Remagogi



Remagogi, atau remaja grogi?


Siapa yang menyimak?
Cuung hand

Icip-icip ini. He...he...

Kalau mau tambah, ya, ikut lagi berbayar.

Tapi memang worth it. Layak diperjuangkan untuk mendapatkan ilmu yang sebagus itu.

Terus kamu ikut?

Terus kamu nanyaaeea?🤭






Kasus

Pak Psikolog membuka dengan memaparkan kasus-kasus sosial yang viral saat ini.

Piye Jal, aku Yo Melu mikir, entuk kan?

(Bagaimana, coba, aku ikut berpikir, boleh kak?)

Prihatin, atau stay cool?

Yang penting bukan anakku, keluargaku. Begitulah? 

Ga ikut mikir? Ga mau jadi pusing. Selama itu ga menimpa kita? 

Mahasiswa terlibat pinjol (pinjaman online)

Ga bisa mengelola 

Ga bisa mengelola aset

Ga bisa mengelola diri

Konsep Remagogi

Menjadi teman dengan mereka, menjadi supervisor mereka, sekaligus menjadi mentor, menjadi lebih tua sehari,, lebih dulu selangkah, lebih tua sehari.

Hubungan relative horisontal agak naik sediiiikit

Bisakah membangun pola hubungan baru?

Perlakukan sebagai teman, ajak berdiskusi, ajak mereka mengambil keputusan, sebagai supervisor.

Lima Kedewasaan

Ada lima kedewasaan yang harus dibangun

Upaya menemani sebagai supervisor, secara fisik, intelektual, mental, sosial, ekonomi.

Dibutuhkan mentoring, pembimbingan, pengawalan, supervisi.

Guru olahraga, guru kesenian, siap menjadi teman bagus siswi SMP dan SMA.

Bisakah guru matematika, dan guru Bahasa Indonesia menjadi teman?

Cenderung melihat guru BK (Bimbingan Konseling) menjadi guru yang ditakuti, menjadi polisi.

Para siswa tersebut ditemani oleh mentor-mentor kehidupan, yang menemani mereka sejak masuk SMP sampai keluar smp.

Orangnya itu-itu juga, tidak diganti-ganti, agar, 5 aspek tadi semuanya dewasa.

Tantangan

Problem solving bisa, tidak bisa menyelesaikan solution making, tantangan para remaja saat ini.

Mereka ini disembunyikan dari realitas. Anak-anak disembunyikan karena itu.

Realitas alami maka lahirlah generasi yang islam.

Realitas alami mendidik generasi yang islami.

Menjadi mukalaf (diwajibkan untuk menjalankan syari'at Islam) melepas anak-anak ke tengah-tengah realitas.

Dikarenakan ayah tidak hadir dalam mendidik anak.

Ayah yang mendorong anak-anak ke tengah-tengah realitas.

Pendidikan terlalu feminim, Guru-guru kebanyakan perempuan.

Ada 3 hal yang tersedia agar remagogi berjalan:

1. Ada realitas

Ada sekolah, tapi sekolah tidak realistis

Ada rumah, tapi rumah itu tidak realistis. Bukan menjauhkan anak dari realitas.

"Menjadi dewasa itu wajib, menjadi hafidz itu sunnah."

Realitas itu mewakili ruang dan waktu.

Ciri dari realitas:

1. Natural

2. Kompleks

Tidak sederhana, membutuhkan strategi untuk menghadapinya

3. Tauhid

Untuk membuat yang kompleks menjadi sederhana adalah tauhid. Seni menggunakan teori untuk menghadapi realitas.

Realitas itu bersifat keras, dengan catatan.

Keras tapi tak akan melampaui kesanggupan anak-anak.

Laa yu kalifullahu ila usaha

Keras bukan bermakna kejam, karena bumi ini feminim, lembut.

Perpaduan lembut dan keras.

2. Adanya seorang mentor

Menata, merapikan, meracik, mengkonstruksi apa-apa yang didapatkan.

Semisal, mentor itu menyiapkan bahannya, tutor itu koki

Menjadi dewasa, tidak ditinggalkan begitu saja. Diobati jika luka, diawasi, dibimbing itu mentor.

3. Si remaja itu sendiri.

Remaja itu:

1. Melaksanakan tanggungjawab kewajiban dunia dan akhirat

2. Mereka disadarkan bahwa sejak baligh sudah memiliki dosa

3. Sesudah disadarkan mereka ditempa

Membiasakan karena semua lahir dari kesadaran

Tugas mentor:

Membangun, mengulang kesadaran. 

Ditempa dari SD, usia paling tempat paling ditempa adalah SD, usia tertib aturan. Usia paling tepat. Penempaan fisik, mental, intelektual, sosial, ekonomi.

Kuat itu penting, sehat, bugar, mampu survival di lingkungan bebas itu penting.

Mampukah mereka mengatasi solusi masalah tanpa referensi.

Life skill UNESCO: learning how to do,  learning how to be, learning how to learn, learning to go live together.

Paling lemah adalah mental mereka.

Who I Am? Tidak bisa menjawab diri mereka sendiri? 

Mampu mengenal diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri, apa sendiri

Merima mengarahkan diri sendiri, self direction. Mengelola diri mereka, self management.

Self recovery, mereka gagal, jatuh, bisa bangkit sendiri.

Kecakapan sosial.

1. Kerjasama, pengelolaan konflik, komunikasi

2. Kecakapan sosial

Gamang sosial, gagap sosial, anak-anak ITB.

Tidak bisa basi-basi, tidak minta ijin

Piring diangkat, mau dibaca.

Bukan sombong, bukan arogan, tapi gamang sosial

Penempaan di bidang ekonomi.

Enterpreneurship: ilmu bertahan hidup, setiap manusia, tidak bisa bisnis, tapi learning ke wajiban seorang manusia, menyiasati hidup.

Tidak setiap manusia bisa bisnis. Maka berpindahlah menjadi dewasa

Jangan menyelesaikan masalah di permukaan, tapi di akarnya.

Didiklah jadi pemuda

Menyatukan Aqil dengan baligh

Intinya dipersiapkan dari sekolah dasar.

Comments

Popular Posts