Dare to Read a Loud


D
ulu, saya adalah seseorang yang tidak begitu suka berbicara di depan umum. 

Namun, suatu hari, saya terinspirasi oleh seorang teman yang bekerja sebagai relawan membaca buku kepada anak-anak di media sosial. 

Saya memutuskan untuk belajar untuk memperoleh ilmu dan mencoba hal yang sama.

Ternyata setelah dijalani, perjalanan menjadi seorang enthusiast membaca buku secara lantang untuk anak-anak ternyata tidak mudah. 

Pertama-tama, saya harus mengatasi ketidaknyamanan saya berbicara di depan orang banyak. 

Itu adalah tantangan besar yang perlu saya taklukkan.

Kemudian, saya belajar di workshop read a loud, secara online dengan pakarnya. 

Dan mulailah sejak itu mempraktekan dan berbagi ilmu workshop read a loud yang sudah saya pelajari dengan terjun langsung di teras baca yang saya gagas. 


Tentu saja, selangkah demi selangkah, berproses, seperti mempersiapkan  diri dan berlatih berbicara di depan orang banyak khusus anak-anak.

Dilanjutkan dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan usia anak-anak dan yang memiliki cerita yang menarik. 

Saya belajar bagaimana memahami audiens saya, mengidentifikasi cerita yang bisa menginspirasi mereka, dan memilih buku-buku dengan ilustrasi yang menarik.

Saya juga harus memahami bagaimana menyampaikan cerita dengan semangat dan suara yang menarik perhatian anak-anak.
 
Itu membutuhkan banyak latihan, bahkan jika awalnya saya sering kali gugup dan salah mengucapkan kata-kata.

Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai melihat dampak positif dari usaha saya. 

Anak-anak di perpustakaan mulai tertarik dengan buku-buku yang saya bawakan. 

Mereka mulai aktif bertanya, berdiskusi, mau menjawab pertanyaan yang diajukan dan bahkan membaca lebih banyak.

Saat saya melihat senyuman di wajah mereka dan mendengar cerita-cerita yang mereka bagikan setelah mendengar buku-buku yang saya bawakan. 

Itu menjadi motivasi besar bagi saya. 

Perjalanan ini mengubah saya menjadi seorang enthusiast membaca buku yang tidak hanya berbicara di depan anak-anak, tetapi juga berbagi kebahagiaan membaca dengan mereka.

Kini, saya tahu betapa pentingnya membaca dan bagaimana cerita bisa membuka pintu dunia bagi anak-anak. 

Meskipun awalnya tak mudah, perjalanan ini telah memberikan saya kepuasan yang luar biasa dan membuat saya merasa bahagia bisa mempengaruhi positif kehidupan anak-anak melalui dunia literasi.

Kendala dan tantangan dalam membawakan read a loud dan cara mengatasinya menurut ahli

Membawakan bacaan dengan lantang (read aloud) bisa memiliki sejumlah kendala dan tantangan.
 
Beberapa kendala umumnya melibatkan kecemasan, kesalahan pelafalan, dan kurangnya ekspresi. 
Berikut adalah cara mengatasinya menurut ahli:

Kecemasan:
Dr. James J. Jackson, seorang ahli komunikasi.

Cara Mengatasi: 
Lakukan latihan pernapasan dan meditasi sebelum membawakan bacaan. 

Kenali bahwa semua orang bisa merasa gugup, dan latihan akan membantu Anda merasa lebih percaya diri.

Kesalahan Pelafalan:
Prof. Susan M. Ervin-Tripp, seorang ahli psikolinguistik.

Cara Mengatasi: 
Baca teks dengan hati-hati sebelumnya dan latih pelafalan kata-kata yang sulit. 

Gunakan kamus atau aplikasi pengucapan untuk membantu.

Kurangnya Ekspresi:
Dr. Albert Mehrabian, seorang ahli dalam komunikasi nonverbal.

Cara Mengatasi: 
Latih intonasi, nada suara, dan ekspresi wajah saat membaca. Cobalah untuk memahami emosi dan konteks teks, dan sampaikan dengan sesuai.

Kelesuan dalam Bacaan:
Dr. Timothy Rasinski, seorang ahli dalam membaca lantang.

Cara Mengatasi: 
Praktikkan kecepatan dan ritme dalam membaca. 

Gunakan penekanan vokal dan hentikan untuk menciptakan nuansa dalam teks.

Kesalahan Teknis 
(misalnya, mikrofon atau audio):
Teknisi audio profesional.

Cara Mengatasi: 
Pastikan peralatan teknis seperti mikrofon, headphone, dan perangkat perekam berfungsi dengan baik sebelumnya. 

Lakukan tes audio sebelum membawakan bacaan.

Insight:
Jangan lupa bahwa praktik adalah kunci untuk menjadi lebih baik dalam membawakan bacaan dengan lantang. 

Pelajari dari pengalaman Anda dan terus tingkatkan keterampilan Anda.


Comments

Popular Posts