Makan



Budi dan Siti

Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, tinggal seorang suami yang bekerja sebagai tukang bangunan dan istrinya yang bekerja sebagai tukang cuci di salah satu rumah terkaya di desa itu. 

Suami, bernama Budi, adalah seorang yang tekun dan penuh semangat dalam pekerjaannya, sementara istrinya, bernama Siti, adalah seorang yang ramah dan penuh perhatian kepada orang lain.

Mewah

Suatu hari, ketika mereka sedang duduk bersama di meja makan malam, Siti memulai percakapan, "Budi, apakah kamu pernah berpikir tentang bagaimana rasanya makan di restoran mewah?"

Budi menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Tidak pernah, Sayang. Kita sudah cukup bahagia dengan apa yang kita miliki."

Namun, Siti tetap penasaran, "Tapi bayangkan jika kita bisa makan disana tanpa harus membayar. Bagaimana rasanya?"

Budi tertawa, "Mungkin akan terasa seperti impian yang menjadi kenyataan. Tapi itu hanya mimpi, Sayang."

Namun, Siti tidak menyerah begitu saja, "Tapi, bagaimana jika ada kesempatan untuk mendapatkan makan gratis di sana? Apakah kamu akan memanfaatkannya?"

Budi berpikir sejenak sebelum menjawab, "Tentu saja, jika memang ada kesempatan seperti itu, mengapa tidak? Tapi sepertinya itu hanya dalam cerita 10001 malam."

Percakapan mereka terputus ketika Budi harus pergi untuk menyelesaikan pekerjaan bangunan yang sedang dia kerjakan. 

Namun, ketika sedang bekerja, pikirannya masih melayang pada percakapan mereka tadi. 

Dia merasa bangga memiliki istri yang penuh semangat dan selalu berpikir positif juga unik serta lucu, mewarnai hari-hari dirinya. 

Percakapan

Beberapa hari kemudian, ketika sedang membersihkan kolam di rumah keluarga kaya tempatnya bekerja, Siti mendengar percakapan antara tuan rumah dengan tamu mereka. 

Mereka berbicara tentang sebuah acara amal yang akan diadakan di restoran mewah terkenal di kota itu. 

Salah satu tamu mengatakan bahwa restoran tersebut akan memberikan makan gratis kepada beberapa orang yang beruntung sebagai bagian dari acara tersebut.

Siti merasa seperti mendapat kilat cahaya. Inilah kesempatan yang dia tunggu-tunggu! 

Tanpa ragu, dia langsung bergegas pulang setelah selesai bekerja dan menceritakan semua hal kepada Budi.

Budi awalnya tidak bisa mempercayainya. "Apakah kamu serius, Sayang? Makan gratis di restoran mewah? Itu terdengar terlalu baik untuk menjadi kenyataan."

Setuju

Tapi Siti bersikeras, "Aku serius, Budi! Kita harus mencoba!"

Budi pun akhirnya setuju untuk mencoba peruntungan mereka. 

Mereka mulai membuat rencana untuk bagaimana cara mendapatkan undangan untuk acara tersebut. 

Siti bahkan menghubungi beberapa temannya yang bekerja di rumah tersebut untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Setelah beberapa hari pencarian, akhirnya mereka mendapatkan kabar baik. 

Salah satu teman Siti berhasil mendapatkan undangan untuk acara amal tersebut dan bersedia memberikannya kepada mereka. 

Budi dan Siti sangat bersyukur atas kesempatan ini.

Hari itu Tiba

Hari acara tiba, dan Budi dan Siti memasuki restoran dengan hati yang berdebar-debar. 

Mereka merasa seperti sedang berada di dunia yang berbeda, dengan hiasan-hiasan mewah dan suasana yang begitu elegan.

Ketika mereka duduk di meja mereka, mereka tidak bisa menahan rasa bahagia dan syukur. 

Mereka melihat sekitar dan menyadari betapa beruntungnya mereka bisa berada di sana.

Saat hidangan utama disajikan, seorang pelayan mendekati meja mereka dan memberi tahu bahwa hidangan tersebut adalah pilihan gratis bagi mereka, sebagai bagian dari acara amal tersebut. 

Mimpi Jadi Kenyataan

Budi dan Siti hampir tidak percaya. 

Ini benar-benar terjadi! Mereka tidak bisa mengucapkan terima kasih yang cukup kepada tuan rumah dan semua orang yang telah membuat mimpi mereka menjadi kenyataan.

Saat mereka menikmati hidangan mereka, Budi dan Siti merasa seperti sedang melayang di awan “Kington”. 

Mereka merasa begitu bersyukur atas kesempatan ini dan berjanji untuk tidak pernah melupakan betapa beruntungnya mereka.

Ketika malam itu berakhir, mereka pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan dan kenangan yang tak terlupakan. 

Pengalaman ini tidak hanya memberi mereka makanan lezat, tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya tetap berharap dan percaya pada mimpi-mimpi mereka. 

Dari hari itu, Budi dan Siti berjanji untuk selalu mempertahankan semangat dan optimisme mereka, karena siapa tahu apa yang mungkin terjadi di masa depan.



Comments

Popular Posts