Ral-131


Terapi

Hari ini tiroid ku yang manis dan tidak sombong, dijadwalkan Ral-131 (istilah medis) atau terapi tetes nuklir.


Jangan membayangkan nuklir skala besar ya, aku pun tak akan sanggup menahannya. Nuklirnya skala mikro, secara masuk tubuh manusia. 


Biasanya puasa selama 2 jam sebelum ditetes. Setelah ditetes boleh langsung minum air putih, tapi menunggu 2 jam untuk makan.


Kemarin keluarga yang merupakan support system sudah ku beritahukan beberapa hari sebelumnya kalau aku mau terapi tetes nuklir.


Berangkat

Aku pesan travel keberangkatan jam 09.00, karena kemarin-kemarin jadwal tetesnya jam 15.00. semoga sama yaz jadwalnya, karena travel pulang langgananku jadwal terakhir jam 17.00. Berpikir ulang kalau mau naik bis.


Jam 08.30, dari rumah aku diantar suami, aku tadi bantu ibu dorong bapak dari kamar tidur ke kamar mandi, yang tak jauh. Tapi karena bapak sudah berat kakinya baik kanan dan kiri untuk melangkah dan berdiri tegak.


Kalau duduk di kasur, bapak bilang tidak kuat, tapi kalau duduk di kursi untuk di dorong dari kamar tidur ke kamar mandi, bapak kuat.


Dan kursinya bukan kursi dorong, karena kursi dorong tidak muat di jalan  kamar tidur menuju kamar mandi.


Melainkan menggunakan kursi kayu meja belajar yang tidak ada rodanya.


Tiba

Tiba di pool travel aku naik grab ojek menuju ke rumah sakit. Sepertinya ojek yang sama yang posnya selalu berada di pool travel. Ketika aku turun, driver ojol nya memberikan saran untuk memilih titiknya yang terkenal. Karena titik yang ku tuju untuk pengantaran kurang familiar.


Pendaftaran

Tiba di rumah sakit aku menuju lantai 2, kedokteran nuklir, ketika mau mendaftar, ditanya sudah daftar online ke dokter apa belum, dan aku bilang belum. Selanjutnya, aku diminta untuk mengurus pendaftaran on the spot dulu di lantai dasar bagian depan.


Aku menuju lantai dasar untuk mengurus pendaftaran on the spot. Karena dari kemarin, hari-hari sebelumnya, aku ragu apakah harus daftar online dulu ke dokternya. Dan ternyata iya.


Proses pendaftaran on the spot cepat karena sepi. Dan aku membawa dokumen rujukan BPJS kemana-mana dalam satu tas dokumen yang masuk ke dalam tas gendong ku.


Pendaftaran on the spot selesai, aku kembali menuju lantai 2. Selesai.


Ishoma

Aku menuju mushola yang terletak tak jauh dari sana. Di lantai 2 juga. Waktunya Dzuhur. Setelah Dzuhur, aku menuju ke kantin langganan untuk makan siang. Ternyata nasinya habis dan baru masak lagi, menunggu 1 jam.


Aku berbalik dan menuju bakery di sebelah kantin tadi. Aku membeli arem-arem, puding, risoles ayam dan es buah leci. Lebih dari cukup mendiamkan perut ku. Setelah makan, ngantuk mendera. Aku menunggu di bangku dekat apotik di luar, agar mendapatkan udara segar daripada menunggu di dalam. Aku berencana menuju ke radiologi jam 14.00 kurang. Karena jadwal radiologi untuk tetes nuklir jam 14.00 baru boleh masuk ruangannya, tetapi dipanggilnya sekitar jam 15.00 - 17.00.


Tapi tetap menggunakan masker, akan tetapi hidung belum bebas untuk menghirup.


Sekilas Tentang Radiotiroablasi

Radiotiroablasi adalah prosedur pemberian iodium radioaktif (I-131) secara sistemik dengan tujuan menghancurkan sel folikel tiroid. Prosedur ini memanfaatkan ekspresi sodium/iodide symporter (NIS) pada membran plasma sel folikel tiroid yang secara alamiah dapat menangkap iodida dari peredaran darah.[4,5]


I-131 adalah radioisotop pertama yang digunakan untuk mempelajari fungsi dan mengobati penyakit tiroid. I-131 memancarkan sinar beta dengan jarak tempuh maksimum di jaringan sebesar 3 mm, serta sinar gamma yang dapat direkam oleh kamera gamma. Dengan waktu paruh fisik selama 8,05 hari, I-131 merupakan radioisotop yang baik untuk iradiasi jaringan target secara jangka panjang dan memungkinkan pengambilan citra melalui pemeriksaan penunjang.[6]


Pasien perlu menjalani stimulasi Thyroid Stimulating Hormone (TSH), diet rendah iodium.


Puasa

Puasa sebelum menjalani radiotiroablasi


Makanan dalam lambung akan menurunkan resorpsi I-131 yang diberikan per Terapi

Hari ini tiroid ku yang manis dan tidak sombong, dijadwalkan Ral-131 (istilah medis) atau terapi tetes nuklir.


Jangan membayangkan nuklir skala besar ya, aku pun tak akan sanggup menahannya. Nuklirnya skala mikro, secara masuk tubuh manusia. 


Biasanya puasa selama 2 jam sebelum ditetes. Setelah ditetes boleh langsung minum air putih, tapi menunggu 2 jam untuk makan.


Kemarin keluarga yang merupakan support system sudah ku beritahukan beberapa hari sebelumnya kalau aku mau terapi tetes nuklir.


Berangkat

Aku pesan travel keberangkatan jam 09.00, karena kemarin-kemarin jadwal tetesnya jam 15.00. semoga sama yaz jadwalnya, karena travel pulang langgananku jadwal terakhir jam 17.00. Berpikir ulang kalau mau naik bis.


Jam 08.30, dari rumah aku diantar suami, aku tadi bantu ibu dorong bapak dari kamar tidur ke kamar mandi, yang tak jauh. Tapi karena bapak sudah berat kakinya baik kanan dan kiri untuk melangkah dan berdiri tegak.


Kalau duduk di kasur, bapak bilang tidak kuat, tapi kalau duduk di kursi untuk di dorong dari kamar tidur ke kamar mandi, bapak kuat.


Dan kursinya bukan kursi dorong, karena kursi dorong tidak muat di jalan  kamar tidur menuju kamar mandi.


Melainkan menggunakan kursi kayu meja belajar yang tidak ada rodanya.


Tiba

Tiba di pool travel aku naik grab ojek menuju ke rumah sakit. Sepertinya ojek yang sama yang posnya selalu berada di pool travel. Ketika aku turun, driver ojol nya memberikan saran untuk memilih titiknya yang terkenal. Karena titik yang ku tuju untuk pengantaran kurang familiar.


Pendaftaran

Tiba di rumah sakit aku menuju lantai 2, kedokteran nuklir, ketika mau mendaftar, ditanya sudah daftar online ke dokter apa belum, dan aku bilang belum. Selanjutnya, aku diminta untuk mengurus pendaftaran on the spot dulu di lantai dasar bagian depan.


Aku menuju lantai dasar untuk mengurus pendaftaran on the spot. Karena dari kemarin, hari-hari sebelumnya, aku ragu apakah harus daftar online dulu ke dokternya. Dan ternyata iya.


Proses pendaftaran on the spot cepat karena sepi. Dan aku membawa dokumen rujukan BPJS kemana-mana dalam satu tas dokumen yang masuk ke dalam tas gendong ku.


Pendaftaran on the spot selesai, aku kembali menuju lantai 2. Selesai.


Ishoma

Aku menuju mushola yang terletak tak jauh dari sana. Di lantai 2 juga. Waktunya Dzuhur. Setelah Dzuhur, aku menuju ke kantin langganan untuk makan siang. Ternyata nasinya habis dan baru masak lagi, menunggu 1 jam.


Aku berbalik dan menuju bakery di sebelah kantin tadi. Aku membeli arem-arem, puding, risoles ayam dan es buah leci. Lebih dari cukup mendiamkan perut ku. Setelah makan, ngantuk mendera. Aku menunggu di bangku dekat apotik di luar, agar mendapatkan udara segar daripada menunggu di dalam. Aku berencana menuju ke radiologi jam 14.00 kurang. Karena jadwal radiologi untuk tetes nuklir jam 14.00 baru boleh masuk ruangannya, tetapi dipanggilnya sekitar jam 15.00 - 17.00.


Tapi tetap menggunakan masker, akan tetapi hidung belum bebas untuk menghirup.


Sekilas Tentang Radiotiroablasi

Radiotiroablasi adalah prosedur pemberian iodium radioaktif (I-131) secara sistemik dengan tujuan menghancurkan sel folikel tiroid. Prosedur ini memanfaatkan ekspresi sodium/iodide symporter (NIS) pada membran plasma sel folikel tiroid yang secara alamiah dapat menangkap iodida dari peredaran darah.[4,5]


I-131 adalah radioisotop pertama yang digunakan untuk mempelajari fungsi dan mengobati penyakit tiroid. I-131 memancarkan sinar beta dengan jarak tempuh maksimum di jaringan sebesar 3 mm, serta sinar gamma yang dapat direkam oleh kamera gamma. Dengan waktu paruh fisik selama 8,05 hari, I-131 merupakan radioisotop yang baik untuk iradiasi jaringan target secara jangka panjang dan memungkinkan pengambilan citra melalui pemeriksaan penunjang.[6]


Pasien perlu menjalani stimulasi Thyroid Stimulating Hormone (TSH), diet rendah iodium.


Puasa

Puasa sebelum menjalani radiotiroablasi


Makanan dalam lambung akan menurunkan resorpsi I-131 yang diberikan per oral, sehingga pasien diwajibkan puasa makan minimal 4-6 jam sebelum dan 1-2 jam sesudah pemberian I-131.[3]


Setelah radiotiroablasi, pasien sebaiknya diisolasi hingga radiasi hilang dari tubuhnya.


Bersambung


Sumber: 

https://www.alomedika.com/radiotiroablasi-pada-kanker-tiroid-berdiferensiasi

Comments

Popular Posts