Perjuangan Nikmat Al-Quran


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Mencintai dan Membersamai Al-Quran

Menemani proses anak-anak bahkan diri sendiri dalam bersemangat Al-Quran

Tak mudah, tak sama jalannya

Prosesnya, naik turunnya, keimanan.

Mohon jauhkan akan silau, ujub, ataupun futur. Ya Allah, luruskan ... luruskan ... luruskan.

Diingatkan kembali, terus memotivasi baik diri dan keluarga.

Tak sama prosesnya, tantangannya

Teringat perjuangan para sahabat dan shabiyah dalam membersamai kalam-kalam cinta Allah ini.

Ya Rabb, mohon tuntun kami dalam menikmati lezatnya perjuangan ini, jauhkan kami dari silaunya ujub pencapaian.

Tergugah akan nikmatnya

Jauhkan dari godaan keburukan-keburukan, ketidaklurusan.

Lezatnya kebersamaan, barokahnya, pahalanya dibalik pengulang-ulangnya. 

Belajar terus menerus pengucapan, lafadz, benar satu-satu hurufnya.

Bagaimana perjalanan naik turunnya hati dan perilaku dalam mengamalkan, tadabur setiap kalam-kalam Allah, di setiap lembar-lembaran cinta-cinta-Nya.

Kisah Khalifah Utsman bin Affan Ra,  karena kecintaannya dengan Al Quran, pada masa pemerintahannya, ia memelopori penghimpunan Al Quran menjadi mushaf, lalu ia bagikan di beberapa kota. Ketekunannya dalam mendalami Al Quran mendapatkan pujian dari Ali bin Abi Thalib, ia berujar, “kalaulah Utsman tak melakukannya, maka pasti akan kulakukan,” 

Kisah sahabat Ubay bin Ka’ab Ra adalah pesohor di kalangan sahabat nabi penghafal Al-Quran. Ia selalu menyempatkan diri untuk membaca Al Quran siang malam untuk khatam dalam waktu delapan malam. Tindakannya mengundang decak kagum Umar bin Khattab yang berkata,

“Qari paling baik di antara kami adalah ubai,”

Umar sampai berkhutbah di Jabiyah sambil bercerita tentang pengetahuan Ubai terhadap Al Quran. Umar berkata,"

“barang siapa yang hendak menanyakan tentang Al-Qur’an datanglah ke Ubai,” 

Karena mahir, Ubai menjadi sekretaris Rasulullah SAW sebelum Zaid bin Tsabit. Ia bersama Zaid paling tekun menulis wahyu yang Rasulullah terima. Keduanya menulis di bawah pengawasan Rasulullah.

Sahabat Abdullah bin Mas’ud Ra, Pernah Menghafal di Depan Rasulullah, MasyaAllah, indahnya takdir Allah, betapa senangnya jika diri ini dapat melatunkan hafalan di hadapan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam seperti Sahabat Abdullah bin Mas’ud Ra.

Diceritakan Khalid Muhammad Khalid dalam Rijal Haula al-Rasul, Abdullah bin Mas'ud tidak pernah berani berlalu di sebuah majelis yang dihadiri oleh para pembesar Quraisy, kecuali dengan kepala tertunduk dan langkah yang begitu cepat.

Setelah memeluk Islam, ia pergi untuk mendatangi perkumpulan para tokoh Quraisy yang tengah berada di Kakbah. Ketika semua tokoh dan pembesar Quraisy duduk di sana, Abdullah bin Mas'ud datang dan berdiri di hadapan mereka lalu melantunkan Al-Qur'an dengan suara keras, lembut, dan mengesankan.

Sahabat Abdullah bin Mas'ud Ra melanjutkan lantunannya sementara para pembesar Quraisy mendengar dan tercengang. Mereka tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga mereka.

Padahal, Abdullah bin Mas'ud adalah seorang buruh. Ia bekerja sebagai penggembala kambing milik salah seorang pembesar mereka. Ia hanyalah bocah miskin dan tidak dikenal.

Itulah kisah-kisah perjuangan sosok-sosok inspiratif yang menjadi penyemangat, dan banyak kisah dari dawuh gurunda-gurunda.

Atau perjuangan kisah hafidz cilik, Firda yang buta karena faktor genetika, tidak berputus asa dalam menghafal Al-Quran, optimis.

Kisah Nayla, sehari-hari  hanya bisa bersandar di kursi roda. Saat akan belajar menghafal Alquran, kedua orang tuanya akan bergantian memangkunya. Walaupun sejak lahir Nayla sudah lumpuh otak dan terganggu pergerakan tubuhnya.

Masyita, gadis cilik  asal Makassar yang pernah menjadi peserta di ajang Hafiz Cilik 2016. Meskipun tak bisa melihat, ia mampu menyambung bacaan yang dibacakan oleh juri.

Fikri Abu Rizal, kelemahan fisik yang Fikri punyai tidak ada artinya. Kemampuanlah yang luar biasa. Nomor halaman, surat, bahkan ayat dalam Alquran, dia hafal dengan sempurna.

Kaki dan tangannya mengalami gangguan sejak lahir, ia jadi tidak melanjutkan sekolahnya karena tidak ingin merepotkan ayahnya. Fikri takut ayahnya harus menggendongnya bolak balik pulang sekolah.

Jujur pada diri

Bahwa predikat mahkota di surga perjalanan dan tantangannya tak sama. Tapi tak membuat berhenti, lanjut, terus, jika harus merangkak, berjalan pelan.

Takdir dan ketetapannya Allah yang menggariskan, menuliskan dalam kitab lauful mahfudz, ikhtiar manusia dan usaha terus melangkah, menjalankan.

Proses dan akhirnya, ridho Rabbuna, sang Illahi yang dikejar, dicari, keberkahan, kelurusan niat, keikhlasan hati.

Gampang ditulis sebagai keindahan rangkaian kata-kata.

Tak tak mudah dijalani pada kenyataan realita. Banyak belajar lagi, terbata-bata, luruskan lisan dan hati kami, mohon kekuatan, kemudahan, kelancaran, dalam belajar dan membersamai cahaya surat-surat Cinta-Mu, Ya Rabb.

Mohon jaga dan titip hati ini

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

(Yâ muqallibal qulûb tsabbit qalbî 'alâ dînika).

Ya Rabb, perjalanan terasa jauh dan melelahkan, teringat kembali akan usia dan jatah kehidupan ini, jika tak segera, kapan lagi?

Jika tak dicicil, sedikit demi sedikit dan terus menerus , continue, apa yang ditunggu? 

Proses dan hasil pencapaian adalah baik, Husnul khotimah, menurut penilaian-Mu, mohon ampun, mohon terima amalan kami.

Wallahu alam bi showab 

Sumber kisah Sirah:

https://tabungwakaf.com/fantastis-inilah-7-sahabat-nabi-penghafal-al-quran/

https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6372780/kisah-orang-pertama-yang-melantunkan-ayat-suci-al-quran

Comments

Popular Posts