Bertubing Bergandengan


Alam

Perjalanan menuju Gua Pindul dengan bus, jalan berkelok-kelok. Aku terbuai mata lengket, ngantuk.

Tiba di parkiran, berjalan sedikit menuju pemukiman desa. 

Tak lama, tiba di sebuah rumah dengan gazebo. 

Sudah tersedia wedang hangat dan umbi-umbian.

Siang itu panas, Anak-anak membeli dawet. 

Ketika semua rombongan sudah berkumpul. 


Ban 

Kami menuju ke atas, cuaca panas, disarankan memakai sandal gunung, tahan air karena jika bertelanjang kaki, akan panas di telapak kaki dan membawa ban masing-masing, ban cukup besar. 

Untuk anakku, usia 8 tahun, ban dibawakan dan bisa duduk sendiri di ban bagi yang berani. 

Ketika sampai di pinggir gua, cara menaiki ban, ban diletakkan di air, badan berbalik, pantat duluan dijatuhkan ke dalam ban. 


Tubing Pindul

Suasana alam Gua Pindul begitu memesona dengan keindahan stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan. 

Kami menyusuri gua dengan ban, dan berpegangan pada kanan dan kiri ban. 

Menurut pemandu, kedalaman air di sungai dalam goa berbeda, berkisar 5-12 m dengan lebar gua 5 m. 

Gua Pindul memiliki 3 zona, yang meliputi zona terang, zona rang dan zona gelap. 

Estimasi menyusuri gua ini berkisar 45 menit. 

Cahaya remang-remang masuk melalui celah-celah batu, menciptakan atmosfer magis di dalam gua ini. 

Air sungai yang jernih mengalir dengan tenang, memantulkan bayangan indah bebatuan di dasar sungai. 

Suara gemericik air dan desiran angin melengkapi harmoni alam yang menenangkan di Gua Pindul.

Selain keunikan bentuk geologisnya, gua ini juga menjadi tempat petualangan seru dengan kegiatan cave tubing. 

Aku menyusuri sungai dalam gua menggunakan ban pelampung, merasakan sensasi petualangan yang mendebarkan. 

Ketika gelap, suhu gua menjadi dingin. 

Sejauh perjalanan, keelokan alam gua terbuka dalam setiap tikungan sungai, memberikan pengalaman tak terlupakan.

Pemandangan di dalam gua tidak hanya memikat mata, tetapi juga menyuguhkan keindahan alam yang masih alami. 

Tanaman hijau yang tumbuh di dinding gua menyebarkan bau lumut. 

Keragaman flora dan fauna gua memberikan nuansa ekosistem yang seimbang, menciptakan ekosistem mikro yang unik di dalam gua ini.

Kelelawar banyak sekali tergantung di langit menikmati kegelapan gua. 

Ketika matahari mulai menyinari bagian dalam gua melalui celah-celah batu, warna-warni stalaktit dan stalakmit menjadi semakin mencolok. 


Foto

Foto-foto indah dapat diabadikan sebagai kenang-kenangan tak terlupakan. 

Ada fotografer yang siap menjepret foto dan ada biaya cetak foto. 

Pengunjung dapat merasakan keajaiban alam yang tersembunyi di Gua Pindul sepanjang petualangan mereka di dalamnya.

Namun, penting untuk selalu menjaga kelestarian gua ini. 

Pengunjung diharapkan untuk tidak merusak formasi batu dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. 

Dengan mempertahankan keaslian gua, generasi berikutnya juga dapat menikmati keindahan alam yang luar biasa ini.

Dengan segala keunikannya, Gua Pindul tidak hanya menjadi destinasi petualangan, tetapi juga menjadi saksi bisu keajaiban alam yang patut dijaga. 

Melalui keragaman bentuk batu dan keindahan alamnya, Gua Pindul mengajak kita untuk lebih menghargai keajaiban alam dan menjaga kelestariannya.


Obyek Wisata

Dilansir dari laman www.medium.com, pada tahun 2010 akhir Gua pindul mulai dibuka sebagai objek wisata oleh pokdarwis dari warga sekitar. 

Awalnya adalah sebuah ide dari seorang mahasiswa di salah universitas negeri di Yogyakarta (UGM). Yang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di dusun Gelaran ini meneliti bebatuan dan kedalaman air di dalam Gua Pindul.

Setelah masuk dan melihat keindahan di dalam Gua, beberapa orang dari mereka mempunyai gagasan yang cukup mengagumkan mempunyai pemikiran yang menakjubkan bahwa Gua Pindul ini layak untuk dijadikan obyek wisata.

Gua Pindul yang dulu hanya warga sekitar saja yang berani masuk karena keterbatasan alat dan penerangan, mungkin juga karena kebanyakan dari mereka juga menganggap gua ini sebagai goa yang masih sakral.

Meskipun sampai sekarang Gua ini masih dianggap sakral oleh warga sekitar.


Mandi

Setelah berpetualang, saatnya mandi, kamar mandi ada yang gratis yang disediakan dari tempat persewaan. Tapi sedikit. 

Aku mendapat yang berbayar, lebih cepat. Aku tidak antri. 

Kemudian makan siang dan sholat. Dilanjutkan perjalanan menuju Tebing Breksi

Comments

Popular Posts