Efek Kupu-Kupu


Pelajaran dari Lampung

Hal yang Kecil Menyorot Hal Lain


Jalan di Lampung Rusak, Kok yang disorot Kepala Dinkes?


Saya sebetulnya sedang sibuk sekali karena sedang merampungkan penelitian yang saya lakukan selama 4 tahun dan terputus pandemi, tapi saya memerlukan waktu untuk mengamati gejala yang terjadi.


Kelak buku ini akan diberi judul sebagai The Story for Tomorrow.


Nah di tengah-tengah seperti itu tentu saja saya harus sedikit agak menahan diri untuk memberikan sesuatu kepada anda.


Dan kewajiban saya terpenuhi ketika saya membaca berita tentang apa yang terjadi di Lampung.


Khususnya ketika presiden Joko Widodo kemudian pergi sendiri ke Lampung dan melewati jalan-jalan rusak dan saya tergeli-geli dengan apa yang dilakukan oleh gubernur dan efek yang didapat orang lain.


Baiklah, bagaimana efek kupu-kupu ini terjadi di Lampung, ceritanya begini, efek kupu-kupu ini adalah menceritakan tentang suatu peristiwa di suatu tempat yang terjadi adalah hal kecil di sini kemudian bisa berdampak besar di tempat lain yang tidak ada hubungannya bisa saja pada waktu berlainan.


Jadi kisahnya adalah tentang seorang pemuda yang membuat konten tentang jalan-jalan yang rusak di provinsi Lampung.


Yang jika kita bicara tentang jalan yang rusak maka ini adalah tanggung jawab kepala dinas PUPR tapi tidak ada efek apa-apa pada kepala dinas PUPR, karena rupanya ada orang lain yang lebih menarik yaitu adalah ternyata kepala dinas Kesehatan.


Kemudian orang banyak sekali membuat konten tentang kerudung dari ibu kepala dinas.


Dan akhirnya, kemudian dia lah yang dipanggil oleh KPK bukan kepala dinas PUPR. 


Dan tidak tertutup kemungkinan juga terjadi kepada kepala LAPAS di tempat lain dan lain sebagainya termasuk topik-topik yang menjadi tengah perhatian publik misalnya saja pria berseragam atau turis asing atau masalah flexing yang dilakukan oleh tokoh agama dan lain sebagainya.


Jadi, ini ada variabel-variabel yang sangat banyak sekali, nah Laurent Mengatakan bahwa kita hidup dalam suatu peradaban baru dimana kita harus berpikir non-linier karena kurva kupu-kupu itu adalah kurva berbentuk polinomial bukan berbentuk linier tapi lingkaran itulah yang disebut sebagai butterfly effect.


Jika anda ingin mendapat penjelasan lebih jauh maka kita ajak sedikit keluar, tidak ada hubungannya bukan kalau kita lihat secara sepintas.


Misalnya adalah peristiwa bakar diri seorang pemuda bernama Muhammad Bouazizi.


Seorang pedagang kaki lima di Tunisia yang membakar dirinya 17 Desember 2010, dia sangat marah karena dia sering diperas oleh petugas, yah katakanlah seperti satpol PP di sana, kemudian dia ditampar oleh seorang manajer dan perempuan dan dianggapnya suatu penghinaan.


Dia tidak bisa terima karena sering diperas, sudah bayar, kemudian dia masih juga disita yang itu adalah pendapatan kehidupannya.


Negara tidak bisa memberikan penghasilan atau pekerjaan kepada dia.


Tapi dia kemudian diberi penghinaan. Nah peristiwa bakar diri ini kemudian meledak. Apalagi setelah dia mati pada bulan Januari 2011.


Peristiwa ini bergulir keras, orang-orang yang tidak berani melawan tiba-tiba jadi melawan. Dan akhirnya presiden Ben Ali pun jatuh, beberapa bulan kemudian.


Tapi tidak berhenti di situ, ternyata merembet sampai akhirnya peristiwanya terjadi di Asia, di Hongkong, apa hubungan peristiwa bakar diri seorang pemuda di Tunisia dengan yang terjadi di Hongkong?


Selengkapnya

Sumber: @rhenald_kasali

Comments

Popular Posts