Harmoni



Rumah Nenek

Hari Raya telah tiba, dan suasana di rumah keluarga Abdullah dipenuhi dengan kegembiraan. 

Sudah menjadi tradisi bagi keluarga ini untuk berkumpul bersama di rumah nenek mereka setiap Hari Raya. 

Pertentangan

Namun, tahun ini, suasana yang biasanya penuh dengan tawa dan keceriaan terganggu oleh pertentangan antara kakak dan adik, Amirah dan Arief.

Amirah, kakak yang lebih tua, adalah tipe yang perfeksionis. Dia selalu ingin segala sesuatu berjalan sesuai rencana, terutama saat menyambut tamu di rumah nenek mereka. 

Namun, Arief, adik yang lebih muda, adalah tipe yang lebih santai. Dia suka bercanda dan tidak terlalu memikirkan detail-detail kecil seperti yang dipedulikan Amirah.

Keadaan Rumah

Pagi itu, Amirah bangun dengan rasa cemas. Dia melihat keadaan rumah yang berantakan akibat persiapan untuk Hari Raya yang masih belum selesai. 

Dia merasa kecapekan dan frustasi melihat rumah yang bising dan kacau, dengan Arief dan sepupu-sepupunya yang berlarian di sekitar rumah. 

Amirah mencoba menyampaikan kekhawatirannya kepada ibu mereka, tetapi ibu hanya tersenyum lembut dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Sementara itu, Arief merasa senang menyambut Hari Raya. Dia tertawa riang bersama sepupu-sepupunya dan membantu ibu mereka menyiapkan hidangan lezat untuk tamu-tamu yang akan datang. 

Namun, dia merasa sedikit kecewa dengan sikap kakaknya yang selalu menegur dan mengkritik setiap langkah yang dia lakukan.

Puncak

Pertentangan antara Amirah dan Arief mencapai puncaknya ketika mereka berdua bertengkar tentang cara membersihkan rumah. 

Amirah ingin semuanya rapi dan tertata dengan sempurna, sementara Arief lebih memilih untuk fokus pada kegembiraan dan kebersamaan keluarga. 

Mereka berdebat dengan keras, tanpa memperhatikan perasaan satu sama lain.

Nenek

Namun, di tengah pertengkaran mereka, nenek mereka datang dengan tenang. 

Dengan bijak, nenek mengumpulkan mereka berdua dan meminta mereka untuk duduk bersama. 

Dia bercerita tentang makna sejati dari Hari Raya, yang lebih dari sekadar kebersihan rumah atau persiapan makanan. 

Hari Raya adalah tentang kasih sayang, pengampunan, dan kebersamaan.

Mendengarkan kata-kata bijak nenek, Amirah dan Arief merasa malu atas perilaku mereka. 

Janji

Mereka saling memaafkan dan berjanji untuk bekerja sama untuk menjadikan Hari Raya ini lebih berarti. 

Bersama-sama, mereka membersihkan rumah dengan gembira, tertawa, dan berbagi cerita tentang kenangan masa kecil mereka.

Ketika tamu-tamu mulai datang, suasana di rumah keluarga Abdullah menjadi hangat dan penuh dengan canda tawa. 

Amirah dan Arief bekerja sama dengan harmonis, saling mendukung satu sama lain dalam menyambut tamu-tamu. 

Mereka menyadari bahwa persatuan dan kerjasama adalah kunci untuk menciptakan kenangan yang indah bersama-sama.

Syukur

Saat malam tiba, keluarga Abdullah berkumpul di sekitar meja makan untuk menikmati hidangan lezat yang telah disiapkan dengan cinta. 

Mereka mengucap syukur atas berkah yang diberikan kepada mereka dan berbagi cerita tentang kegembiraan dan kesulitan yang mereka alami sepanjang tahun.

Di tengah keramaian dan kebersamaan itu, Amirah dan Arief saling berpandangan dengan senyum bahagia di wajah mereka. 

Mereka menyadari bahwa meskipun mereka mungkin memiliki perbedaan pendapat dan perselisihan di masa lalu, namun cinta dan kasih sayang keluarga akan selalu mengalahkan segalanya.

Seiring malam berakhir, keluarga Abdullah bersiap untuk tidur dengan hati yang penuh sukacita. 

Rangkul

Mereka merangkul satu sama lain dalam kehangatan keluarga, mengetahui bahwa pertentangan hari ini telah menghasilkan kedekatan yang lebih dalam di antara mereka. 

Hari Raya tahun ini tidak hanya meninggalkan kenangan yang indah, tetapi juga mengajarkan mereka pentingnya saling pengertian, pengampunan, dan kasih sayang di antara anggota keluarga.


Comments

Popular Posts