Kekuatan Status



Pengaruh Loh

Di sebuah platform komunikasi yang memudahkan penggunanya untuk membuat status. 


Dan terhapus Otomatis setelah 24 jam. 


Dengan tujuan silaturahmi, bisnis, belajar daring dan lain sebagainya. 


Dari status di media sosial atau platform pesan daring, membawa nuansa dalam kehidupan diri masing-masing individu. 


Sebuah tampilan visual baik gambar ataupun video atau kata-kata akan membawa pengaruh terhadap orang lain sesuai dengan kondisi penerimaan individu yang melihat dan membacanya. 


Sobat, seseorang Nelson Mandela berkata, “It is never my custom to use word lightly, If 27 years in prison have done anything to us, it was to use the silence of solitude to make us understand how precious words are and how real speech is in its impact on the way people live and die”.


Langsung dan Tidak Langsung


Kata-kata dalam status di sebuah platform dalam bentuk tidak langsung. Sedangkan ada pula yang bentuknya diucapkan secara langsung. 


Baik langsung maupun tidak langsung membawa efek bagi kedua belah pihak diri sendiri baik yang mengucapkannya atau berbagi dan yang menerima. 


Apakah itu bisa membangun, atau justru menjerumuskan orang ke dalam perasaan tertekan?



Kata-Kata dan Molekul Tubuh Kita

Bagaimana Pengaruhnya? 


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Masaru Emoto, seorang ilmuwan dan peneliti dari Hado Institute Jepang, menunjukkan fakta yang benar-benar mencengangkan. Yakni: bagaimana kata-kata sangat berpengaruh terhadap kondisi seseorang atau sesuatu benda.



Setiap hari, nasi-nasi itu dibacakan kata-kata yang tertulis di masing-masing wadahnya. Apa yang terjadi kemudian sangat mengejutkan…


Pada hari ke 27, nasi pertama―yang diberi tulisan positif―menjadi tidak basi. Ia hanya berjamur, tapi jamurnya bukan yang bau, melainkan jamur ragi yang wangi. Nasi kedua, secara mengejutkan menjadi basi, menghitam dan busuk lebih cepat. Sementara nasi ketiga, nampak berkerak kehitaman alami.



Hal yang sama juga terjadi pada air. Dalam bukunya The True Power of Water, ia menunjukkan bahwa air yang selalu dibacakan kalimat-kalimat positif membentuk Kristal persegi enam yang sangat indah. 


Sementara jika kata-kata yang diucapkan adalah negatif, air tersebut kristalnya menjadi rusak dan tak beraturan. 


(Sementara menurut Dr. Emoto sendiri, Kristal air terbaik adalah air zam-zam dari Mekah, di mana bentuknya sempurna menyerupai berlian.)


Sekarang bagaimana dengan Manusia?


Bukankah 90% tubuh kita adalah air? Jadi kita bisa tebak sendiri bagaimana pengaruh kata-kata positif terhadap tubuh kita.


Kata-Kata Membentuk Kepribadian Kita

Bagaimana Pengaruhnya? 


Dalam ilmu Antropologi, ada satu cabang ilmu yang disebut “labelling theory” atau “teori menandai.” 



Contoh kita menghardik anak-anak: “Kamu kok penakut?” Harapan kita dengan mengatakan begitu, anak-anak akan sadar, dan akhirnya menjadi lebih berani. 


Jangan harap! Justru ia akan semakin percaya bahwa dirinya adalah penakut. Sehingga ia menjadi benar-benar penakut. 


Apalagi jika yang mengatakannya adalah orang yang dianggap role model. Seperti orang tua atau guru.




Kata-kata Membentuk Reputasi Kita

Bagaimana Pengaruhnya? 



Orang akan lebih mudah memahami siapa kita, dan bagaimana kualitas pelayanan kita. 


Setelah itu, akan kembali lagi pada “labeling theory” tadi. 


Bahwa orang akan melabelkan kita dengan kata yang tepat, maka semakin mudahlah kesuksesan kita rengkuh.


Kata-Kata Membentuk Kondisi Lingkungan Kita?

Bagaimana Pengaruhnya? 




Misalnya, ketika lebih cenderung menggunakan kata “saya benci segalanya,” akan terasa lebih berbeda dampaknya ketika mengatakan, “saya lebih suka yang lainnya.” 


Atau misalnya kata “kegagahan” jauh lebih powerful kesannya daripada “berusaha.” 


Daripada mengatakan, “saya baik-baik saja,” akan terasa pengaruhnya jika mengatakan, “Saya luar biasa dahsyat!”



Begitulah sebuah kata masing-masing memiliki kesan yang menciptakan gambaran dari pikiran kita. 


Dan dari sanalah status-status itu juga punya andil mempengaruhi kehidupan. 


Hidup itu pilihan, memilih kata-kata negatif, atau menyaringnya, dan memilih untuk gagah dengan kalimat-kalimat positif yang memberdayakan.

Comments

Popular Posts