Breksi with Family


Setelah perjalanan seru menyusuri Gua Pindul dengan bertubing ria. Perjalanan berlanjut menuju petualangan  berikutnya. 

Breksi

Di sebuah siang yang cerah, kami menjelajahi keindahan alam Tebing Breksi yang terkenal. 

Tebing Breksi terletak di daerah Prambanan, Yogyakarta, Indonesia.

Tebing breksi di Yogyakarta terbentuk dari endapan batuan breksi yang berasal dari letusan Gunung Merapi. 

Batuan ini kemudian diolah menjadi objek wisata dengan keindahan alamnya.

Suasana di sekitar Tebing Breksi sangat indah dengan pemandangan batuan kapur yang unik dan hijauan alam yang menenangkan.

Tebing Breksi di Yogyakarta merupakan bekas penambangan batu kapur. 

Tebing ini terbentuk secara alami akibat aktivitas penambangan yang dilakukan sejak bertahun-tahun. 

Seiring waktu, keindahan tebing ini ditemukan dan dijadikan destinasi wisata sekitar tahun 2016.

Sesampainya di Tebing Breksi, pemandangan yang menakjubkan menyambut mata. 

Tebing Breksi terlihat begitu luas dan indah.

Formasi batuan yang unik dan warna-warni menciptakan lanskap yang memukau. 

Jeep

Kami menuju parkiran Jeep, tak jauh dari parkiran bis.

Dengan semangat petualangan, bersiap naik Jeep sebagai sarana transportasi. 

Tebing Breksi terlihat megah, tidak sabar menjelajahi track setiap jalanan di seputar tebing. 

Sebelum menaiki Jeep, kami berfoto bersama rombongan.


Dan juga dengan kamera di tangan, aku siap mengabadikan momen indah dalam setiap jelajah.

Jeep yang tangguh dan driver berpengalaman akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Kami memilih Jeep berwarna putih. Jeep melaju dengan penuh semangat melintasi jalan berliku yang membawa kami menuju Tebing Breksi. 

Udara segar dan aroma alam yang khas semakin membangkitkan antusiasme. 

Aku duduk di belakang Jeep, bersama dia anak besarku, merasakan getaran mesin dan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah.

Jangan lupa kacamata, untuk menjaga dari debu.

Sensasi tambah dahsyat ketika dinikmati sambil berdiri, bagaikan Superman beraksi siap terbang. Loncat, mengikuti alur lompatan Jeep.

Hati-hati badan terbentur besi Jeep. Pinggang kananku sudah merasakan, dan hasilnya oleh-oleh memar menghitam setelah terbentur. Tapi, setelah beberapa lama, memar itu akan menghilang dengan sendirinya.

Jeep membawa kami mengunjungi dari satu tempat ke tempat wisata di seputaran Tebing Breksi.

Candi Banyunibo

Pemberhentian pertama adalah sebuah situs bersejarah. Candi Jeep berhenti di area parkir. Dan kami berjalan sedikit menuju komplek candi yang tak jauh dari lokasi parkir.

Candi yang bernama Candi Banyunibo, candi yang terletak di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wilayah Candi Banyunibo ini memang banyak ditemukan candi-candi lainnya. Bahkan lokasi Candi Banyunibo tidak jauh dari kompleks Candi Ratu Boko, Candi Ijo, dan Candi Barong.

Bila dilihat dari nama kecamatannya, Candi Banyunibo masih satu kecamatan dengan Candi Prambanan.

Nama Candi Banyunibo berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa. Kata tersebut adalah “banyu” yang berarti air dan “nibo” yang berarti menetes.

Oleh sebab itu, Banyunibo bermakna air yang jatuh atau menetes. Walaupun demikian, tidak ada tetesan atau sumber air di sekitar candi ini.

Candi Banyunibo adalah candi tunggal dengan ukuran 15,3 x 14,25 meter dan tinggi 14,25 meter. Atap candi sendiri memiliki tinggi sekitar 2,75 meter.

Candi Banyunibo mempunyai ruangan di dalamnya sehingga bisa dimasuki oleh pengunjung.

Untuk masuk ke dalam ruangan tersebut hanya diperbolehkan maksimal 5 orang pengunjung dengan durasi 15 menit.

Akan tetapi kami tidak masuk, dan hanya berfoto di luar.

Meskipun masih satu kecamatan dengan Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, dilansir dari situs Kebudayaan Kemendikbud nyatanya candi ini bercorak Buddha.

Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan dibangun pada sekitar abad ke-9.

Corak Buddha pada candi in dibuktikan oleh keberadaan stupa diatas candi dengan tinggi 3,5 meter.

Candi Buddha seperti Banyunibo pun memiliki fungsi yang berbeda dengan candi Hindu.

Bila candi Hindu biasanya digunakan sebagai makam, maka candi Buddha biasanya digunakan sebagai tempat ibadah.

Selain stupa, candi ini dilengkapi ornamen yang beragam. Hampir di semua bagian Candi Banyunibo memiliki hiasan dan relief.

Dinding kaki candi ini pun memiliki beberapa bidang yang mana hiasan tumbuh-tumbuhan dipahat di atasnya. Hiasan-hiasan inilah yang membuat Candi Banyunibo terlihat indah.

Seakan tak cukup dengan hiasan, Candi Banyunibo yang menghadap ke barat ini juga memiliki 6 candi pendamping atau biasa disebut candi perwara.

Candi-candi perwara mengelilingi candi utama tepatnya di sisi selatan dan timur. Candi-candi perwara ini memiliki bentuk seperti stupa Buddha dengan ukuran pondasi 4,8 x 4,8 meter.

Lalu, di sebelah utara candi ada sebuah tembok yang melintang dari barat ke timur dengan panjang 65 meter.

Lokasi Candi Banyunibo sendiri juga masih terlihat asri, karena di sekitar jalanan candi masih ditutupi rerumputan yang terlihat hijau, segar, dan rapi sehingga sangat nyaman untuk dijelajahi.

Selain itu, Candi Banyunibo juga dikelilingi ladang tebu dan persawahan yang akan memanjakan mata Anda.

Namun mungkin pengunjung memerlukan penutup kepala seperti topi dan payung untuk melindungi kepala dari sinar terik matahari ketika berkunjung ke sini.

Jeep yang menjadi saksi bisu petualangan ini terparkir dengan gagah di latar belakang.

Jeep tetap setia menunggu di parkiran, siap membawa kami ke tempat berikutnya setelah petualangan di puncak.  

Aku duduk sejenak, menyerap keindahan alam sekitar, dan merenungkan betapa kecilnya manusia di hadapan keagungan alam ini.

Setelah menikmati candi, kembali ke Jeep adalah petualangan sendiri. 

Melalui jalur-jalur yang menantang, Jeep mengantarkan kami dengan penuh keahlian. 

Aku merasakan adrenalin ketika melintasi medan berbatu dan menikung tajam, sementara Jeep tetap kokoh dan stabil.

Selo Langit

Perjalanan berlanjut ke Selo Langit, spot foto pemandangan dengan langit dan tebing juga alam yang indah.

Jeep melalui track bebatuan dan jalanan berkelok-kelok, dihiasi pemandangan indah di sisi kanan dan kiri jalan.

Kopi Breksi

Tiba di pemberhentian akhir, makan sore menjelang malam, menikmati sunset, dan ngopi.



Sholat Maghrib sekalian Isya', sebelum pulang menuju perjalanan pulang ke rumah.

Suasana sunset yang indah, malam hari mulai diterangi lampu-lampu indah dan bulan yang bersinar terang dan cahaya yang cantik, udara semilir angin, cuaca yang cerah menemani kami menikmati malam.

Petualangan hari itu di Tebing Breksi naik Jeep tak hanya memberikan pengalaman visual, tetapi juga sensasi petualangan yang sejati. 

Kembali ke area parkir, aku merasa puas dan bersyukur naik Jeep sebagai kendaraan untuk menjelajahi keindahan alam yang menakjubkan ini.

Jeep, dengan segala daya tahannya, telah menjadi mitra setia selama petualangan ini. 

Pengalaman naik Jeep di Tebing Breksi tidak hanya meninggalkan kenangan indah, tetapi juga mengukir cerita petualangan yang akan kuhargai sepanjang hidup.

Comments

Popular Posts