Rejeki


Berbaik Sangka

Percaya deh tiap manusia punya kesibukan masing-masing di dunia. Entah untuk dunianya ataupun untuk akhiratnya.

So, jangan merasa sibuk sendiri. Husnudzon, berbaik sangka untuk orang lain juga diri sendiri juga perlu.

Sibuk iya.

Tapi sibuknya berkah ga ya?

Emang sibuk yang berkah yang kayak bagaimana? Menurut kamu, friends?

Menurut ku sibuk yang berkah itu, Allah ridho dan tidak mendzolimi diri sendiri, keluarga juga orang lain yang ada dalam kehidupan diri.

Sibuk sah-sah aja. Tapi perlu juga dimanajemen kali ya.

Dimanajemen agar kesibukan itu jadi terarah dan terukur. Sibuknya bermanfaat untuk dunia juga terutama akhirat.

Ditimbang apakah kesibukan itu membawa manfaat atau malah merugikan?

Yang tahu ukuran juga terarah apa tidaknya, ya diri sendiri.

Sudah? Manajemen Waktu

Aku sudah berusaha memanajemen waktu. Walaupun pada kenyataan tak sesuai harapan.

Menjadi bagian komunitas di KLIP, aku sadar keuletan dan kedisiplinan diriku untuk menulis, kurang sekali. 

Dan itu adalah sebuah pembelajaran bagi diriku untuk lebih baik lagi. 

Banyak yang ingin ditulis, tapi lagi-pagi manajemen waktu yang perlu dibenahi juga.

Rejeki

Tantangan dari Allah, ku sebut rejeki. 

Beberapa pekan yang lalu, aku mendapat rejeki, akhir September, kakak terjatuh karena berlari untuk upacara penutupan Pramuka di sekolah. Karena kondisi tanah banyak batu dan tidak rata.

Kakak kesleo. Ada Memar dan bengkak di pergelangan kaki. Kakak nyeri ketika berdiri atau ketika bertumpu pada kaki yang patah

Kami pun memutuskan untuk Rontgen dan hasilnya tulang mengalami patah di pergelangan kaki tapi tidak ada retak. Bisa jadi dikarenakan tubuh kakak yang memiliki berat badan berlebihan. 

Dokter menyarankan operasi. 

Kakak dioperasi Selasa malam dan rawat inap, Jum'at bisa pulang.

Bapak Sakit Kepala

Sabtu, bapak ku mengeluh sakit di kepala bagian belakang sebelah kanan. Ayah ku sudah stroke tahun 2018. 

Hari Senin, jadwal kontrol, ku antar ke rumah sakit.

Ternyata surat kontrol BPJS habis, memerlukan rujukan baru di faskes 1.

Aku minta maaf ke bapak karena harus kembali ke rumah.

Bapak lemas untuk berdiri, untuk berjalan kaki bagian stroke berat untuk diangkat. Kaki kanan yang sehat pun juga tidak kuat. Tangan kanan yang sehat pun gemetaran.

Jatuh

Selasa pagi, Ibuku kontrol diantar suami. Aku tidak bisa menemani karena menemani bapak di rumah.

Kondisi bapak masih lemas, tapi masih minta dituntun berdiri untuk BAK, menuju ember yang diletakkan di dekat bed.

Qadarullah ketika mau duduk di kasur, karena belum sampai, bapak jatuh ke sebelah kiri, kepala terbentur kayu bed dan tangan stroke-nya tertindih.

Aku merasa bersalah, mengapa aku tidak berdiri di dekatnya, tapi aku berdiri di tengah pintu kamar bapak. Aku minta maaf ke bapak.

Setelah jatuh, bapak masih meminta ke dituntun ke kamar mandi.

Bapak ditawari menggunakan Pampers tidak mau, karena tidak bisa keluar baik BAK maupun BAB-nya jika dipakaikan Pampers 

Ku tuntun di kamar mandi, dari kamar menggunakan kursi dorong kemudian dituntun masuk kamar mandi.

Ketika mau keluar kamar mandi bapak susah untuk melangkahkan kakinya.

Aku minta kakak yang di kamar karena pemulihan pasca operasi untuk menelpon bapaknya di kantor.

Suamiku tiba dan bapak diangkat menuju kamar.

Dan ku ulangi maafku kepada bapak.

Dan bapak masih minta berdiri untuk BAK dan ke kamar mandi untuk BAB, setiap 15 menit sekali memanggil untuk meminta itu.

Ketika ibu pulang, ku ceritakan semua kejadian tadi.

Dokter Syaraf

Setelah kejadian pagi, siangnya aku membawa bapak ke dokter syaraf.

Karena BPJS sudah ku urus. Aku dan suami membawa bapak ke rumah sakit.

Bapak sudah dipakaikan Pampers. 

Lama antri ke dokter syaraf, karena kami berangkat jam 1 siang, untuk proses cetak SEP, akan tetapi dokter jam 14.30 datang. Karena jadwal dokter memang jam 15.00.

Bulan lalu, ketika aku menunggu, dokter sudah mulai memanggil nomor ketika jam 14.00, satu jam mulai lebih awal sebelum jadwalnya.

Bapak bilang ke aku kalau pinggangnya pegal jika duduk lama.

Siang itu setelah ke dokter syaraf, sekalian diterapi. Ketika sedang menunggu terapi, bapak minta ke kamar mandi.

Suami sedang pulang dulu, untuk mengantar anak les.

Kukatakan dengan pelan, maaf pak, aku gak kuat angkat bapak ke kamar mandi.

Alhamdulillah, tidak menunggu lama untuk terapi. Terapisnya baik sekali mau membantu mengangkat bapak.

Kondisi bapak saat ini … 

Bersambung ke Rejeki Bagian 2

Comments

Popular Posts