pemberat

Oshibana merupakan seni mengeringkan bunga segar dengan menekannya menggunakan pemberat


Cara lain yang sebenarnya lebih mudah untuk dicoba di rumah yaitu meletakkan bunga di bagian tengah buku tebal dan membiarkannya untuk beberapa waktu.


Untuk menjaga buku agar enggak rusak, lebih dulu lapisi kelopak bunga dengan kertas, ya. Hal ini agar air bunga enggak rembes membasahi buku.


Bunga-bunga kering dari proses oshibana dapat menjadi hiasan untuk beberapa barang-barang di kamar.


Misalnya seperti pembatas buku, tatakan gelas dan cangkir minum, taplak meja, kartu ucapan, atau bahkan hiasan dinding.


Dibandingkan dengan Ikebana yang hanya bertahan selama beberapa hari, oshibana dapat bertahan lebih awet asalkan proses pembuatan dan perawatannya baik.


Kegiatan ini memang dapat dilakukan di rumah, memerlukan ketekunan. Bagi yang menyenangi kegiatan ini, bisa menjadi hobi yang menghasilkan.


Perlengkapan

Aku membawa dua pigura, bunga Oshibana, kabel panjang dan setrika. Ada dua teknik yang akan dipresentasikan, teknik press di dalam buku tebal dan setrika. Jadi aku mempersiapkan setrikaan, alas setrika, lem, dan kertas pigura bertuliskan ucapan.


Hari-H

Grogi, iya. Persiapan sudah, mental ditata, doa dilantunkan. Masih grogi juga, he..he.

Presentasi ku mulai dengan  berbagi tentang Oshibana, aku mengambil dari artikel di fimela.com dengan judul, "Seni Budaya: Tambah Pundi-Pundi Rupiah dengan Teknik Oshibana." dan beberapa kalimat di Oshibana-USU.


Ku berbagi cara bagaimana membentuk bunga Oshibana ini, dengan dua teknik yang sudah dipersiapkan.





Teknik press alami dengan disimpan di dalam buku dan setrika. 



Setelah presentasi tentang Oshibana, dilanjutkan dengan praktik, aku memanggil 2 Ibu untuk mencoba praktik.


Dan hasilnya untuk 2 ibu tadi bawa pulang sebagai kenang-kenangan atas partisipasinya di pengisian kegiatan membuat kerajinan pigura dengan bunga Oshibana.


Bahagia

Berbagi itu menyenangkan, berbagi ilmu. Ilmu menjadi bermanfaat untuk orang lain. Auto bahagia tercipta. Semoga memperoleh ridho Allah.


Referensi:

fimela.com

kids.grid.id

repositori.usu.ac.id




Comments

Popular Posts